Ara pov
Hari minggu, harusnya aku habisin hari ini dengan santai dan menikmati hari liburku. Pekerjaan dan kuliah membuatku penat, dan butuh liburan. Namun, masih ada sedikit masalah di kantor. Dan aku juga harus menolongnya, karena aku juga karyawan disana.
Pagi ini aku harus datang ke kantor. Tak banyak yang datang, hanya aku, Pak Kevin, dan Yovin.
"Jadi gimana? Apakah kamu udah nemuin keberadaan dinda?" Tanya pak kevin.
"Aku menemukannya, ini di sebuah kompleks rumah elit di jakarta" ucapku sambil menatap map di ponselku.
"Coba kulihat" ucap pak kevin mengambil alih ponselku.
"Kau tau letaknya vin?" Tanya pak kevin ke yovin.
"Yah, aku tau, temanku tinggal disana"
"Kalo gitu tunggu apa lagi? Ayo" ucapku.
"Tunggu" ucap pak kevin
"Kita juga harus susun rencana, gak mungkin dia tidak punya bodyguard sekarang""Benar juga" ucap yovin.
"Kenapa gitu? Kalian pria kan? Kalian juga harus berani melawannya apapun resikonya, demi kantor ini pak" tegasku.
"Tapi aku tak begitu mahir dalam beladiri ra" ucap yovin.
"Aku yakin kita bisa nyelesaiin masalah ini"
Aku berjalan duluan dan memakai topi, masker serta kacamata hitam. Bak mata mata gitu.
Pak kevin dan yovin juga.
Beberapa saat kemudian kita sampai di kompleks elit, dimana dinda tinggal.
"Yov, kamu telpon teman kamu, kita butuh bantuannya" ucapku
Yovin menganggukkan kepalanya.
"Halo za" ucap yovin
"Apa yov?"
"Gue butuh bantuan lo sekarang"
"Lo dimana?"
"Gue udah di kompleks perumahan lo, gue di depan rumah no 17 lo kesini, ada mobil hitam, itu mobil gue"
"Oke, gue otw"
Kita nunggu kedatangan temannya yovin itu.
Tak lama dia datang, pria tinggi berambut coklat itu menghampiri mobil kami. Dan dia mengetuk pintu kaca mobil.
"Apa yang bisa gue bantu yov?" Ucapnya.
"Lo tau di rumah no 16 itu penghuninya cewek?" Ucap yovin.
"Iya gue tau, dia barusan pindah beberapa hari lalu, kenapa?"
Yovin noleh ke aku, aku ngerti apa maksutnya. Aku menjelaskan rencana kita dan reza, teman yovin itu siap, melakukan aksinya.
Author pov
Reza kini mendekati rumah nomor 16 dengan menenteng sebuah paper bag.
Reza memencet bel putih yang terpasang disamping pintu rumah itu.
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita cantik seusianya.
Dinda. Yah, siapa lagi? Dia pemilik rumah nomor 16 itu."Siapa?" Ucap dinda.
"Aku, Reza aldiansyah, panggil reza saja, aku tetangga kamu, rumahku tepat disebelahmu" ucap reza yang mengulurkan tangannya.
"Ah ya? Aku Dinda" dinda menerima uluran tangan reza.
"Masuk yuk" tawar dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Sisi
Fiksi RemajaSeorang perempuan SMA yang menyukai seorang pria yang satu sekolah dengannya.Ia hanya memendam rasa itu.Cintanya pun bertepuk sebelah tangan.Ia hanya mencintai satu sisi saja,hanya darinya.Setelah lulus sekolah ia bekerja dan merubah dirinya menjadi...