Chapter I

204 13 7
                                    

Kalian pasti ada yang sudah membaca The Past And Present, itu adalah cerita awal sebelum ke After All. Kalau ada yang belum tau, nanti ss ffnya ditaruh di akhir cerita ya.

Kalau yang lagi baca Eternal Ruby, para pemain di After All juga ada disana walau cuman jadi cerita sampingan aja.

Cerita kali ini dikemas lebih segar dan alur cerita yang tidak berbelit-belit seperti The Past And Present, demi meningkatkan readers dan vote.

~ Selamat Membaca~

Pagi itu di sebuah rumah sakit tengah ramai karena beberapa anak di sebuah lingkungan tengah terkena wabah penyakit demam berdarah, para petugas kesehatan nyaris kewalahan karena pasien yang terus berdatangan.

"Kim sonsaengnim!"
Seorang perawat menghampiri dokter cantik itu sambil membawa beberapa berkas.

"Ada apa?"
Sahutnya sambil melihat ekspresi panik dari sang perawat yang memanggil namanya.

"Disana ada anak yang sudah sekarat, sepertinya dia sudah tak mampu lagi bertahan."
Mata dokter cantik itu terbelalak dan langsung berlari dengan cepatnya mengikuti sang perawat.

Disana terlihat beberapa perawat sedang memegangi tubuh sang anak yang tengah kejang-kejang, bahkan beberapa anak terlihat ketakutan saat melihat salah seorang temannya sampai seperti itu.

"Cepat ambilkan Diazepam!"
(Obat pereda kejang)

Dokter cantik itu berusaha menenangkan seorang gadis kecil di sampingnya yang tengah memeluk boneka beruangnya, terlihat kalau dia benar-benar ketakutan sekarang.

"Gwenchana, Kim sonsaengnim akan menyembuhkannya dan menyembuhkan kalian semua."

Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya dan terlihat air keringat yang terus bercucuran di keningnya, dokter cantik pun mengeluarkan sapu tangannya dan membersihkan wajah gadis kecil itu dari air keringatnya.

"Kim sonsaengnim! Ini obatnya."
Dokter Kim segera menyuntikkan obat itu ke tubuh pasien kecilnya dengan harapan kejangnya akan mereda, dan harapannya terkabulkan.

"Akhirnya, kejang-kejangnya sudah reda. Tolong kau pantau anak ini, karena kondisinya belum stabil."

"Nee, Kim sonsaengnim."

Semua anak-anak memberikan tepuk tangan yang meriah untuk dokter Kim karena berhasil menyembuhkan satu temannya, mereka berharap bisa cepat disembuhkan oleh dokter Kim juga.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sore pun tiba, beberapa anak-anak sudah mulai tidur karena kelelahan. Dokter cantik itu mengintip mereka yang sedang berjuang melawan penyakit, untungnya orang tua mereka selalu menyemangati agar cepat sembuh.

"Permisi, dimana Kim sonsaengnim sekarang?"

"Kim sonsaengnim sedang berada di ruang anak, disebelah kanan ada lorong dan anda bisa lurus saja."

"Kamsahamnida."

Pria dengan berjas coklat itu berjalan menyusuri lorong, dari kejauhan dia melihat sang dokter Kim tengah melihat sesuatu dari kaca pintu.

"Chagi~"
Dokter cantik itu menengok ke arah suara, ternyata sang suami tengah berdiri di dekatnya.

"Oppa~"
Dokter Kim memeluk suaminya dengan erat, hari ini benar-benar melelahkan untuknya.

"Ayo kita makan, aku bawa makanan kita."
Dokter cantik itu menengok ke arah suaminya yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Oppa belum makan?"

After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang