Keesokkan harinya aku pulang ke rumah. Mama sedang memasak di dapur ketika aku tiba. Aku tidak melihat papa. Sedikit bersyukur tapi juga merasa bersalah. Kutarik kursi dan duduk. Ibuku menatapku dengan tatapan teduhnya.
"Ini makanlah." Kata ibuku sambil meletakkan sepiring sarapan di hadapanku.
Saat aku akan mulai memakan sarapanku, ayahku muncul dari pintu dapur, sudah siap dengan pakaian rapi untuk pergi bekerja. Tidak ada sapaan ataupun senyuman. Keberadaanku bahkan seperti tidak di anggapnya. Setelah mengambil apa yang dia butuhkan, dia pergi begitu saja.
Sakit! Hatiku sakit melihat papa mengacuhkanku. Dia memang pernah marah padaku sebelumnya tapi dia tidak pernah mengacuhkanku seperti ini. Apakah kesalahanku sebesar itu sampai-sampai dia mengacuhkanku?
"Kamu gak salah. Papamu hanya syok saja dan disedang berpikir saja. Kamu gak usah terlalu memikirkannya. Fokus saja pada tujuanmu." Ujar ibuku, seperti telah membaca isi pikiranku. Dia meraih pundakku dan memelukku dengan erat. Aku kembali terisak dan mama ada disana untuk menenangkanku.
"Kamu ada kuliah?" Tanya mama setelah melepas pelukannya.
Aku mengangguk, "2 mata kuliah dan les. Sorenya aku akan bekerja."
"Kamu bekerja dimana?"
"Di bioskop Ma, bagian ticketing."
Mama tersenyum lalu menghapus air mata dipipiku, "anak mama sudah bisa cari uang sekarang."
Aku tersenyum mendengarnya dan perasaanku kembali tenang.
Akupun pergi untuk bersiap-siap kuliah. Hari ini aku berkuliah jam 9 sampai jam 2. Nic tadi menelpon ku bahwa dia akan tiba 1 jam lagi untuk menjemputku dan mengantarku ke kampus.
1 jam kemudian, terdengar suara klakson vespanya. Akupun segera turun.
"Ma, aku berangkat ya."
"Hati-hati."
Kuhampiri Nic yang menungguku di vespanya.
"Kau habis menangis lagi?" Tanyanya setelah melihatku.
Aku tersenyum kecut padanya.
"Papamu?"
Aku mengangguk, "dia masih belum mau menyapaku."
Nic lalu menarikku mendekat padanya. Diangkat wajahku dan mata kamipun bertemu. Dia tersenyum padaku sambil meremas kedua pundakku. Dan hal itu sudah cukup memberiku kekuatan lagi. Nic selalu memiliki caranya sendiri untuk menenangkanku.
Dia lalu memakaikan helm padaku.
"Ayo! Kau akan terlambat."
Akupun menaiki vespanya dan kami berangkat.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramyeon + Soju (Ramyeon Meogeullae)
RandomSemua berawal dari "do you like ramyeon?" "of course. Ramyeon comes first." "We should eat ramyeon together. With Soju too" "Yeah." "Then you should say 'ramyeon meogeullae?"