Six (6)

1.6K 237 54
                                    

Sedikiiiiiiiiiit PG-15 on this chapter, alright.

𖧵𖧵𖧵

Ternyata keputusan Soobin untuk pindah apartemen sudah bulat. Soobin memberitahu Yeonjun semalam bukan untuk meminta izin; Yeonjun setuju atau tidak, Soobin akan tetap pada keputusannya. Ia bahkan sudah menyisihkan tabungannya untuk membayar sewa tiga bulan pertama apartemen yang dia pilih. Membuat Yeonjun tidak bisa berkata apapun lagi.


"Gak akan banyak yang berubah kok Kak. Kita masih bisa main bareng. Aku juga sesekali akan kesini ngunjungi Kakak. Jangan berlagak kayak aku akan pergi jauh gitu dong, Kakak berlebihan."


Soobin tidak mengerti bahwa bukan hanya jarak yang Yeonjun khawatirkan. Bukan hanya tentang tinggal di tempat yang berbeda saja yang membuat Yeonjun gelisah. Tapi pemikiran bahwa Soobin memilih pergi yang membuatnya tidak tenang. Pemikiran bahwa cepat atau lambat ia akan kehilangan Soobin dari sisinya, bahwa cepat atau lambat posisinya di kehidupan Soobin akan tergantikan.

Yeonjun belum siap. Yeonjun tidak siap. Yeonjun tidak akan pernah siap.

Konyol sekali ia baru sadar kalau arti Soobin dalam hidupnya jauh lebih besar dari yang selama ini ia kira setelah yang lebih muda memutuskan untuk pergi.

People say you don't know what you've got until you lost it. Truth is, you knew what you had, you just never thought you'd lose it.

𖧵𖧵𖧵

Mereka tiba di bandara tepat satu jam sebelum penerbangan. Kesiangan. Taehyun yang bangun pertama kali dan melihat jarum jam sudah berada di angka sepuluh, membuat kelimanya tergesa-gesa bersiap sebelum berangkat menuju bandara. Segala kepanikan itu membuat tidak ada yang menyadari atmosfer berbeda antara Yeonjun dan Soobin.

Soobin, Taehyun dan Huening Kai berjalan di depan sambil membicarakan isu hangat yang sempat mereka dengar di mobil lewat radio tadi pagi. Beomgyu dan Yeonjun menyusul tidak jauh di belakang mereka.

"Bang, sama Bang Soobin baik-baik aja kan?"

Yeonjun menoleh. "Baik kok, kenapa?" Beomgyu mengangkat bahu.

"Entahlah. Ngerasa aneh aja."

Yeonjun tersenyum lalu merangkul pundak Beomgyu. "Perasaan kamu aja kali Gyu."

"Taehyun tadi juga bilang gitu."

"Tuh, kan."

"Hmm." Beomgyu hanya manggut-manggut. "Gyu tau tanpa diminta pun Abang bakalan ngelakuin ini. Tapi jagain Bang Soobin, ya Bang?"

Yeonjun hanya menatap balik Beomgyu yang melihat ke arahnya dengan sorot mata penuh harap. "Bang Soobin berarti banget buat Gyu," lanjutnya.

"Gyu. Abang kamu itu" Yeonjun mengalihkan pandangannya ke arah Soobin yang sekarang sedang tertawa karena ucapan Kai, "juga berarti banget buat aku."





Pesawat ketiga krucil take-off pukul satu siang sesuai jadwal awal. Soobin dan Yeonjun sudah dalam perjalanan pulang dari bandara. Tidak ada percakapan di antara keduanya, hanya radio yang menyala sedang memutar lagu Lauv.

"Kak, aku dianter ke kampus aja bisa gak?" tanya Soobin.

"Ada apa ke kampus hari Minggu?"

"Eh itu" Soobin melirik Yeonjun sekilas, "mau liat apartemen yang di dekat kampus."

YEONBIN - THE HEART WANTS WHAT IT WANTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang