Sabar yang tidak sabar

7.5K 759 29
                                    

Double up 👏👏👏👏👏

***

Senja dan Wahyu duduk di pasir putih sambil mengamati pemandangan laut disaat matahari akan terbenam. Sore ini Wahyu sengaja mengajak Senja untuk berjalan-jalan, menenangkan pikiran dengan melihat keindahan laut.

Senja tersenyum, begitu menikmati indahnya momen saat matahari terbenam di pantai. "Dulu almarhum Ayah pernah bercerita kalau aku dan Raina lahir disaat siang hari yang panas."

Wahyu menoleh ke arah Senja. "Oh ya? Aku pikir kalian lahir saat Senja dan hujan."

Senja menggeleng. "Bunda menyukai pemandangan matahari terbenam, karena itu dia memberiku nama Senja. Kalau Raina itu karena kami lahir di musim kemarau, Ayah sangat mengharapkan hujan turun, jadi dia memberi nama Raina pada Raina, berharap Raina menjadi penyejuk di musim kemarau."

Wahyu tertawa. "Orangtua yang unik."

"Kenapa kamu tiba-tiba mengajakku ke tempat ini?" Tanya Senja penasaran.

Senja menoleh ke arah Wahyu, membuat keduanya bertatapan.

Wahyu mengeluarkan kotak kalung dari saku bajunya, membuka kotak kalung itu dan menyodorkan ke arah Senja. Senja menatap isi kotak kalung itu dengan tatapan kaget.

"Aku berniat melamar," ujar Wahyu begitu yakin.

Senja membelalakkan mata lebar. "Ka-kamu melamarku?" Tanya Senja kaget, tidak menyangka seorang Wahyu melamarnya.

"Aku ingin menikahinya, tapi jika kamu bersedia," ujar Wahyu yang merasa ragu jika Senja menerima lamaran dadakannya.

Senja terdiam cukup lama. Lamaran Wahyu tentu saja membuat Senja kaget sekaligus terharu. Sebagai wanita tidak dapat dipungkiri kalau sikap Wahyu saat ini begitu manis. Tapi manisnya sikap Wahyu membuat Senja teringat akan sikap Gilang yang dulunya juga manis. Pernah disakiti begitu dalam membuat Senja menjadi waspada.

"Kamu pria yang baik, Wahyu. Tapi sepertinya aku masih perlu waktu," ujar Senja.

Wahyu mengangguk. "Aku memaklumi, Senja. Aku bisa menunggu. Berapa lamapun kamu perlu waktu, aku bisa menunggumu, Senja."

Senja tersenyum.

"Kamu memberikan aku kesempatan kan?"

Senja berpikir sejenak. Selain belum siap untuk kembali memulai sebuah hubungan, Senja juga kini tidak bisa merasa bangga pada dirinya sendiri. Jadi Senja pikir Wahyu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik.

"Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik, Yu."

"Aku hanya ingin kamu, Sen," ujar Wahyu meyakinkan.

Senja tertunduk, menghela nafas berat, berusaha memberanikan diri untuk mengatakan sebuah kejujuran. "Tapi aku bukan lagi gadis suci. Aku sudah kehilangan mahkotaku sebagai wanita."

"Tatap aku, Senja," pinta Wahyu membuat Senja menatap Wahyu dengan tatapan ragu.

"Yang aku inginkan itu kamu, untuk hal yang lain itu tidak penting lagi," ujar Wahyu makin membuat Senja terharu. "Aku bisa menerima kamu apa adanya, Senja."

"Terima kasih, Wahyu," ujar Senja merasa begitu terharu dengan semua sikap Wahyu.

Kini giliran Wahyu yang menghela nafas berat. "Kamu sudah berani jujur. Sekarang aku juga akan mengatakan sebuah kejujuran."

Senja menanti Wahyu untuk mengungkapkan rahasia yang Wahyu pendam selama ini.

Tbc

Becanda deh 😂😂😂😂😂

Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang