Chapter 2

62 8 3
                                    

Author POV

"lu yakin Ra?" Kali ini Tasya yang buka suara. Entah sudah kali keberapa pertanyaan itu dilontarkan sejak Liora memasuki mobil Rio.

"Tanya lagi, gue hadiahin piring cantik nih!" Sungut Liora sebal.

Sobat-sobatnya ini memang bisa menjadi over protektif kalau sudah menyangkut masalahnya. Dan hal inilah yang membuat Liora enggan berbagi cerita kepada mereka. Meski ia paham, mereka begitu juga karena sayang padanya.

"Santuy dong neng, maksud gue lo nggak mau makan dulu apa gimana gitu? Masa dateng-dateng udah langsung tancap gas aja." Tasya yang masih sibuk dengan oleh-oleh dari Liora itu akhirnya menengok kebelakang memperhatikan sahabatnya.

"Lo baru dateng udah cari masalah aja neng" tambahnya.

Ia tak tega melihat sahabatnya yang sepertinya sedang menahan semua masalahnya sendiri.

Tasya tahu selama ini Liora sudah cukup tenang setelah kepindahannya ke New York. Entah apa yang membawa sahabatnya itu kembali ke Indonesia. Sudah pasti bukan masalah biasa kali ini.

"Justru kalo gue nggak kesana sekarang, gue yang malah cari ribut Sya." Jawab Liora lirih.

Liora hanya bisa menghela napas kasar sembari bersandar di sandaran mobil dan memejamkan mata. Bersiap menyambut skenario terburuk yang akan ia hadapi nanti setibanya di rumah yang ia sebut neraka itu.

>>>>>>>>>

"Good luck beib" Ucap Tasya sambil memegang pundak sahabatnya yang hanya disahuti anggukan kepala.

Setelah Tasya selesai berpamitan, ia pun berjalan kembali ke mobil. Rio yang tadi bertengger di mobil kini melangkah mendekat ke arah Tasya. Tidak ada kata-kata yang terucap diantara mereka, namun seakan sudah paham apa yang dirasakan hanya lewat tatapan mata .

Rio berhenti tepat di hadapan Liora dan terdiam. Membuat Liora bingung dengan tingkah sobatnya satu ini. Liora menunggu. Mulut Rio sedikit terbuka, namun belum genap ia membuka mulut sebuah suara mengintrupsi keduanya.

"Kak Lio!!!"

Suara pekikan itu sontak membuat Rio menoleh cepat mencari asal suara. Mulut yang tadi sudah siap melontarkan kata-kata itu, kini terdiam sempurna.

Seorang gadis dengan perawakan semampai dan rambut dikuncir kuda setengah berlari menghampiri mereka berdua.

"Oh God, Aku kangen banget ama kakak!!" Kini bukan hanya suara, namun sebuah pelukan tiba-tiba sudah Liora dapatkan sambil terhuyung ke samping. Adik sepupunya satu ini memang selalu berlebihan di setiap keadaan.

"Ehh.. masih ada temennya toh, sorry sorry kak" Kaget gadis itu, sambil memandangi Rio dan Liora dengan seksama.

Rio yang sadar sudah waktunya ia pergi, langsung memeluk Liora tanpa aba-aba. Liora yang kaget dengan perlakuan sahabatnya itu hanya bisa terdiam.

Rio melepaskan pelukannya dengan cepat, tersenyum ke arah Liora.

"Gue balik ya" Sambil berkata begitu Rio menepuk pundak sahabatnya pelan. Lalu tatapannya berpaling kepada gadis kuncir kuda tadi seraya tersenyum.

>>>>>>>>>>>>

"Pacar kakak?" suara gadis di sebelahnya ini sontak mengintrupsi lamunannya. Membuatnya menoleh dan mengernyit secara bersamaan.

Sepulangnya dua sahabat Liora, ia memang tak berniat untuk segera masuk ke rumah. Yang ia lakukanhanya berdiri mematung sambil bermain dengan imajinasinya sendiri.

"Apa?" Tanya Liora balik yang memang tidak terlalu mengindahkan pertanyaan dari adik sepupunya itu.

"Tadi itu pacar kakak?"

"Hah??! Ngawur kamu!!" Sungut Liona tak terima.

Bagaimana bisa sahabat selama 15 tahun ini di bilang pacar oleh adik sepupunya.

"Ya kirain, abis gitu banget ngliatin kakak tadi" bela Dela.

"Ngeliatin gimana maksud kamu?"

"Ya gitu, apa ya... semacam tatapan... penuh cinta" Ujar Dela seolah sedang berpikir keras.

"Ngaco! Ada-ada aja kamu! Kebanyakan baca novel romance nih, mangkannya kayak gini!"

" Ihh kakak dibilangin juga ihh" Dela mencak-mencak karena kakaknya yang satu ini selalu mengejek teori-teorinya dengan dalih novel dan film yang ia punya.

Kenapa tidak ada seorang pun yang mempercayainya???!!

"Tahu nggak sih kak?! Aku kangen berat nihh... Miss you so bad deh..." Ucapnya sembari memeluk Kakak sepupunya lagi.

"Halah lebay kamu! Palingan juga seneng karena yang ngejekin kamu berkurang"

"Ihh gitu kan mulai, Kenapa sih aku selalu yang dianiaya disini! Nggak kakak, nggak abang semuanya sama" Gadis di hadapan Liora ini mengerucutkan bibirnya sebal. Membuat Liora semakin gemas dan rindu.

Liora membalas pelukan adik sepupunya itu tak kalah erat.

"Kakak juga kangen" jujurnya, yang seketika membuat lawan bicaranya mendongak dan tersenyum.

"Aku tahu aku ngangenin kok...hehehe"Senyum yang tadi terpatri di bibir Liora seketika menghilang. Nih anak emang paling jago ngerusak mood orang.

"Udah deh Del, mending kamu bantuin kakak bawa koper sekarang" Liora segera melepaskan pelukannya dan mengarahkan pengangan kopernya ke arah Dela.

Dela yang senang berhasil menggoda kakak sepupunya itu pun segera mengambil alih koper dan berjalan di depan Liora. Tapi ketika baru beberapa langkah.

"Kak" Ucap Dela seraya berhenti.

"hmm?"

"Btw di dalem lagi crowded banget" cicit Dela lirih

"Kaka tahu" Hanya itu balasan yang dapat ia berikan. Jujur, ia sendiri bingung apa yang akan dilakukannya setibanya di dalam nanti.

"Mama tadi bertengkar hebat sam..." dan belum genap Dela berbicara sebuah suara yang familiar lebih dulu terdengar.

"Lho...!! Liora udah dateng tho! Kirain nggak mau pulang ke rumah!" Seorang wanita dengan kisaran umur pertengahan abad dengan pakaian yang kelewat tidak biasa menghampiri mereka berdua.

Senyum di wajahnya itu seakan membelah wajahnya menjadi dua.

Dela dan Liora bertukar pandang.

And drama's Begin!!

Batin Liora dalam hati

>>>>>>>>>

Yuhuu... Author up lagi!!!

Gimana2?? Maaf klo gk sesuai ekspektasi kalian

Happy Reading!

Jangan Lupa kasih bintang dan komen biar aku semangat up!

The Disaster In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang