9 : His Friend

20 2 0
                                    

Tara kini berada didepan rumah, yang kata Nega rumah temannya.

Flashback on

"Abis ini lo ada acara lagi gak, Tar?" tanya Nega. Tara menggelengkan kepalanya. "Mau ikut gue?" tanya Nega.

"Kemana?"

"Rumah temen gue."

Tara terlihat berfikir, "Temen-temen lo serem gak?"

Nega terkekeh, "Gue nyeremin gak?"

"Nyeremin," jawab Tara membuat muka Nega berubah menjadi datar.

"Kalo gue nyeremin ngapain mau jalan ama gue?" tanya Nega. Tara terlihat berfikir.

"Biar antimainstream," jawab Tara membuat Nega gemas dan kembali mengacak-acak rambut Tara. "Ga, jangan diacak-acak, ini udah susah susah gue rapihin."

"Makanya jangan ngegemesin!"

Tara dalam hati tersenyum. Tapi pura-pura aja sebel.

"Ikut gue ya ketemu temen-temen gue?"

Tara terlihat berfikir lalu mengangguk. Membuat Nega lagi-lagi mengacak-acak rambut Tara.

"NEGA!"

Flashback off

Dan akhirnya berakhir Tara dirumah ini. Sebenarnya sih Tara malu ketemu temen-temennya Nega. Soalnya temen-temennya Nega itu gak cuma berasal dari satu sekolah, tapi dari banyak sekolah. Meskipun katanya ganteng ganteng, tapi yang Tara denger dari Lusi sih mereka nakal. Tara gak percaya sih, soalnya dia udah liat gimana Nega. Bukannya nakal malah gemesin gitu.

"Ayo, Tar," ajak Nega. Tara mengangguk lalu mengikuti Nega memasuki rumag itu.

Rumahnya sih lumayan besar. Terus adanya ditengah-tengah komplek gitu. Yakin sih ini rumah orang baik-baik. Kalo jahat, tinggal teriak aja.

"Wih, Nega," sapa salah satu cowok yang tengah duduk di sofa.

Kalo diitung, ada 9 orang yang lagi duduk di sofa. Terus begitu Nega dateng langsung pada ngeliat kearah Nega. Tara daritadi cuma berdiri dibelakang Nega. Emang sih geng mereka emang ada 10 orang yang nonjol. Satunya Nega, sementara yang sembilan adalah yang lagi ada didepan Nega.

"Siapa, Ga?" tanya salah satunya lagi. Nega menengok kearah Tara. Lalu, menarik Tara agar sejajar dengannya.

"Ini, Tara," ucap Nega. Tara tersenyum lalu menatap kesembilan cowok itu.

"Wih, Nega bawa pacar? Lo kapan, Bim?" Tara tersenyum saat mereka saling meledek satu sama lain. Lebih tepat sih senyum miris, masa mereka bilang Tara ama Nega pacaran. Padahal kan cuma temen.

"Tara adiknya Sera?" Tara langsung menengok kearah cowok yang tiba-tiba celetukin nama kakaknya. Baru kali ini Tara nyadar kalo kakaknya itu emang hits.

Tara mengangguk, "Kok bisa kenal kakak gue?"

"Pernah di tolak kakak lo tuh," celetuk salah satunya lagi. Tara tersenyum geli. Pantesan sampe sekarang masih jomblo, orang jual mahal gitu.

"Keterlaluan lo, kasih si Tara duduk!" Ucapan Nega membuat mereka semua menggeser tubuhnya lalu menyisakan ruang untuk Tara ditengah sofa.

"Duduk, Tar," ucap Nega. Tara sebenernya malu sih. Cuma ya masa dia mau berdiri terus disitu. Jadi lebih baik dia duduk. Nega juga duduk disebelahnya.

"Kenalin, Tar, gue Bimo," ucap cowok yang ada di sebelah Tara. Tara mengangguk lalu membalas juluran tangan Bimo.

"Gue Rizal."

CigaretteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang