Agreement

1.5K 148 8
                                    

.
.
.
Pria yang wilona kejar kini sudah duduk dibelakang kemudi mobilnya, wilona terlambat mengejarnya, tak lama kevin melajukan mobilnya.

Wilona berlari masuk kembali ke lapangan untuk memanggil feli

"Fel, kevin keburu pergi, ayok!!" Teriaknya membuat feli bangkit dari duduknya lalu berlari ke arah wilona

"Cabut dulu ya gaes..." pamit feli sambil berlari tunggang langgang menyusul wilona

"Si tengil ngambek kenapa tuh?! Panik bener wilona.." celetuk fajar

"Berat berat kalo tangan petir udah ngambek kayak gitu..." sahut meli

"Heeemm ini nih yang bikin gua males pacar pacaran.." celetuk fajar

"Males apa emang belum ada yang mau sama elu?!!! wakakakak.." timpal grey meledek fajar, membuat tertawa semua yang mendengarnya

Wilona

Aku berlari secepat mungkin menuju mobilku lalu segera mengaktifkan gps agar mengetahui kemana kevin pergi

Aku mengikuti kevin sesuai petunjuk gps ini, ternyata ia kembali pulang kerumahnya yang memang tak jauh dari pelatnas, aku lihat mobilnya mulai memasuki carpot rumahnya, karena hasrat ingin segera menjelaskan semuanya, aku memarkir mobilku secara sembarangan🤦‍♀️

"Benerin ya baby!" Pintaku pada feli, aku bergegas keluar dari mobil, dan mengejar kevin yang sudah masuk ke dalam rumah

"Sayang.. dengerin dulu..." ucapku membuntutinya.

Pria ini menggantungkan kunci mobil di tempat yang tersedia, ia tak menggubrisku sama sekali, dengan wajah yang terlihat sangat kesal ia menaruh tas raket di sudut sofa, kemudian ia duduk dan melepas sepatunya, lalu ia berjalan ke lorong yang ada di samping rumahnya ini, menyemprotkan anti bacterial ke sepasang sepatu yang baru saja dilepasnya itu, lalu meletakkannya ke dalam lemari kayu yang di desaign khusus untuk menyimpan koleksi sepatu sepatu dari sponsornya itu (yonex).

Kemudian ia melangkah ke dapur bersih, menyalakan kran air yang ada di wastafel, lalu mencuci tangannya, sungguh terlalu, ia mengacuhkan aku kali ini😑 sebegitu fatal kah kesalahanku ini?😢

"Sayang..." panggilku lirih, kevin menapaki satu persatu anak tangga rumahnya, aku yakin ia pasti mau masuk ke kamarnya, aku masih berusaha mengekornya

"Yaank.. dengerin dulu dong..." pintaku dengan nada pasrah dan lelah, benar saja ia masuk ke dalam kamar, membanting pintu kamar dengan sangat kencang, membuatku kaget bukan main.

Ya tuhan ngambeknya gak main main🤦‍♀️😣

Sial, karena tante tante gak jelas itu, aku dan kevin jadi runyam begini, gerutuku kesal.

"Sayaaang.... aku jelasin dulu..." teriak kecilku dari balik pintu ini, namun masih saja tak ada sahutan darinya

Aku tetap pada posisiku, menunggu pria yang tengah marah padaku ini disini, diluar kamarnya ini, setengah jam lebih aku berdiri di depan pintu kamarnya, tetapi ia tak kunjung keluar juga, aku sandarkan tubuhku pada daun pintu yang masih betah tertutup ini, sambil merutuki kebodohanku😣

Grek! Pintu kamar terbuka secara tiba tiba, aku nyaris terjatuh, namun pria yang baru saja membuka pintu ini menangkap tubuhku dengan cepat, menahan kedua bahuku agar aku tak sampai terjatuh

Tatapan kami beradu sesaat, aku memutusnya dengan segera berdiri, berpijak pada kakiku sendiri.

"Sayang!!!" Pekikku kaget, spontan menutup wajahku dengan kedua tanganku

"Apa sih?! Lebay!! Aku baru aja selesai mandi! Gausah mikir macem macem deh!!" Sahutnya ketus

"Kalo gitu pake baju dong.." timpalku masih dengan posisi yang sama, menutup wajah dengan kedua tanganku

AFTER JADIAN -Part 3- By Yani NugrahawatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang