"Kita gak akan pernah bisa jalanin ini semua Aksa! Kita tidak ditakdirkan Bersama!" Aksa menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya.
"Aku tidak peduli, apapun itu. You're mine, and always be mine" kini air mata telah terkuras habis berjatuhan bersama hujan yang menerjang tubuhnya.
Tin.. tin...
Klakson mobil itu mengagetkan kedua insan dalam rintihan hujan.
Aksa menggeleng kepalanya, matanya menatap pria dhadapannya seolah memohon, ia memegang tangan pria itu seolah tak mau kehilangan.
"Jalani hidupmu sebagaimana mestinya tanpa aku, biarkan semua yang terjadi diantara kita hilang bersama masa lalu. Temuilah seseorang diluar sana, kamu akan bahagia Aksa" pria itu melepaskan tangannya dari genggaman Aksa berjalan melewatinya.
Aksa menarik pria itu kembali ke dekapannya, dengan secepat kilat membawa bibir pria itu menyatu dengan bibirnya. Kini diri mereka menyatu di balut amarah yang memuncak
"Bangsat! Aku tidak mencintaimu!" satu dorongan dan pukulan mengenai wajah Aksa membuatnya tersungkur. Pria itu kemudian berlari meninggalkan Aksa dan masuk ke mobil hitam. meninggalkan Aksa bersama seluruh rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What about Us?
Teen Fiction"We're not gonna make it" - Aksa "What about us if we keep hearing people talking shit about us? What about us if we still trying make a distance because society? What about us if we always pretending nothing happened between us? What about my feeli...