Semenjak bergulirnya era tani menjadi era industri elektronik, banyak keluarga di desa yang mengirim anaknya ke kota. Selain untuk menempuh pendidikan layak, juga mencari pekerjaan lebih mapan.
Joo Hyun tidak seberuntung Tae Hyung. Tae Hyung tak perlu ambil pusing untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Selain sangat pintar, sahabatnya itu juga berkecukupan. Berbeda dengan Joo Hyun yang hanya bisa bertopang sepenuhnya pada hasil tani kebun dan sawah kecil milik keluarganya.
Siang itu sebuah berita menggemparkan seisi rumah Joo Hyun. Ada seorang tamu yang mengaku pengacara dari Osaka, Jepang. Pengacara yang memperkenalkan diri bernama Nobuo datang bersama seorang warga korea yang nampak sebagai penerjemah, sebab Nobuo tidak lancar berbahasa Korea. Mereka datang membacakan surat warisan dari mendiang Kakek Joo Hyun yang menyeberang ke Osaka semenjak Jepang menganeksasi Korea.
Penolakan atas terdistraksi oleh aristokrat tak kompeten dan pemerintah yang korup dimasanya membuat sang Kakek yang masih muda nan gagah memutuskan untuk mengemban bisnis menjanjikan hingga menyeberang ke Osaka. Ia tak lepas tanggung jawab dan mengirimi uang untuk istri dan anaknya secara rutin. Namun keadaan Jepang dan Korea semakin runyam sehingga untuk kembali ke tanah air adalah pilihan yang sulit. Lagipula dimanapun sang Kakek berada, ia akan tetap di cap sebagai pengkhianat.
Lama tak terdengar kabar dan juga tak pernah mengirimi surat, ternyata sang Kakek telah meninggal dunia di Osaka. Ia membuat surat wasiat untuk diurus kepada sahabat pengacaranya disana. Secara turun temurun wasiat itu dijaga oleh sang pengacara dan keluarganya. Salah satu bentuk balas jasa atas apa yang telah dilakukan Kakek Bae semasa hidup untuk leluhur Nubuo.
Awalnya agak sulit menemukan keluarga Bae yang sederhana dan tinggal di desa. Keadaaan Korea pun masih carut marut kala itu. Dan setelah semuanya dianggap relevan juga aman. Merekapun datang untuk mengantarkan warisan yang sudah berdiam sekian tahun disebuah bank kebangsaan Inggris. Mungkin nilainya tidak terlalu besar pada masanya, namun setelah mengendap sekian tahun dan berbunga. Jumlah tabungan itu menjadi berkali-kali lipat. Nilainya sangat besar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Bahkan cukup mampu untuk membeli sekian hektar tanah dan rumah.
Joo Hyun berlarian dengan bibir yang melengkung sempurna. Kakinya berderap lincah menyusuri jalan setapak. Sesekali berputar dan melompat bahagia kala angin memainkan rambut kepangnya. Saat itu yang ada dalam benak Joo Hyun adalah mencari Tae Hyung. Satu-satunya sahabat yang bermimpi sama dengannya, untuk melanjutkan kuliah di kota.
"Tae!"
Tae Hyung yang sedang mencari jamur dipinggir hutan pun menoleh ke arah suara. Ia bangkit berdiri. Keheranan dengan senyum sumringah Joo Hyun seiring tubuh ramping itu berlari kepadanya. Joo Hyun tanpa pikir panjang menerjang peluk Tae Hyung. Tae Hyung gelagapan setengah mati disentuh semesra itu. Wangi tubuh Joo Hyun yang khas dan menenangkan menguar begitu jelas di hidungnya. Joo Hyun telah tumbuh dewasa dengan diberkahi tubuh molek nan menggoda. Buah dada gadis itu yang dulu datar, kini membulat sintal. Dan Tae Hyung dapat merasakan gundukan kenyal itu di dadanya. Segera ia meraih pundak Joo Hyun untuk menjauhkan tubuh gadis itu darinya. Bagaimanapun juga ia laki-laki dewasa yang memiliki hormon testosteron. Dan saat ini ia berada diusia dimana hormon itu sedang bergejolak riuh. Sehingga ia harus mengontrol diri atas kedewasaan jasmani yang dimilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silent
Fanfiction"I choose to love you in silence. I don't want to scare you away. I only want to be with you." - Kim Taehyung Buku ini tentang rindu seorang Kim Tae Hyung kepada Bae Joo Hyun. Rindu yang tak akan bisa terucap karena janji persahabatan. start 25 Mei...