Sudah seminggu sejak papa mendiamkanku. Setiap hari dia pulang larut dan pergi saat aku belum bangun. Bahkan saat hari minggu kemarin, dia menghabiskan waktunya di luar sementara aku dan mama berada di rumah.
Ini menyakitkan tapi aku harus mulai membiasakan diri. Aku sudah mengecewakannya jadi ini adalah harga yang harus aku bayar. Kini aku harus memfokuskan diriku pada kuliah, les, dan mencari uang. Meskipun korea sekarang menjadi prioritasku tapi bukan berarti aku akan menelantarkan kuliahku. Sebut saja aku menunggu pintu yang terbuka. Jika korea adalah jalanku maka resikonya adalah melepas kuliahku. Tapi jika bukan, maka aku melanjutkan kuliahku.
Seperti sekarang ini, aku sedang berada di perpustakaan, mengerjakan ujian yang berwujud Take Home Test dan menguasai materi statistik latena kabarnya ujiannya adalah kita akan mengerjakannya dengan excel dan hitungan manual. Sudah 7 jam sejak aku mulai belajar.
"Kau belum selesai?" Tanya Nic.
"15 menit lagi." Jawabku namun tetap fokus dengan kalkulatorku.
"Kau sudah mengatakannya 30 menit yang lalu. Ayolah! Kau bahkan belum makan siang. Ini sudah jam 5 sore, sebentar lagi makan malam."
"Serius?" Ucapku, terperangah sambil melihat jam.
"Ya ampun, aku tidak tahu. Aku haris pergi, sebentar lagi shiftku" Lanjutku sambil segera membereskan barang-barangku.
"Kau tidak mau makan dulu?"
"Tidak, aku akan terlambat bekerja."
"Tapi kau belum makan siang."
"Nanti aku akan mampir membeli sandwich. Aku pergi dulu Nic. Bye."
Ku dengar samar-samar Nic memanggilku tapi tidak kuhiraukan.
★★★
J
am sudah menunjukkan pukul 11 ketika aku keluar dari bioskop. Kepalaku sedikit pusing tapi berusaha kutahan karena tidak lucu jika aku pingsan di sini.
Aku lalu memutuskan untuk mampir ke minimarket dan membeli beberapa makanan.
"Bayar dengan ini juga."
"Nic?" Kagetku ketika melihat dia sudah di sampingku.
Setelah membayarnya, kamipun duduk di pojok customer.
"Minum dulu obat itu baru makan. Kau tidak makan seharian ini jadi pasti lambungmu akan kaget jika langsung diisi makanan."
Akupun meminumnya. Sesudah itu aku memakan sandwichku. Nic hanya duduk dan menungguku menghabiskan sandwichku. Begitu sandwichku habis kamipun pulang.
Kami telah tiba di depan rumahku. Aku turun dari vespa dan menyerahkan helmnya pada Nic.
"Thanks Nic." Ucapku lalu beranjak.
"Tan." Panggilnya.
"Hm?"
Diusaknya rambutku, "jangan terlalu memaksakan diri, ok?"
Aku kembali tersenyum lalu mengangguk.
"Pulanglah Nic." Kataku.
Nicpun pergi meninggalkan seberkas semangat yang kubutuhkan disaat tubuh ini hampir terhempas.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramyeon + Soju (Ramyeon Meogeullae)
RandomSemua berawal dari "do you like ramyeon?" "of course. Ramyeon comes first." "We should eat ramyeon together. With Soju too" "Yeah." "Then you should say 'ramyeon meogeullae?"