Mulailah

20 0 0
                                    

Keesokan harinya...

Setelah resmi menyatakan perasaan, sikap ia dan aku masih layaknya sebagai sahabat. Dia dingin, bahkan tak romantis. Tapi ia punya caranya sendiri untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan cintanya. Seperti saat di kantin, kebiasaan ia pada istirahat adalah membeli mie instan, yang membuatu suka mengomelinya. Saat aku lewat, ia dengan teman2nya menggodai aku dengan dia. Sikap ia biasa aja, bahkan tetap melanjutkan acara makannya. Aku tidak masalah untuk itu.

Saat pulang sekolah pun, aku yg notabene nya membawa sepeda ke sekolah dan ia juga. Kami pulang tanpa satu sama lain menyapa untuk mengajak pulang bersama, di kelas pun sikap kami seperti biasa. Dan itu terus berlanjut selama setahun.

Kelas 5

Hari ini hari pertama libur setelah kenaikan kelas, aku cukup rindu dengannya. Kami berbincang-bincang ia menjahiliku sampai membuat aku cemberut. Esom harinya, nada memberitaku bahwa ia sedang bermesraan dengan siswi komplek sekolah sebelah. Sekolahku terdiri dari 4 sekolah berbeda. Nama cewek itu, ayu. Aku mendadak lemas dan mataku memanas saat mengetahui hal itu, air mataku pun turun. Esoknya aku menjauh dari gang ku, aku lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Aku sadar saat itu, aku bodoh, aku tahu sikapnya yg playboy, bahkan saat dalam keadaan begini, dia tak mencariku untuk sekedar meminta maaf. Perpustakaan SD ku menjadi saksi tangisanku yg selalu merutuk diri sendiri.

The Librarian ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang