14. -||PCADA||-

438 120 23
                                    

Keadaan Akhtar sudah semakin membaik, karena merasa bosan 3 hari di rumah saja ia memutuskan untuk kembali bekerja.

"Bun...bunda," panggil Akhtar.

"Iya kenapa Tar?" jawab Faiza.

"Hari ini Akhtar mau kerja lagi bun," ucap Akhtar.

"Loh memangnya keadaan kamu sudah baikan hm?" tanya Faiza.

"Alhamdulillah bun sudah kok. Nanti kalau sakit Akhtar kambuh lagi, Akhtar langsung pulang kok bun," tutur Akhtar.

"Ya sudah hati-hati ya nak," Faiza mengelus puncak kepala Akhtar.

"Iya bun. Oya ayah kemana?" Akhtar baru menyadari bahwa Ikhbar tidak ada di rumah.

"Ayah mu ke luar kota dari kemarin Tar. Kamu tidak tau?" jawab Faiza.

"Tidak bun hehe," kekeh Akhtar.

"Kamu ini," ucap Faiza sambil menggelengkan kepala nya.

♡♡♡♡

Akhtar melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Mengapa ia sangat terburu-buru begini? Apakah ada meeting yang sangat penting?

Tidak Thor saya mau bertemu dengan Ayra.

Ya ampun si Akhtar ini baru tidak bertemu 1 hari dengan Ayra sudah seperti ini. Bagaimana kalau tidak bertemu 1 minggu.

Citttt...

Suara rem mobil Akhtar berdecit sangat kencang. Setelah memarkirkan mobil di tempat parkir ia merapikan pakaian nya, rambut nya agar terlihat selalu perfect di depan Ayra.

Tap...Tap...Tap

Suara langkah Akhtar menuju ke ruangannya sekaligus mengintip Ayra sedang apa, ia berjalan dengan penuh wibawa dan kharismatik.

Akhtar menuju lift untuk menuju ke ruangannya. Ruangan Akhtar terletak di lantai 4 kalau ia menggunakan tangga untuk menuju ke sana pastilah sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ting

Suara itu menandakan bahwa ia telah sampai di lantai 4. Terdengar dari jauh suara perempuan dan laki-laki sedang berbicara, bahkan sampai terdengar suara khas orang sedang bercanda.

Akhtar kenal betul dengan suara itu. Ia ingin memastikan apakah dugaan nya benar atau tidak.

Deg

Ternyata benar itu adalah suara Ayra. Tetapi ia sedang berbincang dengan siapa? Semakin dekat langkah nya untuk menemui Ayra dan sekaligus memastikan siapa laki-laki yang sedang berbincang dengannya.

"Assalamu'alaikum Ay," sapa Akhtar.

"Eh Bapak wa'alaikumsalam," jawab Ayra.

Dan Akhtar pun sekarang dapat melihat siapa laki-laki yang sedang berbincang dengan Ayra. Dia adalah Rafa. Apa Rafa? Apakah Ayra ingat padanya? Ini tidak boleh terjadi! Rafa tidak akan bisa mengambil Ayra untuk kedua kalinya.

"Akhtar?" ucap Rafa.

"Apa kabar Raf?" sapa Akhtar dahulu sambil mengulurkan tangannya.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang