Bab 10 - Undangan

15 3 0
                                    

Sefhia menggerakan kakinya yang terasa geli, seperti ada yang menggelitiki telapak kakinya. Kakinya diam kembali, namun tidak lama telapak kakinya terasa geli lagi.

Sefhia terbangun, mengusap matanya yang sedikit lengket setelah itu mencoba untuk mengumpulkan nyawa nya. Dia melihat ke sekeliling kamarnya dan menemukan Abisatya yang berada di lantai sedang tersenyum jahil kepadanya.

"Ck, gaada kerjaan. Ganggu orang lagi tidur aja!" Sefhia kembali merebahkan tubuhnya ke kasur menarik selimut hangatnya lalu memejamkan matanya lagi.

"Hei, nona? Eh, hei putri tidur lihatlah ini sudah pukul berapa? Apakah pangeran ini harus mencium mu supaya kamu terbangun?" Abisatya berbisik di dekat telinga Sefhia. Sefhia kemudian menutup kepalanya dengan selimut.

"Emang sekarang jam berapa? Perasaan masih gelap." Ucap Sefhia yang berada di balik selimut.

"Jam 5, semalem lo kan nyuruh gue bangunin jam 5. Katanya mau berangkat sekolah pagi."

"Oh iya, lupa." Sefhia menurunkan selimut yang menutup tubuhnya, lalu bangun dari kasur kesayangannya kemudian pergi ke kamar mandi. Sebelum itu, Sefhia sudah mengusir Abisatya keluar dari kamarnya.

Ngiung ngiung.

Suara hairdryer memenuhi ruang kamar Sefhia. Harum semerbak rambutnya ikut terbawa angin yang di keluarkan alat pengering rambut itu.

"Sentuhan terkahir, perfect!" Ucapnya, setelah mengoleskan lip balm di bibir mungilnya membuat bibir itu terlihat lembab, pink natural dan mengkilap.

Sefhia melihat jam yang berada di dinding kamarnya, jam masih menunjukkan pukul 5.25 menit.

Sefhia turun ke lantai bawah menuju dapur. Disana sudah tersedia sepiring nasi goreng telur mata sapi dan segelas susu yang disiapkan oleh mamanya yang mengambil cuti kerja. Sefhia tersenyum, segera dia duduk di kursi meja makan lalu menyantap sarapan nya.

"Itu siapa yang lagi ngobrol sama mama lo?" Abisatya yang tiba-tiba muncul di depan Sefhia yang tengah memakai tas nya.

"Siapa? Tetangga kali." Jawab Sefhia sambil berjalan keluar rumah.

Sefhia menghentikan langkahnya ketika hendak berpamitan dengan mamanya. Dia terkejut  melihat Samudera yang sedang duduk mengobrol di samping mamanya.

"Loh? Samudera? Ngapain disini?" Tanya Sefhia.

"Ya jemput kamu loh Sefhia, kenapa nanya sih. Ayo cepet nak Samudera dari tadi udah nunggu kamu." Ucap Rina.

Samudera hanya tersenyum kepada Sefhia. "Yaudah tante, aku sama Sefhia pamit ke sekolah dulu ya." Samudera mengambil tangan Rina lalu mencium nya.

"Ayo." Ajak Samudera, Sefhia menatapnya aneh lalu mencium tangan mamanya setelah itu mengikuti langkah Samudera yang sudah berdiri di luar pagar.

"Loh? Pake motor?" Tanya Sefhia ketika melihat Samudera duduk di atas motor classic berwarna hitam, seperti motor Dilan yang selalu dipakai untuk mengajak Milea-nya mengelilingi kota Bandung.

"Pake mobil lama." Jawab Samudera sambil menyodorkan helm kepada Sefhia.

"Gila? Sepagi ini? Dingin tau."

"Pake jaket, cepet ambil dulu jaketnya."

"Yaudah bentar." Sefhia kemudian berjalan kembali masuk kedalam rumahnya.

"Loh ko balik lagi?" Tanya Rina yang sedang duduk menonton tv.

"Ambil jaket ma." Ucapnya sambil berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Sefhia memakai hoodie oversize berwarna peach, membuat penampilan nya terlihat seperti style remaja-remaja korea.

"Ngapain sih si Samud tiba-tiba jemput?" Tanya Abisatya yang sedari tadi berada di kamar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goodbye, Welcome Back. ABISATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang