Chenle termenung dihalaman rumah Jisung. Chenle masih tidak mengerti, apa yang menyebabkan temannya itu tiba-tiba meninggal seperti itu.
"Jangan melamun"
Chenle menoleh dan mendapati Jaemin dibelakangnya "Jangan terlalu dipikirkan". Chenle hanya mendengus sebal mendengar penuturan temannya itu.
"Ku rasa ada yang tidak beres disini" Chenle mengernyit saat mendengar ucapan Jaemin yang menurutnya membingungkan.
"Maksudmu?"
"Melihat jasad Jisung, sepertinya anak itu dibunuh"
"Dibunuh?"
Jaemin mengangguk "Kau tau? Kemarin malam sebelum Jisung ditemukan tewas dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya -----
Jaemin sengaja menjeda ucapannya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka berdua, Jaemin mendekatkan tubuhnya pada Chenle
------- aku melihat Hyunjin di belakang rumah Jisung"
Chenle menegang, ia menatap Jaemin dengan tatapan tak percaya "Kau pasti bercanda"
Jaemin mengedikan bahu nya acuh "Terserah kau saja". Jaemin beranjak dan meninggalkan Chenle yang masih termenung. "Hyunjin?" Pikirnya.
Chenle sebenarnya tidak terlalu percaya dengan ucapan Jaemin, tapi saat matanya menatap Hyunjin yang tengah terdiam di ambang pintu utama rumah Jisung dengan wajah yang tak terbaca, bolehkah Chenle mengiyakan ucapan Jaemin?
Pemakaman Jisung telah selesai beberapa menit yang lalu. Area pemakaman yang tadi dipenuhi orang kini mendadak sepi. Hanya tersisa beberapa orang yang masih setia terdiam di dekat gundukan tanah bernisan "Park Jisung"
"Sebenarnya Jisung kenapa?" Pertanyaan Han hanya dibalas gelengan teman-temannya.
"Hyunjin? Malam kemarin kau dimana?"
Pertanyaan telak Chenle membuat Hyunjin sedikit tersentak "Dirumah" jawabnya singkat.
Jaemin yang berdiri disebelah Chenle hanya terkekeh, dan itu sukses membuat teman-temannya yang lain mengerutkan dahi nya bingung "Dirumah? Rumah Jisung maksudmu?"
Hyunjin menatap Jaemin dengan pandangan tatapan bingung "Jelas jelas kemarin gue gak masuk kelas karena gue sakit! Lo nuduh gue yang bunuh Jisung gitu?"
"Cuma nanya aja, biasa aja kali"
"Ck, udahlah gausah berantem! Kaya anak kecil aja. Jisung udah gaada, gabaik berantem di deket makamnya" nasehat Jeongin
Han mengerutkan keningnya saat mendengar penuturan Jeongin. Matanya menatap Jeongin yang sedang asyik dengan makanannya.
Jeongin yang merasa diperhatikan menoleh pada Han "Apa? Mau makanannya?"
Han menggeleng. Ia jelas tau apa yang dimakan Jeongin sedari tadi. Membayangkannya pun membuat Han bergidik
"Makan apa sih?" Pertanyaan Hyunjin dibalas senyum manis Jeongin "Makan ini"
"Iya itu apa!" Kali ini Jeno yang bersuara.
"Daging"
"Lo bawa bekel dari rumah atau gimana sih?" Omel Hyunjin. "Engga kok, aku dapet dari rumah Jisung"
Han menatap satu persatu teman-temannya dengan pandangan jengah "Udahlah, gausah sok pura-pura gatau" ucapan Han sontak membuat teman-temannya terdiam.
"Tunggu, jangan bilang kalau?"
Jeongin makin tersenyum "Iya, aku ngambil sedikit daging nya Jisung yang masih nempel di lantai dapur hehe"
Hollaaa, akhirnya setelah beberapa bulan work ini berdebu, akhirnya aku bisa ngelanjutin worknya.
oh iya! Aku mutusin buat ngelanjutin work Mask ini huhuu... makasih buat yang udah support aku buat ngelanjutin cerita ini ^^
Maaf kalau chapter ini mengecewakan hehe..
Ditunggu vote and comment nyaa yaaaaa ... sama jangan lupa mampir ke work sebelahh 😁