Keep smiling for me!

25 4 0
                                    

Shooky
"Apakah dia melukai mu lagi?" Ibuku mengomel, aku hanya terdiam sambil melilit perban untuk menutupi luka di tanganku.
"Putuskan saja dia! Memangnya kau tak pantas bahagia?" Ibuku kembali mengomel, tiba tiba saja sudut bibir kanan ku tertarik keatas menciptakan sebuah senyuman sinis.

"Tau apa kau tentang kebahagiaan ku?" Tanyaku santai pasalnya aku terlalu lelah untuk mendengar ocehannya.
"Tentu saja aku tau Shooky aku ini ibumu, yang telah melahirkan mu jika kau lupa!" Ibuku semakin emosi, aku hanya terkekeh meremehkan dia memang ibuku tapi kenapa dia tidak kunjung mengerti bahwa kebahagiaannya hanya muncul ketika bersama Lia kekasih tercintanya.

"Aku lelah ingin tidur, besok pulang sekolah aku langsung menginap dirumah Lia dia membutuhkanku." Aku berdiri dan meninggalkan ibuku yang mukanya mulai memerah karena geram.
"Kau ingin dibunuh Shooky?!" Ibuku berteriak ketika pintuku baru saja tertutup rapat. Mati ditangannya pun aku rela! Karena hanya dia hidupku.
.
.
.
-Buk- pinggang ku mulai terasa sangat nyeri ketika kepalan tangan cantik itu memukulku.
"Kenapa mereka menjauhi ku Shooky? Apa salahku? Kenapa mereka begitu membenci ku? Aku kesal! Aku marah Shooky! ini semua tak adil bagiku! Huhuhu" tangisnya yang keluar dari mata cantiknya. Oh tidak sekarang dadaku yang begitu sakit melihat dirinya menangis.

"Sstt sayang sudah jangan menangis! Aku disini, bukankah tadi kau begitu bersemangat mendengarku akan menemani tidur mu malam ini? Ayolah jangan menangis kau tau aku membenci tangisanmu, kemarilah pukul aku kembali asal kau tak menangis oke!" Ucapku menenangkan, memang ini kebiasaannya setelah dirinya ditinggal orang tuanya karena perceraian, otaknya tidak bisa berfikir jernih masih seperti anak anak, dia terlihat seperti pesikopat dihadapan orang tapi tidak denganku, dia terlihat seperti malaikat yang rapuh karena kedua sayapnya terpisah meninggalkan dirinya seorang.

-bruk- dia memelukku dengan erat akupun membalas pelukannya.
"Huhuhu berjanji lah Shooky kau tak akan seperti mereka! Berjanjilah kau tak akan meninggalkanku Shooky!" Adunya sambil menangis.
"Aku berjanji sayang, kau terlalu cantik untuk aku tinggalkan aku akan sangat rugi jika kau jatuh kedalam pelukan orang lain." Jawabku mengelus rambutnya lembut.

"Shooky aku mengantuk, ingin tidur." Ucapnya sambil mengucek matanya dan melingkarkan tangannya keleherku kepalanya juga dia tenggelamkan di dadaku membuatku gemas.
"Ayo tidur kau pasti sangat lelah hari ini." Ucapku sambil menggendongnya ala koala menuju kekamarnya.
.
.
.
"Kenapa kau selalu menolakku dan lebih memilih untuk bersama cewe bangsat itu Shooky!!!?" Ucap si cewe berambut blonde itu.
"Hufft cewe bangsat yang kau sebut itu kekasihku kalau kau lupa," Ucapku jengah
"Aku akan membuat cewe bangsat itu sadar dengan apa yang ia perbuat." Ucap cewe itu

"Berani kau menyentuh atau pun Melihatnya sekalipun aku takan pernah memaafkan mu!" Ucapku berdiri dan meninggalkan UKS
"Arrghhhhh" teriakan amarah dari dalam UKS terdengar di Indra pendengaranku.

Buru buru aku berjalan menuju kantin untuk menghampiri kekasih tercinta ku namun ada yang aneh, tak ada teriakan namaku, Tak ada lambaian tangan darinya, dan tak ada senyuman indah di bibirnya. Hanya diam dan menatap lurus kebawah sambil menggenggam sesuatu. Bingung. itu yang menghampiriku saat ini, aku menghampirinya dan duduk didepannya menatap hangat kearah mata indah yang masih setia melihat kebawah. Ada apa ini?

"Shooky terlihat seperti orang bodoh yang mencintai psikopat gila seperti Lia" bisikan teman teman di belakangku terdengar, inikah alasan momen indah yang kunanti hilang? Jika iya aku sangat marah.

Aku berdiri dan duduk di sebelah Lia mataku membulat terkejut melihat ada garpuh yang menancap pahanya. Dengan segera aku genggam tangannya dan memindahkan kepaha kananku, garpuh itu tertancap dalam hingga darah keluar membanjiri celana kananku, aku mulai merasakan tatapan teman teman yang melihatku, aku mengabaikannya memilih untuk melihat paha kekasih ku, pahanya baik baik saja tak ada darah yang mengalir disana, hanya rok bagian kiri yang bolong karena garpuh, aku bernapas lega setidaknya dia tak terluka.

Oneshoot loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang