Don't Go 12

160 18 2
                                    

Happy Reading ~





Nabastala mulai datang menyemburkan terik yang dipancarkan baskara.
Pagi menyapa dengan ramahnya. Menemani dua insan tengah lelap dengan nyenyaknya. Semilir anila menghembus dengan sangat pelan dan teratur.

Aksa seorang pria tampak terbuka pelan. Menampakkan wajah damai dari orang yang tidur di sampingnya. Cup cup. Mengecup hidung mungil itu dengan mesra.

“Bangunlah. Kau tidak bekerja?” pria itu bertanya pada sang wanita yang masih lelap.

Suara geliatan kecil berbunyi menandakan sang empu akan segera bangun “Jam berapa?” suara serak basah khas orang baru bangun tidur.

“7.30 pagi. Bangunlah hmm” Chanyeol menjawab dan mulai bangun.

Meraih ponsel pintar yang berada di nakas dan meraihnya, benar 7.30. Padahal tadi dia hanya mengarang menyebutkan pukul itu.

Jihyo mengikuti Chanyeol yang bangun, meregangkan badannya yang terasa remuk. Sangat lelah. “Haaah” suara kembali berbunyi. Menyingkap hordeng hingga tampil lah pemandangan pagi yang sangat indah diikuti sinar pancaran sang surya menyapa dunia.

Chanyeol langsung menuju kamar mandi, berniat untuk membersihkan badannya.

“Huek... Huek...” langkah Chanyeol terhenti mendengar suara yang seperti akan muntah dari arah Jihyo.

Wanita itu menerobos jalan Chanyeol menuju kamar mandi duluan. “Huek... Huek” terdengar lagi dari dekat wastafel.

Chanyeol menyusul, mengurut punggung wanitanya itu. “Kenapa sayang?” tanyanya panik.

Suara muntahan itu terus saja terdengar. Tidak ada apa-apa yang keluar, tapi kenapa Jihyo terus saja muntah?

Chanyeol terus saja mengurut punggung Jihyo dengan teratur. “Ayo ke rumah sakit” dia sangat panik, pasalnya Jihyo tak pernah mengeluhkan sakit apa-apa.

Jihyo tampak sudah berhenti dari acara muntahnya “Tidak usah. Aku tidak apa-apa kok” dia sangat malas mencium bau rumah sakit. Memikirkannya saja seperti akan membuatnya mual lagi.

“Tapi kau sangat pucat. Aku khawatir Ji” pujuk Chanyeol lagi.

“Tunggu Chanyeol-ah...” Jihyo berbalik menatap suaminya itu. “Aku telat...” menjeda kalimatnya.

Chanyeol mengerjapkan matanya, belum mengerti maksud dari perkataan Jihyo “Telat apanya?” tanyanya lagi.

“Uhmm, aku telat datang bulan”

Kalimat itu sukses membuat Chanyeol terbelalak. Sekarang dia mengerti “Apa maksudnya kau tengah h-hamil?”

Jihyo mengedikkan bahunya “Aku juga belum tau. Tapi bisa saja. Aku akan periksa dulu menggunakan testpack” jawabnya.

Chanyeol memegang kedua bahu Jihyo “Kau di rumah saja. Biar aku suruh Yoo Ahjumma membelikannya” ucapnya pelan.

Cup cup

Mengecup pucuk kepala wanita itu. Berlalu meninggalkan Jihyo untuk menuju dimana Yoo Ahjumma berada.

Jihyo merenungi dirinya dicermin. Bibir itu menyunggingkan senyum sambil mengelus perutnya. “Apa benar sudah ada seseorang didalam sini?” gumamnya.

Chanyeol kembali datang “Aku sudah menyuruh Yoo Ahjumma. Kita tunggu sebentar lagi” hiburnya. “Aku harap sudah ada benih ku disini” merengkuh wanita itu.

Beberapa menit berlalu, Chanyeol dan Jihyo masih asik bermadu kasih.

Tok... Tok... Tok..

“Permisi, Nyonya, Tuan”

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang