Part 1

57 9 2
                                    

•🌈happy reading🌈•

Pagi hari ini, udara terasa dingin. Seperti biasa, Reina membuka jendela kamarnya sembari menikmati pemandangan yang ada di sekitar rumahnya yang cukup terbilang luas dengan tanaman yang indah. Setelah puas, barulah pergi ke kamar mandi kemudian bersiap untuk pergi ke sekolah.

~reina pov~
Setelah semua rapi, aku turun ke meja makan. Di sana sudah ada yang lain kecuali papah. Dimana papah? Biasanya dia sudah ada di meja makan. Tumben sekali, pikirku. Karena penasaran, aku bertanya pada mama
"Papah kemana mah?"
"Papah kamu ada keperluan sebentar di luar"
"Urusan apa mah?"
"Mama juga gak tau sayang"
"Pengen tau banget lu dek" ucap kakaku
"Biarin dong, kok kakak yang berisik sih" ucapku kesal
"Udah udah, masih pagi jangan berantem" mamaku menengahi.
Lalu kami melanjutkan sarapan kami
~reina pov end~

Setelah sarapan mereka selesai, Reina beserta kakaknya yaitu Bima berangkat ke sekolah dengan menggunakan motor yang dikendarai Bima. Sesampainya di sekolah, Bima mengantarkan Reina tepat di gedung kelas 11. Setelah ia pergi ke parkiran dan masuk ke kelasnya.

*Di gedung kelas 11*
Reina berjalan menuju kelasnya, sembari menyapa beberapa orang yang ia lewati. Reina memang terkenal ramah dengan siapa saja, tapi masih saja ada beberapa murid yang iri dan tidak menyukai dirinya.
Setelah masuk kelas, ia lihat baru beberapa orang saja yang datang. Mungkin karena sekarang masih terlalu pagi pikirnya. Kemudian ia duduk dan mengeluarkan beberapa buku untuk ia pelajari sebelum pelajaran dimulai. Tak lama kemudian ada seseorang yang menepuk pundaknya. Reina terkejut.
"Rei, bisa ajarin aku tentang materi ini ga?" Ucap salah satu teman sekelasnya. Kemudian memperlihatkan materi pelajaran yang ia tanya.
"Hum boleh banget, sini aku ajarin" ucapnya semangat.
Reina selain ramah, ia juga termasuk murid yang pintar yang membuat menjadi populer di sekolahnya. Meskipun begitu, Reina tak pernah sombong. Ia berusaha sebaik mungkin untuk tidak memiliki sifat tersebut. Menurutnya tak ada yang bisa ia sombongkan.
"Nah jadi begitu caranya. Udah ngerti belum?" Ucap reina
"Iya udah. Makasih ya Rei" ucap temannya tersebut lalu pergi.
Tak lama kemudian datanglah Dinda, sahabat Reina. Kemudian menghampiri Reina
"Rei, emangnya hari ini kita ulangan? Kok buka buku sih" ucap Dinda cengengesan
"Enggak ada sih, aku cuma gabut aja"
"Emang ya, gabutnya orang pintar mah beda"
"Ish apa si din. Jangan gitu ah" ucapnya malu
"Hahaha iya sayang. Btw gua laper nih belum sarapan. Kantin kuy" ucapnya sembari meletakan tasnya
"Ayok deh, lagian masih pagi banget ini"
"Nah sip"

Saat mereka pun pergi ke luar kelas, tiba tiba saja dicegah oleh Nadya sahabat Reina juga.
"Eits, kalian mau kemana? Aku ikut gaes"
"Ke kantin doang nad, kaga usah ikut udah" ucap Dinda. Dinda dan Nadya memang tak pernah akur, bagaikan anjing dan kucing. Dan Reina slalu menjadi penengah mereka.
"Aku mau ikut ih, tungguin! Ga mau tau ya, kalian tungguin aku!" Kemudian ia berlari
"Udah yok tinggal aja rei"
"Astaga Dinda, ga boleh gitu ah"
"Hm iya iya" Dinda hanya bisa pasrah
"Nad cepetan!" Ucap Dinda di pintu kelas
Nadya langsung muncul dari balik kelas, lalu mereka pergi ke kantin.

Sesampainya di kantin mereka memilih tempat duduk.
"Kalian mau pesen apa?" Tanya Dinda
"Aku enggak Din" jawab Reina
"Aku es teh aja hehe" ucap Nadya
"Pesen sendiri ye nad" -dinda
"Oala terus ngapain nanya?!" Nadya mulai kesal
"Kan cuma nanya doang hahah" ucap Dinda yang kemudian kabur.
Setelah mereka, lebih tepatnya Dinda selesai makan, mereka kembali ke kelas. Dan tak lama kemudian berbunyi bel sekolah sebagai pertanda dimulainya jam pelajaran pertama.

Jangan lupa di vote✨
Jika diperlukan coment jga dong biar saya tau mana yang salah dari ceritanya 🙏 kasih saya kritik dan saran yg positif ya🌹

Thanks for reading 🌻

My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang