Seminggu ini Jinyoung menganggap dirinya sebagai manusia yang paling tidak produktif, bagaimana tidak, ia tidak diijinkan masuk kantor pun dengan situasi waspada pandemik membuatnya tidak bisa bebas bepergian. Bermain game di handphone, nonton ulang cuplikan kompilasi aktivitas boygroup favoritnya di youtube, memutar playlist di aplikasi music menjadi rutinitasnya setelah selesai berkutat dengan acara beres-beresnya. Lagu 내일부터 우리가 못본다면 yang dinyanyikan oleh Han Seung Woo jadi favorit terbarunya, Lagu bertemakan "seulpum sarang" membuat percikan memori itu kembali mengisi kalbunya. Dia yang sembilan tahun lalu merengkuhnya ke dalam pelukan sambil berbisik "Nan.. neoreul saranghae", pernyataan yang tak pernah dibalasnya atau yang tidak bisa dibalasnya. Diraihnya handphone yang tengah mengalunkan lagu sayu itu. Dicarinya sebuah kontak nama, dibukanya kolom chat orang yang terus membuat hatinya berdesir sedari tadi. "Haruskah kubalas pernyataanmu yang dulu itu, oppa?" bisiknya sambil memandangi si pirang dalam foto profil kontak yang ada di handphonenya.
-9 Tahun Lalu-
"Jinyoung eonni.. kau pulang cepat?" tanya Naeun, anak buah kesayangan Jinyoung, "ye Naeun ah.. mianhae ada perlu.. besok juga mungkin agak terlambat, sampai ketemu besok" Jinyoung melemparkan kiss bye nya dengan seksi. Jinyoung berjalan girang menuju stasiun kereta, tak banyak yang tau sebenarnya hatinya begitu gundah, memikirkan apa yang akan dilakukannya. Meski dengan wajah tersenyum, ia tetap terlihat menelan ludah saat berdiri menunggu kereta cepat disamping seseorang yang telah menunggunya disana. "Ayo, keretanya sudah datang" ajak orang itu, Jinyoung pun mengikutinya. Tak banyak yang mereka bicarakan selama dalam perjalanan, Jinyoung lebih sering memandang ke jendela sambil mendengarkan musik dari pemutar lagu di handphone nya. Setelah hampir 2 jam perjalanan, mereka pun bersiap-siap turun. "Sunbae kita berpisah disini, aku akan ke kantor dulu" ucap Jinyoung "Kabari, nanti kujemput" Jinyoung mengangguk.
Jinyoung POV
Aku bergegas mendatangi supermarket terdekat dari kantor ku di Jongseon. Ya, aku punya dua kantor, meski sekarang aku berkantor di Seoul tapi sore ini aku mengejar kereta untuk mengunjungi kantor di Jeongson. Kuambil keranjang belanja, mengambil beberapa snack kering, mie cup, dan fresh milk. Ku berjalan sambil menghubungi seorang office boy yang biasa kumintai tolong, "MinKi ya.. kau masih di kantor?" "...." "Saya mau minta kunci dorm ada yang mau saya taruh di dorm" "...." "begitu ?? langsung kesana saja? OK.. terima kasih Minki ya" ujarku. Akhirnya aku sampai di kantorku, satpam di gerbang menyapaku bingung "Sore Nona.. kenapa Nona jalan kaki?" " iya..teman saya ada perlu, nanti saya dijemput" balasku. Aku pun langsung berjalan ke arah Dorm yang berlawanan arah dengan gedung kantor. "Selamat sore, boleh saya tau kamar Tn. Kim Yohan? saya mau meletakan belanjaan ini" sapa ku ramah kepada penjaga dorm di bawah, "Nona mau letakkan sendiri atau titip pada kami?" tanya nya sopan "kalau boleh saya letakkan sendiri" jawabku. Salah satu dari penjaga dorm pun mempersilakanku mengikutinya. Ia membukakan kamar bernomor 107, dengan bergegas kurapikan belanjaanku diatas meja makan lalu kembali keluar, "terima kasih" ujarku."aku sudah selesai, sunbae dimana?" ujarku "......." "baiklah" kututup sambungan telponku. Kusapa lagi satpam di gerbang kantor, "ahjuhssi.. saya pulang dulu" kataku "Nona langsung kembali ke Seoul?" tanyanya "Iya Ahjuhssi.. teman saya menunggu di bawah.. sampai jumpa" kubungkukkan badanku menghormatinya yang lebih tua, ia pun tersenyum. Aku berjalan sedikit menjauhi area kantor ku ke arah jalan raya kemudian mampir ke sebuah restoran cepat saji. aku mengantri membeli segelas kopi panas lalu berjalan ke parkiran mencari sebuah mobil yang sudah menungguku. "Maaf aku beli kopi du.." bibirku terkatup, tertutup oleh bibirnya yang melumat dengan lembut kusentuh wajahnya lembut sembari membalas ciumannya "lama sekali, sudah bertemu changkyung nya?" ujarnya sambil menggenggam tanganku "kan aku tadi sudah minta maaf.. iya sudah" senyumku, "maaf aku berbohong sunbae.."Mobil itu melaju ke sebuah villa di pinggir kota "villa??" aku terperangah "hmm..spesial..semoga kau suka" ujarnya, Ia membukakan seatbeltku sambil mengecupku lembut. Sunbae menyiapkan villa ini sedemikian rupa dan sudah ada makan malam di meja makan "Sunbae kepalamu tidak terbentur kan? apa apaan ini.. romantis sekali" aku terperangah "Sembarangan" balasnya sambil menoyor kepalaku aku terkekeh "ayo makan.. apa kau tidak lapar" ajaknya "kukira kau ingin memakanku.. tenyata lapar betulan" aku pura-pura merengut "tidak usah merajuk, giliranmu nanti.. setelah makan mandi dulu, kau bau!" tukasnya, aku memandangnya tak percaya namun segera duduk di sisinya menyantap makan malam kami. Lepas makan malam kami pun beranjak dari meja makan "Sunbae mau ku buatkan teh/kopi?" tanyaku "boleh" ujarnya. Aku pun membuka-buka kitchen set mencari cangkir dan sendok, kuseduh kopi instan yang tadi kubeli di supermarket. Aku mengaduk kopi itu perlahan saat lengan kokohnya merengkuhku dari belakang "sengaja ya biar aku tidak tidur.. sepertinya kamu semangat sekali" ujarnya jemari kurang ajarnya meremas payudara kananku, ku balikkan badanku dan melingkarkan tanganku di lehernya, mengecupnya singkat "dimana kamar mandinya? aku BAU" kataku sambil tersenyum mengundang tawa renyah darinya.Aku keluar hanya mengenakan bathrobe sambil mengeringkan rambutku, kamar mandi utama ada di dalam kamar utama ini. Lampu kamar sudah dimatikannya tinggal lampu meja diatas nakas sebelah tempat tidur yang berukuran besar. Sembari berjalan kulihat Sunbae telah menanggalkan kemejanya dan dudu manis diatas kasur sambil membaca sesuatu di handphonenya. Kulipat rapi pakaian yang tadi kukenakan dan kuletakkan diatas sofa disamping tempat tidur lalu bergabung ke sebelahnya. Dia menoleh ke arahku "sudah?" tanyanya "uhm??" jawabku sambil menarik bedcover untuk menghangatkan kakiku. Belum sempat aku mengistirahatkan kepalaku diatas bantal ia menarik kembali bedcover lalu menindihku. "Lama amat sih" keluhnya seraya menghujaniku dengan ciumannya yg menuntut. Kumiringkan kepalaku sehingga tetap dapat menghirup oksigen meski ciumannya begitu dalam. "Aku buat tanda boleh ya" bisiknya sambil berpindah mencium rahang dan leherku "ya.."jawabku pasrah, menyerah dibawah dominasinya. Tak lama bathrobe dan celananya entah terlempar kemana, dinginnya ac tersamar dengan hangat tubuhnya yang menempel juga deru nafasnya yg menghangatkan kulitku yg diciuminya, "Jinyoung.."panggilnya meminta atensiku, aku pun menatapnya lembut, kepala ku pusing karena gairah, ia meraba bagian selatanku yang basah karena cumbuannya. Ada seringai kecil di wajahnya kemudian tanpa ragu menyerangku di bawah sana, menghujamkan miliknya sambil menggeram nikmat. Kugapai apapun yg bisa kugapai sesekali rambutnya, sesekali seprai kasur yang kutiduri sambil mengatur nafasku. Sesekali ia menjatuhkan tubuhnya dan kembali menciumku, aku sangat menyukai ciumannya, aroma nikotin dari rokok yang yang dihisapnya masih tersisa disana menjadi candu bagiku. Aroma yang selalu kurindukan saat-saat kami saling merindukan karena tidak bisa bertemu. Kutarik wajahku sejenak untuk kemudian memaksanya membuka mulut, menyelipkan lidahku ke dalamnya. Ia bukan pecinta french kiss, sebenarnya aku pun dulu tak terlalu suka aktivitas satu itu tapi dengannya aku selalu menginisiasinya dan dia pun tak menolak sisi liar ku satu itu. Ia berhenti sejenak kemudian menarikku untuk berada diatasnya "kamu diatas ya" bisiknya, aku pun mulai bergerak, tangannya menangkup buah dadaku sambil meremasnya. "aaaaaah" ia melenguh pelan, mendengarnya menimbulkan keisenganku, kusentuh dadanya dengan sensual sambil menyeringai kecil. "Sunbae.. johwa...???" goda ku sambil menyentuhnya dengan gerakan memutar. "Shit..baby" ujarnya sambil mempercepat penetrasinya didalamku, aku pun masih bergerak mencari surgaku sendiri "aku mau keluar" ucapnya mengganggu konsentrasiku "noo.. nanti....Sunbaae..." balasku sambil terengah-engah sambil memandangi wajahnya yang merah menahan orgasme "sedikit lagii... sunbae..tuuuungggguhh.. aaaaaaaaaaaaah" ujarku sambil memperlambat gerakanku. Cairan kental itu pun mengalir keluar perlahan, aku tidak berhenti.. aku suka miiknya tetap memenuhi ku meski aku sudah mencapai orgasme ku. Lubangku yg sensitif serasa dimanjakan oleh miliknya didalam. Kurebahkan tubuhku ke dadanya perlahan masih dengan miliknya didalamku. "Maark..." desahku saat Ia membaringkan tubuhku disampingnya, sekilas kulihat dia mengecupku lembut lalu gelap menyambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA
RomanceJust a oneshot compilation, Gender Switch, main pairing MarkJin tokoh lainnya random.