Pagi ini mataku sembab mulutku mangap berkali-kali. Semalam aku tidak bisa tidur setelah mendengar dongeng ibuku tentang maksumay. Sesampainya aku di sekolah dongeng ibu semalam ku ceritakan sama teman-teman ku di kelas biar semuanya pada takut. Tapi sayang ceritanya belum selesai kata ibu ku nanti malam di lanjutin lagi. Aku sudah tidak sabar menunggu hari malam karena penasaran ingin mendengar cerita ibu. Ketika malam tiba aku meminta ibu ku melanjutkan dongengnya.
" Ibu dongeng semalam gimana."
" Penasaran ya?"
" Iya lah Bu"
" Kalau mau diceritain lagi sambil tidur dong."
Aku pun langsung berbaring di tempat tidur sambil menunggu ibuku melanjutkan ceritanya.
" Waktu ibu kecil dulu di desa kita di hebohkan dengan hilangnya seorang gadis, gadis itu berumur 17 tahun."
" Kok bisa hilang Bu?"
" Awal ceritanya, ada seorang ayah dan anak gadis yang akan pergi ke pasar. Rumah mereka terletak di tengah-tengah kebun kopi dan memang jauh dari pasar. Meraka cuma tinggal berdua. Dalam perjalan ke pasar mereka melewati hutan dan kebun-kebun kopi milik warga. Sesampainya di pasar mereka membagi tugas. Sang ayah membeli racun rumput dan si anak membeli sembako. Setelah selesai membeli kebutuhan mereka pun langsung pulang. saat dalam perjalanan pulang tiba-tiba ayah nya melupakan sesuatu.
" Nak, ayah lupa sesuatu. ( Kata sang ayah )."
" Apa yah?"
" Ayah tadi beli racun rumput, tapi tidak ayah bawa."
" Lah terus gimana yah?"
" Kamu tunggu di sini sebentar ayah mau ngambil racun rumput yang ayah beli tadi, Soalnya sayang kalau sampai hilang."
Dengan perasaan ragu sang anak menjawab.
" Iya yah."
" Kamu jangan kemana-mana sebelum ayah datang."
" Iya yah."
Sang ayah pun meninggalkan gadis itu di pinggir jalan. Sambil terburu-buru sang ayah melangkahkan kakinya. Sesampainya sang ayah di pasar, tentu saja racun rumput yang dia beli tadi masih ada di tempat penjual racun rumput itu. Ayah gadis itu pun mengambil racun rumput itu dan langsung kembali menemui anak nya yang dia tinggalkan di pinggir jalan. betapa terkejutnya sang ayah ketika melihat anak nya tidak ada. Namun ayah gadis itu tidak mau berfikir negatif dia selalu berfikir positif kata sang ayah.
" Mungkin anakku sudah duluan pulang ke rumah."
Ayah gadis itu pun segera menuju dan mempercepat langkah kaki nya untuk memastikan apakah anaknya sudah sampai rumah atau belum. Betapa terkejutnya ayah sang gadis itu ketika sampai rumah melihat anaknya tidak ada. Dia berteriak memanggil nama anaknya tetapi tidak ada balasan. Dia cari di sekeliling rumah tidak ada, kemudian ayah memutuskan untuk kembali lagi ketempat dimana ayah meninggalkan sang anak. Mungkin sang anak tengah beristirahat di rumah penduduk yang ada disekitar sana. Namun pada saat sang ayah tiba di pinggir jalan dimana ayah meninggalkan sang anak tetap saja anak gadisnya tidak ada. Kemudian sang ayah bertanya kepada salah satu penduduk di sana tapi tidak ada yang melihat anaknya. Hari sudah mulai sore tapi sang anak belum juga kembali. Pikiran ayah semakin kacau, ayah sudah berkali-kali mengelilingi tepian kebun untuk mencari anaknya tapi tidak juga ada hasil. Warga di sekitar sangat simpati melihat perjuangan sang ayah. Hingga mereka memutuskan untuk mencari sang anak bersama-sama. Matahari sudah mulai terbenam sang anak pun belum di temukan, ketongan sudah terdengar dimana-mana berharap bisa di dengar oleh sang anak. Namun hari sudah larut malam, stok tenaga sudah mau habis. Sang ayah dan warga di sekitar memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing dan melanjutkan pencarian besok pagi. Ketika matahari mulai terbit sang ayah mulai mengumpulkan orang untuk mencari anak nya, sekitar jam empat sore, ada salah seorang dari warga melintas di tepian hutan. Bapak itu melihat ada seorang gadis tergeletak di dalam rumpun bambu. Tapi bapak itu tidak berani menemui orang itu sehingga dia memutuskan untuk menemui warga. Ketika warga memutuskan untuk menemui orang yang ada di dalam rumpun bambu itu. Betapa terkejutnya sang ayah melihat orang itu. Ternyata orang yang ada di rumpun bambu itu adalah putri nya sendiri. Sang ayah meminta bantuan kepada warga untuk mengeluarkan anaknya di dalam rumpun bambu. Dengan penuh kerja sama mereka mengeluarkan gadis itu. Kondisi gadis itu sangat memperihatinkan, pakaian nya penuh dengan tanah mukanya luka-luka namun beruntung dia masih selamat."
" Ibu dia masih hidup."
" Iya dia masih hidup, meskipun sudah 2 hari hilang Allah masih menghendaki dia untuk hidup."
" Terus gimana lagi Bu ceritanya."
" Terus, setelah gadis itu dikeluarkan dari rumpun bambu, gadis itu di bawa ke rumah warga yang ada di dekat sana. Sesampainya di rumah warga, gadis itu di kasih obat dan luka-luka nya dibersihkan. Setelah gadis sadar kemudian salah satu warga desa yang disebut sebagai panutan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis itu.
" Nak, apa yang sebenarnya terjadi kepada mu?, Kenapa ku sampai tersesat di tengah hutan?"
Gadis itu pun menjawab
" waktu di tinggalkan ayah kepasar saya bertemu dengan ibu di jalan. Ibu mengajak aku pergi ke rumahnya dan kata ibu dia akan memberikan hadiah yang istimewa. Ketika aku sampai di rumah ibu ku, aku dikasih makan, minum dan tempat tidur yang bagus. Ibu ku sangat sayang pada ku sebelum aku tidur dia mengelus rambut dan mengusap muka ku. Tapi ketika aku di pegang oleh ibu tubuhku terasa sakit dan makanan yang di hidangkan oleh ibu aku tidak bisa memakannya."
" Terus apa lagi yang kamu rasakan?"
" Aku kelelahan pak."
" Jadi begini, orang yang kamu temui itu bukan ibumu. Tapi maksumay yang menyerupai wajah ibu mu. Beruntung kamu memakai kalung yang terbuat dari perak sehingga bisa memantulkan caha jadi kamu tidak bisa memakan makanan yang di hidangkan oleh maksumay, dan jika kamu sampai memakan makanan itu kamu tidak akan bisa kembali lagi." Kemudian ayah dari gadis itu bertanya kepada pak ustadz
" Tapi pak ustadz kenapa muka anak saya bisa luka-luka seperti ini?"
" Begini pak, anak bapak tadi bicara kalau ibunya mengusap muka anak bapak waktu dia mau tidur, nah kuku maksumay itu yang melukai wajah anak bapak. Jadi untuk pelajaran jangan pernah meninggalkan anak sendirian di tempat yang sepi dan satu jangan lupa pakai lah benda-benda yang menjadi penangkal untuk maksumay."
Begitulah ceritanya, kejadian yang menghebohkan desa kita waktu itu.
" Serem juga ya Bu maksumay itu."
" Iya, mangkanya kamu jangan main terus nanti di ambil maksumay."
" Iya bu, aku janji tidak akan main terus."
" Ya udah kamu tidur ya, sudah malam besok sekolah."
" Iya Bu, Good night ibu."
" Night sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Tak Bersayap
Short StoryAssalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. cerita ini saya buat untuk memenuhi tugas kuliah, Jika ada kesalahan dalam penyampaian dan penulisan saya mohon maaf. Semoga bermanfaat dan Selamat membaca..