Jatuh Cinta

592 91 29
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua suami istri Bae adalah petani di batas desa kaki bukit Gunung Gaya, Daegu. Tiga petak lahan pertanian yang tak seberapa luas itu adalah sumber pencaharian keluarganya. Meski sang suami terlahir cacat dengan kaki pincangnya. Sang istri sangat setia kepadanya. Mereka adalah pekerja keras. Sifat ulet itu membuat sang istri sudah empat kali keguguran karena lelah. Hingga lahirlah anak yang kelima, seorang perempuan jelita dengan binar mata bak embun di pucuk daun padi yang mulai menguning.  Mereka memberinya nama Joo Hyun. Sebab kelahirannya membuat pasangan suami istri itu berlinang air mata oleh segala rasa syukur kepada langit.


Joo Hyun beruntung lahir di keluarga yang begitu menyayanginya meski ia terlahir sebagai perempuan. Kedua orang tua dan sang nenek melimpahinya cinta yang kadang dipandang berlebihan oleh tetangganya. Masa itu masih adanya spekulasi bahwa anak perempuan tidaklah seberharga anak laki-laki. Tak arang para istri di kampung mereka terus mencoba untuk hamil, hanya untuk mendapatkan keturunan laki-laki. Namun keluarga kecil Bae sangat merasa sempurna dengan kehadiran Joo Hyun. Sehingga mereka pun tak ada rencana untuk menambah keturunan lagi.


Joo Hyun tumbuh menjadi remaja yang elok. Kulitnya putih bersih. Rambutnya hitam legam berkepang dua. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun langsing dan lincah. Ia pintar merawat diri, dan tidak pernah lupa memakai minyak wangi yang dibuatnya sendiri dari sari bunga liar yang tumbuh di hutan. Joo Hyun selalu bersenandung ketika berdandan sebelum berangkat ke sekolah. Membuat Tae Hyung tanpa sengaja mendengar suara indah gadis itu kala melewati jalan setapak menuju sawah. Sekali, dua kali, Tae Hyung nampak tidak peduli. Namun lama-kelamaan ia sangat penasaran akan rupa bidadari yang hanya bisa didengar suaranya.


Tae Hyung yang masih berumur tiga belas tahun saat itu pun membulatkan tekad. Tubuh kurusnya bersembunyi dibalik semak kala matanya hendak mengintip sosok diantara celah jendela yang sedikit terbuka. Terkejut ia mendapati seorang gadis jelita tengah mengenakan seragam sekolahnya. Ia segera membalik tubuh. Merasa apa yang dilihatnya tidak patut. Namun indra pemuda itu sudah terlanjur menangkap gambaran dari pundak dan leher jenjang sang gadis yang tak tertutup kain. Tae Hyung belum pernah melihat kulit perempuan seindah itu seumur hidupnya. Jantung Tae Hyung pun berdebar tak karuan. Ia berlari pulang ke rumah dengan wajah yang memerah. Tae Hyung menghampiri ayahnya di ladang dan memohon agar dapat melanjutkan sekolah lagi. Sebab ia ingin sekali bertemu dengan perempuan itu dengan sepantasnya. Tapi tak pernah ia bercerita kepada sang ayah perihal alasannya ingin kembali bersekolah.


Ayah Tae Hyung adalah juragan saudagar tani disana. Lahannya luas hingga menjulur ke bawah bukit dan banyak petani sewa yang bekerja untuknya. Sang ayah bukannya tidak memperbolehkan sekolah, hanya saja Tae Hyung memang tidak mau pergi sekolah. Ia pun tak ingin memaksa anak semata wayangnya untuk bersekolah tinggi. Baginya, selama Tae Hyung bisa membaca menulis dan berhitung, itu sudah cukup. Sekolah tak selamanya penting. Apa yang ia miliki saat ini sudah mampu untuk menghidupi anak dan cucunya kelak. 

Love in SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang