Enjoy please guys!
ㅡ • ㅡ
"Inget ya! Saya tidak akan segan-segan bunuh kamu kalau kamu membahayakan mereka!"
"Lo siapa sebenernya? Siapa yang nyuruh lo ke sini?"
"None of your business! Dimata saya kamu adalah penjahat bahkan di balik lindungan teman-teman kamu itu."
"They're not my friend, they're our enemy, right? Karena mereka, dunia masa depan hancur leburㅡ"
"Dan tanpa mereka kita tidak ada! Ingat apa kata para pendahulu? Mereka harus dihormati bukan di tindas seperti ini!"
"Itu bagi kaum lo. Jangan terlalu muna, karena mereka juga kita bisa mati."
Di balik pembicaraan kedua orang tersebut, terdapat seseorang yang sejak tadi mendengar apa yang mereka ucapkan.
Orang itu menghela napas kasar setelah mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
"Pantesan selalu buat ulah, ternyata dia penyebabnya."
ㅡ • ㅡ
"Ini baju Avengers? Lo betak dari mana?"
Baju besi yang dibawa oleh Genta dari masa depan nyaris membuat mereka menganga.
"Di masa depan kalo mau ke warung harus pake baju besi?" tanya Alesha heran.
"Mana ada warung, botek! Ngadi ngadi aja lu," sarkas Hani.
"Ini bukan pakaian sehari-hari. Ini baju besi buat perang melawan zombi. Baju ini dirancang khusus oleh saya sendiri sebagai pelindung," jelas Genta.
"So we must pake this baju besi?" tanya Kintan yang mendapat anggukan dari Genta.
"Saya menyiapkan enam baju besi. Tadinya untuk teman-teman saya," ujar Genta.
"Gue yakin panas tuh baju, engep kek daleman gorila," cetus Hani.
"Baju besi ini memiliki berat 3 kg, siapapun yang ingin memakai baju ini saya persilahkan," ujar Genta.
"I think if Hani memakai baju besi ini, she will mejret like ayam penyet," pikir Kintan.
"SETAN KURANG AJAR! Gini-gini gue kuat nyoh!" tukas Hani memamerkan otot tangannya.
"Lemaknya ngelewer," ledek Hanum.
"UDEH LO UDEH GOSAH BIKIN GUE NAIK DARAH ANJENG!" bentak Hani.
"Stop! Kita bukan anak kecil lagi sekarang," cerca Haikal.
"Kita harus pikirin gimana caranya biar semuanya berjalan lancar," lanjutnya.
"Enam dari kita harus turun ke jalan buat jalanin misi. Sisanya kita perang dari sini. Gimana?" usul Dita.
"Not bad. Kita utamakan laki-laki yang turun ke jalan. Gua, Haikal, Zaki, Genta. Anak cewe gak ada yang mau ikutan?" tanya Reval.
"Gue!" Dita mengangkat tangannya.
"Gue juga," pinta Alika.
"Oke fiks. Kita berenam turun ke jalan sisanya perang di balik layar," final Reval.
"Kalian hanya memantau kondisi dari peta dan awasi gedung jangan sampai ada zombi yang masuk," ucap Genta memberi instruksi.
"Fine, let's we war."
"YUHUUUU AVENGERS MELAWAN ZOMBI DI JALANAN! MANTAAP!" seru Hani kegirangan.
"Tolol, bukan temen gue."
ㅡ • ㅡ
"Tongkat baseball, check!"
"Tameng avengers, check!"
"Peluru racun, check!"
"Tusㅡ"
"UDEH LO PADA GAUSAH NYABLAK MULU! KANGEN LO MAEN TIKTOK? UDEH BURU!" tukas Hani.
"Sirik tanda tak mampu," sindir Dita.
"Iri bilang bos," sambar Alika.
"Alesha sama Hani, kalian bagian walkie talkie kan? Jangan sampe walkie talkie mati di tengah jalan," ucap Haikal.
"Siap!" Alesha menganggukan kepalanya.
"Hanum bagian baca peta. Bacanya pake otak jangan ngelantur."
"Iyaaaaa malih, siap 86!"
"Mifta sama Kintan, bagian pertahanan benteng. Jangan sampe ada zombi yang masuk ke sini. Paham?"
"Yes nyeti, i always paham," ucap Kintan mengerti yang diangguki oleh Mifta.
"Kalian sudah siap?"
Kelima orang yang telah memakai baju besi serta menggenggam senjatanya masing-masing itu mengangguk siap.
"Bagus kalo gituㅡ"
"Bentar anjir kebelet pipis."
"BETOT LO ALIKA!"
ㅡ • ㅡ
Maaf kemaren ga sempet update soalnya keyboard eror plus paketan gaada :)
Makasih udah mau baca sampe sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sculaverse | Juone Culture✅
Fantasynot a train to busan , but we'll survive in the middle epidemic. cover by @xienna24 Say not to plagiarism [❌] Author ; Kintan | and another.