Neuf (9)

1.7K 251 92
                                    

"Bro, ngajuin resign? Kenapa?"

"Pengen aja. Lagi capek kayaknya. Kasian kalian, kasian kerjaan gue."

Hangyul mengangguk paham. "Terus, emang dibolehin sama Pak Seungwoo? Secara lo kan kesayangan dia banget."

"Nggak." Yeonjun tertawa kecil. "Dia cuma kasih gue izin unpaid leave sementara. Kata dia gue pasti balik kesini secepatnya."

"Cenayang betul gayanya. You okay, Jun?"

Yeonjun mengangguk lalu menggeleng, mengedikkan bahunya sambil tersenyum tipis. "Gue kayaknya butuh liburan, Gyul."

"Terus rencana balik kesininya kapan?"

"Hehehe lihat nanti aja, ya?" Hangyul berdecih sambil meninju pelan lengan Yeonjun, lalu mereka tertawa.

Yeonjun dan Hangyul berada di lobby kantor mereka sambil membicarakan masalah surat pengunduran diri Yeonjun yang tiba-tiba. Namun tidak mendapat approval dari atasan Yeonjun, ia hanya diberikan izin unpaid leave maksimal tiga bulan.

Yeonjun adalah seseorang yang berdedikasi tinggi pada pekerjaan, ia periang dan mengenal banyak orang. Ditambah lagi Yeonjun sangat menyukai pekerjaannya; menambah keluwesannya dalam bekerja juga memegang jabatannya sekarang. Perusahaan mana yang ingin kehilangan karyawan sedemikian rupa begitu saja?

Jam saat itu menunjukkan hampir waktunya makan siang. "Gue duluan ya, Gyul. Sepupu gue mau datang sore ini."

"Yah kirain gue mau sekalian lunch bareng. Oke deh, salam ya buat sepupu lo." Hangyul terdiam sebentar tampak berpikir. "Oh iya, sama bilangin makasih ke Soobin? Dia udah bantu gue nyariin lo kemarin."

Yeonjun hanya mengangkat tangannya membentuk tanda OK dengan telunjuk dan jempolnya pada Hangyul kemudian melambaikan tangan sambil berjalan menuju mobilnya.

Yeonjun belum mencoba menghubungi Soobin lagi setelah kejadian siang itu. Yeonjun takut dirinya mengganggu Soobin. Soobin tampaknya benar-benar sangat sibuk dan Yeonjun tidak ingin menjadi penghalang. Yeonjun tidak ingin menjadi beban untuk Soobin.

Komunikasi terakhir mereka adalah ketika Soobin mengirimkan pesan singkat bertanya tentang keadaannya di malam setelah kedatangannya ke apartemen sore harinya. Namun setelahnya nihil.

Yeonjun menghela napas terhenyak duduk di kursi pengemudi. Ia memandang jauh ke depan, larut dalam pikirannya sendiri dengan tangan mengusap pinggiran setir. Selang beberapa menit kemudian barulah Yeonjun menyalakan mesin dan pulang ke apartemennya.

𖧵𖧵𖧵

"Ren, gue mau ke ruang dosen. Titip es krim dong, lo mau ke kantin kan?" tanya Soobin.

"Yoi. Masalah revisi?" Soobin mengangguk mengacak tasnya mencari handphone yang terus berbunyi menandakan ada telepon masuk.

"Okay Bin, ntar ketemu di bangku taman biasa ya."

"Sip. Thanks ya, Ren."



"Abang!" seru suara di seberang telepon bahkan sebelum Soobin mengucapkan halo.

Soobin menghela napas pelan memulihkan diri dari kekagetannya. "Gyu, kebiasaan banget sih teriak-teriak."

"Hehehe. Abang sibuk ya? Jarang telepon."

"Maaf ya, Abang lagi sibuk revisi tugas akhir."

"Tuh kan! Gyu bahkan gak tahu hasil presentasi Abang kemarin gimana." Soobin terkekeh tanpa suara mendengar gerutuan sang adik sambil membenarkan posisi tas di pundaknya.

YEONBIN - THE HEART WANTS WHAT IT WANTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang