Ingat selalu, bahwa kehidupan dunia itu benar benar menipu. Ibarat sebuah pepatah berakit rakit kehulu berenang renang ketepian. Persiapkan investasi akhirat mulai dari sekarang.
.
.Malam itu, menjadi malam yang sangat panjang. Mobil ambulance ramai membunyikan sirinenya masing masing, orang orang mulai mengerumuni rumahku, belasan polisi dan jurnalispun berjibaku ikut berbaris tak beraturan di halaman rumah.
Ingin rasanya aku pergi dari tempat ini segera. Namun, entah kenapa berbagai hasutan dikepalaku terasa sangat memberatkan langkah kaki.
Air mataku menetes perlahan lahan menyapa tanah ketika melihat sekerumunan orang mulai memangku tubuhku keluar dari ambulance dan membawaku masuk kedalam rumah.
Orang orang sepertinya sangat sedih, mereka terus menangis ketika kain yang menutupi mukaku dibuka. Ibuku sampai pingsan dan menghebohkan seisi rumah.
Ada apa ini ? apa aku sedang bermimpi ? kenapa semuanya tampak seperti nyata, dan kenapa aku bisa melihat diriku sendiri ? apakah tubuh ini memang sudah benar benar kehilangan nyawa.
“Ibu, Ayah, Kak Alys..” berkali kali aku berteriak kencang, namun tak ada seorangpun yang memperhatikanku.
Rasanya sakit sekali, melihat orang orang yang ku sayangi menangis sehisteris itu.
Tak ada lagi yang bisa ku lakukan saat itu, aku hanya berdiam diri di sudut ruangan, merenungi semua hal yang terjadi dan menunggu kedatangan seseorang yang sebentar lagi akan pergi membawaku entah kemana.
***
Perlahan aku mulai membuka mataku, dimana ini ? kenapa gelap sekali ? sepertinya tempat ini sangat luas dan Asing.
“Ayahhh...Ibuuuuu..” aku berteriak sekencang kencangnya, namun sepertinya tak ada yang mendengar.
Ternyata kejadian ini benar benar nyata, bukan sekedar mimpi.
Dengan mengumpulkan nyawa nyawa uji nyali yang tersimpan jauh di lubuk hati, Aku mulai mencoba berjalan menyusuri tempat ini.
Namun, lagi lagi ekspetasi tak pernah terlihat seperti realita. Aku tak menemukan celah sediktpun ditempat ini. Semuanya tetap terlihat gelap bagaikan malam hari yang sunyi, bahkan gelapnya berkali kali lipat lebih gelap dari kegelapan dunia yang menipu.
Aku menyerah. aku rasa meskipun sudah bolak balik kesana kemari, keadaan ini tidak akan berubah. Tempat ini akan tetap seperti ini, gelap dan sunyi.
Aku duduk sebentar, beristirahat dari keegoanku yang ingin terus keluar dari tempat ini. Merenungi semua yang terjadi mungkin adalah jalan yang terbaiku. Hingga akhirnya datang setitik cahaya terang yang terpantul di bola mataku.
Akupun mencoba berjalan mendekati cahaya tersebut. Semakin dekat, cahaya itu semakin terlihat. Dan ternyata setitik cahaya itu bukan jalan keluar, melainkan tempat yang lebih mengerikan dari kegelapan tadi.
Tempat tersebut sangat luas dan dipenuhi oleh api yang hitam, menggumpal dan sangat panas, api itu seakan menjilat jilat bara api yang tak akan pernah padam.
Sesaat kemudian, Api api yang berada ditempat itu mulai membesar dan mendekati tubuhku. Aku berteriak histeris. Namun ternyata, api itu tak mengenai tubuhku sama sekali. kupikir tubuhku akan hangus terbakar, tapi ternyata tidak. Api itu menembus dan melewati tubuhku begitu saja.
Aku benar benar takut. Aku menangis sejadi jadinya di tempat ini, sambil bertanya tanya dimana aku sekarang ? apa aku sudah tidak lagi bernyawa ? Aku menyesal, aku ingin kembali.
“IBUUUUU, AYAHHHHH” teriakuu lagi, namun semuanya tampak percuma, tidak akan ada yang mendengar ucapanku.
Aku jatuh tersimpuh diatas tanah, aku benar benar ingin pulang dan bertemu dengan Ibu, Ayah dan Kak Alys.
Satu hal yang memang dianggap sepele, ternyata benar benar berpengaruh besar terhadap dunia masa depan.
“Adibaaa...” sebuah suara tiba tiba muncul di belakangku.
Sontak aku langsung menengok ke belakang dan melihat seseorang yang memanggilku tadi.
Seseorang itu saat ini berdiri tepat didepanku, Ia tampan sekali, mukanya berseri seri dan bercahaya, tubuhnya tegap dan segar.
Ia tersenyum tulus ke arahku.
Oh tidak, jangan tersenyum lagi. Aku benar benar meleleh. Orang itu benar benar tampan.***
Hayooo siapaaaa sii penasarankan hihii
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sebuah Mimpi
Genç KurguDibalik sebuah mimpi, semuanya memang hanya tampak seperti angan angan yang semu. Namun Adiba yakin bahwa mimpi itu akan segera tergenggam di tanganya.