Prolog

11 4 0
                                    


Ctaarr!!!!

Suara guntur, petir, dan derasnya hujan menyatu, membuat langit yang cerah berubah menkadi gelap dan dingin.

  "ah.. Trus kita kapan pulangnya!?" kesal anak laki laki yang memakai baju oblong merah.

Hari ini hujan deras, tadinya mereka sedang asik bermain ditaman dan tiba tiba saja datang hujan yang sangat deras pas disore hari,

Anak laki laki yang memakai kaus hitam hanya tiduran disebuah saung taman, menunggu redanya hujan, "tidur aja lah.."

Ketiga temannya ikut tertidur, menunggu hujan reda. Memejamkan mata, merasakan dinginnya udara saat hujan deras datang.

Tik,

Hangat. Anak itu membuka matanya perlahan, melirik kearah sekitar, teman temannya yang sedang menatap tak percaya kain yang dipakaikan mereka tiba tiba.

"kain dari mana nih!?" tanya seorang temannya,

Salah satu dari temannya melirik lirik sekitar, sepi, hanya ada jalan yang banjir.

"hei!"

"WAAAA!!!"

Mereka terkejut atas kedatangannya tiba tiba seorang anak gadis seumurannya. Mereka semua sekitar usia 7 tahun.

"siapa kamu? Datang dari mana?"

Gadis itu mengkerutkan dahi lalu menemlelkan beberapa jarinya didagu, "iya iya.. Tadi aku abis dari mana trus kemana? Truss.. Alu lewat mana?!"paniknya sendiri.

"pft!" mereka melihat ekspresi gadis itu lucu, menggemaskan.

Anak laki laki yang memakai baku biru menghampiri gadis itu, "ini kain dari kamu bukan?" tanyanya.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum, membuat keempat pria yang melihatnya terpana.

"hei, hujan.. Neduh disini!" ajaknya.

Gadis itu mengangguk lalu masuk kedalam saung bambu itu, menyandar punggungnya pada anyaman dinding bambu,

Keempat pria itu menidurkan dirinya sambil memakai kain yang gadis itu berikan. Gadis itu mulai mengalunkan nada indah, membuat telinga keempat anak laki laki itu merasa hangat dan nyaman.

Nanana~~

Nanana~~

Nananana~~ nana~~

Hangat, suara deras hujan berubah menjadi alunan nada yang indah.

Setelahnya tidak ada suara lagi, mereka membuka matanya melirik keadaan sekitar,

"mana dia?!" tanya temannya panik, Gadis itu menghilang tanpa gerakan apapun, tidak merasakan dan mendengarkan langkanya. Bahkan teman yang sedang dielus rambutnya merasakan sentuhannya memudar secara tiba tiba.

Ia memegang kain biru yang ia gunakan, melihat tulisan yang bertulis, Lluvia.

"namanya Lluvia!" ucap keempat pria itu rempak.

"kita cari perempuan itu!" ujar Temannya penuh dengan tekad dan dibalas anggukan serius pada temannya.

"hei kalian!!! Orang tua kalian nyatirin astaga!!" panggil Ridwan selaku pak RT perumahan mereka sambil mengelus dada panik,

Rasanya sungguh aneh, hujan telah berhenti, langit berubah menjadi senja, indah. Mereka teepukau sampai sampai Pak RT yang menuggu penggerakan mereka bertiga yang tidak beranjak dari saung langsung menghampirinya dan menjewernya.

"aw!"
"i-iya pak!!"
"saya ditelponin orang tua kalian!!"
"tadi ada anak kecil sendirian pak! Aduh"
"jangan jadi alasan kalian ya!"
"yah.. Pak!! Sakit hhuhuu"

 Pak!! Sakit hhuhuu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▫️◽️▫️


Voteee, himana prolognya???

Vote ya.. Plis.. Thanks

LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang