Aku Pangeran ke-9
25/05/20
02:14 pm
~••~Setelah malam festival lentera, Yin Wei dan Yan Cheng sering bertemu di halaman belakang kediaman pelayan. Mereka selalu bertemu saat malam hari dengan alasan Yan Cheng hanya memiliki waktu luang pada malam hari.
Di bawah pohon sakura, keduanya mengobrol sambil menikmati teh dan bermain go (permainan mengelilingi wilayah dari cina).
"Haiya.... Aku kalah lagi." Yin Wei menepuk kepalanya.
Yan Cheng tersenyum jahat.
"Sekarang kemarikan kepalamu." Yan Cheng tak sabar menjitak dahi Yin Wei sebagai hukuman atas kekalahannya.
Yin Wei cemberut. Dia memang tidak beruntung malam ini. Bagaimana bisa dia mendapat jitakan berkali-kali. Ini tidak adil.
"Pletak."
"Au...." Yin mengelus dahinya. Sakit. "Wei! Bisakan kau lebih pelan?"
"Itu sudah pelan. Kau saja yang lemah."
"Ni...." Yin Wei cemberut. Sudah mendapat sakit, dikatai lemah pula. Dia harus membalas dendam. Dia akan mengalahkannya.
"Ayo kita main lagi. Aku akan mengalahkanmu." Yin Wei percaya diri.
"Kau tidak kapok-kapok rupanya. Bukankah kau sudah berkali-kali kalah dariku? Sudahlah.... Akui saja kekalahanmu."
"Tidak ada salahnya mencoba, kan?"
"Itu benar. Tapi kau sudah mencobanya berkali-kali."
"Aku tidak peduli. Meski harus sampai seratus kali, aku akan tetap mencobanya demi bisa mengalahkanmu."
"Baiklah.... Aku tidak akan berbaik hati kali ini."
"Aku tidak menyuruhmu."
Mereka memulai permainan lagi. Terhitung ini sudah keempat kalinya. Tiga kali Yin Wei kalah dan kali ini, dia berharap bisa mengalahkan Yan Cheng.
Yin Wei mulai berkonsentrasi. Dia sudah tiga kali kalah. Dia harus mendapatkan pelajaran dari itu. Jadi dia harus menang.
Melihat Yin Wei lebih berkonsentrasi dari sebelumnya, Yan Cheng tak terlalu memerhatikan batu hitam miliknya. Dia lebih fokus melihat wajah Yin Wei. Dari sekian banyak gadis yang ia temui, hanya Yin Wei yang tak pernah mau menyerah bermain go bersamanya meski kalah berkali-kali. Yin Wei memang jenis gadis unik yang pernah ia temui.
....
Hampir satu jam berlalu. Yin Wei dan Yan Cheng sama-sama kuat. Keduanya tidak mau mengalah. Hingga akhirnya Yan Cheng membuat kesalahan. Dia meletakkan batu di tempat yang salah. Tapi dia sama sekali tidak menyadarinya. Yin Wei dengan cepat mengambil kesempatan itu.
"Hore! Aku menang. Aku menang. Akhirnya aku menang." Yin Wei bersorak. Dia meneguk tehnya kemudian berjoget-joget atas keberhasilannya.
Yan Cheng terkejut. Bagaimana bisa dia kalah? Bukankah selama tiga kali ia menang terus? Kenapa sekarang dia kalah?
Yan Cheng tak habis pikir. Bagaimana bisa dia yang terkenal jago bermain go, bisa dikalahkan oleh lawannya yang sudah kalah tiga kali darinya. Apa ini yang namanya keberhasilan tekad? Yin Wei memiliki tekad yang kuat untuk mengalahkannya. Mungkin karena itu dia bisa dikalahkan.
Melihat Yin Wei yang masih berjoget, Yan Cheng menarik sudut bibirnya. Gadis cantik itu menari-nari di bawah rembulan. Suatu pemandangan yang membawa perasaan tersendiri baginya.
"Sekarang aku akan menghukummu." Yin Wei mendekati Yan Cheng. Dia kemudian dengan ganas menjitak kepala Yan Cheng.
Bergeming. Yan Cheng malah menatap Yin Wei. Dia tak merasakan sakit. Rasa itu digantikan oleh rasa bahagia melihat senyum kemenangan Yin Wei. Dia bahagia melihat Yin Wei bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)
Short StoryDia sosok yang menakutkan di kerajaan Jin. Semua takut menatap matanya. Tapi seorang gadis tak berpengaruh sama sekali. Dia begitu santai ketika berbicara dengan Pangeran Ke-9 dan berani membalas tatapan matanya Warning! Cerita ini alurnya berbelit...