Malam dimana esoknya gua berulang tahun, gua berantem sama sahabat gua di SMA. Menurut gua itu bukan masalah yang besar ya, hanya soal ekspetasi dia terhadap gua yang terlalu tinggi mengenai bagaimana gua memperlakukan atau merespon masalah dia.
Dari sana, gua merasa sahabat gua aja bisa sekecewa itu sama gua. Padahal kalau gua ngelakuin hal yang sama ke orang lain kayaknya orang itu ga peduli dan 'yaudah kalau gitu'. Selesai.
Gua sakit hati sih karena sahabat gua keliatannya ga sekenal itu dengan gua, harusnya dia yang lebih paham soal sifat gua. Gua berfikir kayak gitu sampai gua menemui dua orang yang memuji gua soal yang gua lakuin ke mereka, hal sepele, tapi mereka mengakui sesuatu akan gua yang enak didengar.
Bukan kritik kayak sahabat gua.
Mungkin ini teguran dari Allah. Gua diuji dengan kalimat pujian dari dua teman dekat gua. Kebetulan setelah gua agak menjauh dari dia, gua dekat dengan dua orang.
Orang pertama, gua inisialin V. Saat itu, gua lagi membahas soal selebgram yang sedang viral di twitter karena perkataannya mengenai Covid-19. Gua bahas sama si V karena sama - sama setuju kita kasian sama selebgram itu.
Di tengah - tengah obrolan, di V bilang begini,
"gua suka diskusi sama, ga selalu jatuhin 1 pihak."
Mungkin, itu kalimat biasa saja tanpa makna. Tapi, menurut gua itu suatu pujian. Karena gua selalu khawatir kalau ngobrol atau diskusi itu terlalu berlebihan nanggepinnya atau ga seru, ternyata ada satu orang yang nganggap gua begitu, alhamdulillah.
Ada yang ngerasain hal yang sama nggak sih?
Orang kedua, inisialnya S. Gua telponan dengan dia tadi malam. Dia cerita kalau dia panik pasti nangis, dan teman - teman kelasnya malah marahin dia jangan nangis bukannya nenangin. Gua ketawa aja sambil bilang,
"Emang lu kalau nangis gara-gara panik, bikin orang lain panik juga anjir."
Gua nggak nyangka dia bakal bilang,
"gua ga bisa diteken atau dimarahin kayak gitu. Ga kayak lu kar, yang nenangin atau apalah. Makannya pas gua nangis gara-gara panik waktu itu, sempet gua mikir coba ada lu."
Mungkin, itu kalimat biasa saja tanpa makna. Tapi, menurut gua itu suatu pujian. Karena gua ga pernah merasa kehadiran gua, apa yang gua kasih ketika orang kalut dan sedih bisa membantu mereka. Gua malah merasa gua sok tau soal keadaan mereka dan banyak omong. Tapi gua tetap ngelakuin dua hal itu karena daripada diam? Dan dengan begitu gua merasa udah melakukan sesuatu walaupun ga berdampak apa-apa sama orang itu dalam pandangan gua.
Ternyata, ngga sia-sia dan gua senang, ada pengakuan kayak gitu. Alhamdulillah.
Sekarang gua berfikir, gua bisa berguna bagi oranglain dengan jadi diri gua sendiri . Ga harus terbebani karena ingin memenuhi ekspektasi orang itu, seperti yang diharapkan sahabat gua.
Tapi gua salah menangkap dua kejadian dari si V dan S. Gua terbebani. Gua pengen mempertahankan apa yang mereka bilang soal gua. Hal yang bagus itu.
Gua takut. Takut setelah ini gua melakukan sesuatu untuk memenuhi ekspektasi mereka soal gua dan berharap dipuji. Astagfirullah. Dan gua jadi ga suka karena mereka udah bilang gitu, gua jadi kepikiran sampai nulis ini.
Semoga habis nulis ini, gua bisa lupa, dan kembali menjadi diri gua sebelum dua kalimat itu dilontarkan.
Sehingga, gua punya ambisi buat selalu memperbaiki niat dan kelakuan gua karena diri gua sendiri. KARENA GUA PENGEN JADI ORANG BAIK KARENA DIRI GUA SENDIRI. Bukan karena pujian atau memenuhi ekspektasi orang lain.
Dan karena si V dan S gua bisa bilang makasih ke sahabat gua, karena udah ngekritik gua, doain ya semoga gua bisa lebih baik :)
Gua teringat hadist ini mengenai pujian yang sebenarnya adalah ujian buat manusia.
'Celaka kamu, kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu -berulang-ulang-. Kalaupun salah seorang di antara kalian harus memuji temannya maka hendaknya dia mengatakan: 'Aku mengira dia seperti itu dan Allah lah yang menghisabnya, aku tidak memuji siapapun di hadapan Allah'."
Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu.
So, jangan terlena ya sama pujian dan jangan terbebani sama orang yang ngaku kecewa sama kamu karena nggak memenuhi ekspektasi mereka. Nanti kamu sedih terus dan benci menyambut kamu diujung jalan :(