Empat tahun dua bulan lampau.
❁❁❁
Biarpun kelihatannya gak pedulian, Amora tahu kalau ada saat-saat dimana Harsa gak pernah merasa puas dengan dirinya sendiri.
Pernah satu kali, Amora memergoki isi history browser Harsa. Rata-rata isinya personality test, jurusan yang cocok untuk MBTI apa, daftar universitas swasta, test try out, sampe peruntungan weton jawa.
Kali ini pun, menjadi salah satu hari dimana Harsa (tumben-tumbennya) fokus mengerjakan soal-soal.
"Bos, fokus amat?"
Harsa cuma nengok sekilas dan nyengir sebelum kembali fokus sama soal-soal persiapan SBMPTN yang berserakan di atas mejanya.
"Ya ini kan buat persiapan masa depan kita, beb." jawab Harsa asal.
"Gaada masa depan kalo lonya mokat duluan," gerutu Amora sambil menaruh sepiring batagor ke atas tumpukan kertas-kertas di mejanya, "makan dulu. Serius gue, udah jam berapa coba?"
Harsa melongo kaget, tapi tangannya gak absen buat langsung menyambar garpu dan memasukan potongan-potongan batagor itu ke mulutnya.
"Gila, kapan belinya lo? Gue kira malah lo udah balik saking gaada suaranya?"
Amora memutar bola matanya, "ya tadi gue emang ketiduran bentar sih... setengah jam? Terus pas mamang batagor lewat, gue keluar. Emang gadenger gue buka pintu?"
"Hah? Kagak," cengenges Harsa, "lo gamau belajar juga? Kok santai bener gue liat-liat."
"Ya iyalah. Gue kan hasil ASI Premium, makanya udah cerdas. Emangnya elo?"
Mereka berdua tertawa, Harsa sendiri enggan mengelak karena pada kenyataannya, ya begitu. Amora dan Harsa si duo sohib yang kerjaannya cuma tidur sama nyelundupin tahu gejrot di kelas, tapi bedanya Amora bisa dipastikan masuk ranking 3 besar angkatan. Sementara Harsa kalo lagi beruntung ya nilai 75 mungkin masih kekejar. Sisanya udah pasti di carry teman-temannya yang gampang disogok.
"Menurut lo, gue bakal bisa kuliah gak?" racau Harsa sore itu, bersandar di kursinya yang membelakangi meja dengan kakinya yang berselonjor sampai kasur. Sesekali, telapak kakinya bersinggungan dengan Amora yang duduk manis di kasur.
"Heh, jangan ngasal ya kalo ngomong." hardik Amora, "ya bisa lah. Kenapa juga enggak? Kuliah mah tinggal daftar."
"Ya habis daftar?"
Amora tertawa geli, "itu baru pertanyaannya. Kuliah mah bisa, lulusnya yaaa banyak-banyakin Insha Allah aja."
"Ah tai lo, seriusan gue?"
"Ya makanya atuh laah," Amora menyepak Harsa pelan, "belajar, tapi jangan lupa berdoa juga. Jangan stress-stress, jangan lupa potong rambut mana tau lulus SBMPTN jalur foto peserta. Rajin sirem taneman, inget-inget merokok menyebabkan kanker paru-paru. Say no to drugs gitu lah intinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIGARA | Lee Haechan ✔
Teen FictionKANIGARA, yang artinya bunga matahari. ❁❁❁ "Harsa, gak perlu takut kamu mau mengejar mimpi ke arah manapun. Aku pasti cuma akan ngeliat kamu." "Sampai kapanpun?" "Sampai kapanpun." Nyatanya, Harsa harus ditampar dengan kenyataan pahit bahwa Amora pe...