2. Tawaran

8.5K 590 34
                                    

Kakiku melangkah dengan pelan saat memasuki rumah. Bukan karena aku takut pada papa. Hanya aku sedang tidak ingin mendengarkan ceramahnya yang super lama.

"Dari mana kamu"tuh kan bener.

"Balapan"jawabku singkat.

Aku mendengar papa menghela nafas "Berhenti balapan ya sayang" ucapnya lembut.

"Siapa papa ngatur hidup aku?"tanyaku sanarkis.

"Papa gak inget? Kan papa sendiri yang ngebuat aku jadi gini"

5 tahun lalu
"Pah , besok aku ulang tahun loh"kataku dengan nada yang seceria mungkin.

"Iya sayang"

"Papa besok dateng kan di pesta ulang tahun aku? "

" Papa janji papa akan dateng"jawab papa meyakinkan.

"Makasih pa. Aku sayang papa"balasku lalu mencium pipi papa dan ngacir pergi ke kamar.

****

Disaat hari yang ditunggu Aira telah tiba, teman-teman Aira semua sudah datang dan hanya satu orang yang paling ditunggu-tunggu olehnya dan belum juga sampai. Ya! Papanya.

"Ra, ayok tiup lilinnya. Kasihan lo mereka udah lama nunggu"kata kak Fina.

Benar juga. Kasihan mereka sudah lama menunggu.

"Yaudah iya"jawabku lesu lalu berjalan dengan tidak bersemangat menuju dimana kue diletakkan.

Lagu selamat ulang tahun pun dinyanyikan oleh semua teman-teman yang hadir.

"Aira, sekali lagi selamat ulang tahun ya"kata salah satu temanku yang akan berpamitan pulang setelah acara tiup lilin dan makan kue bersama.

"Iya . Makasih ya udah dateng"

"Oh iya. Papa lo mana ra? "tanyanya heran.

" Gak tau. Mungkin papa lagi sibuk di kantor"

"Iya mungkin. Yaudah gue sama yang lain pulang dulu ya"pamitnya diikuti oleh teman-teman yang lain.

****

"Aira marah pah"adu kak Fina di ruang tamu. Aku hanya mendengarkan di urutan tangga.

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang