Halo Gaes
Sebelumnya aku mau minta maaf karena baru bisa update karena tugas kuliah yang buanyak bangetso gausah lama-lama
here we goo
enjoy~✨✨✨
Setelah menyelesaikan urusannya di rumah Bara, Karin pun pulang kerumahnya. Saat akan naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada, tiba-tiba Ryan memanggilnya.
“Kak!” panggil Ryan dari dapur membuat Karin berhenti. Ryan pun menghampiri Karin.
“Bagaimana pembicaraanmu dengan Kak Bara?” tanya Ryan penasaran.
“Bagaimana kau tahu aku pergi menemuinya?” ujar Karin bingung karena seingatnya ia tidak memberitahu siapapun kalau ia pergi ke rumah Bara pagi ini.
“Kau terburu-buru pergi sebelum fajar. Tentu saja, aku mengkhawatirkanmu,” ujar Karin dan Karin hanya mengangguk mendengarnya.
“Oh ya, Kak, aku memikirkan suatu cara. Mari berikan Kak Bara kupon seratus ribuan untuk makan omurice disini demi membayar hutang. Bagaimana dengan ide ini?” ujar Ryan.
Karin pun tersenyum mendengarnya. Adiknya sudah berusaha memberi solusi untuk membantu masalah kelaurganya. Namun apa daya. Kesepakatan sudah dibuat antara dirinya dan Bara.
“Wah! Itu sangat bijak. Kau bahkan berpikir tentang cara membantu keluarga,” ujar Karin sambil menepuk pundak Ryan.
“Kak Bara bilang pekerjaanmu sebagai pramuniaga sangat melelahkan. Aku sekarang sudah dewasa, dan aku adalah seorang pria, jadi sudah seharusnya aku bertanggung jawab atas keluarga ini,” ujar Ryan.
Karin yang mendengar itu pun tersenyum bangga sambil menepuk bahu Ryan.
“Jangan khawatir. Fokus saja belajar membuat kopi dan mewujudkan cita-citamu untuk menjadi seorang barista terkenal. Kakakmu bisa menangani ini,” ujar Karin. Ryan yang mendengar itupun tersenyum lebar.
“Sungguh?” tanya Ryan. Karin pun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
“Tak mengherankan, kau memang kakakku. Sudah kuduga. Aku akan membuatkanmu kopi sekarang juga,” ujar Ryan langsung menuju dapur dan Karin menuju kamarnya di lantai 2.
Hari ini merupakan hari pertama Karin bekerja di rumah Bara. Sekarang, dia sedang mengepel lantai rumah Bara dengan kain pel. Ia membersihkan sambil merangkak. Ia merasa mengepel menggunakan kain lebih bersih dibanding dengan pel.
Tiba-tiba Bara bediri di depan Karin dan membuat Karin menghentikan kegiatan mengepelnya.
“Roti panggang, yang terbakar sepertiga bagiannya. Setengah dengan selai coklat, setengah dengan selai kacang. Siapkan juga secangkir kopi Americano,” ujar Bara dengan berdiri congkak sambil menautkan kedua tangannya dibelakang tubuh.
“Oh ya. Aku mau di dalam cangkir hijau,” tambah Bara.
Karin pun cepat-cepat menuliskannya ke dalam buku note kecil agar tidak lupa dan segera membuatnya.
Karin sudah selesai membuatkan pesanan Bara dan menghidangkannya di depan Bara. Tiba-tiba Bara berujar.
“Ulurkan tanganmu,” ujar Bara dan mmebuat Karin bingung namun tetap mengulurkan tangannya.
Bara pun mengeluarkan potongan puzzle kecil dari dalam kantong celananya dan memberikannya kepada Karin.
“Jaga ini baik-baik. Mulai sekarang, kau akan memakai ini untuk membayar hutangmu,” ujar Bara dan membuat Karin tambah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Teen FictionBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.