Penculikan?

476 63 49
                                    

A/N: Terima kasih sudah kembali ke lapak Jean! Ada yang nunggu ga yah, semoga ada! FYI  hari ini Jean berulang tahun, jadi kuputuskan untuk mengunggah cerita ini buat nyeneng2in teman-teman yang sudah mampir :) 

Semoga persembahan sederhana ini membawa senyum buat para pembaca sekalian!


***

Yibo dan Haikuan masih berbincang tiada henti, tidak menyadari bahwa hari sudah menjelang sore. Keduanya bercengkrama sampai lupa waktu, kita maklumkan saja memang ada tumpukan cerita selama masa vakumnya persahabatan mereka selama beberapa tahun belakangan. Untungnya Yibo mendapatkan pesan dari kepala pelayan rumahnya bahwa Tuan Besar Xiao, ayah mertuanya mengabarkan akan berkunjung. Tanpa pesan itu, bisa-bisa ia terlambat pulang dan mendapatkan suami diktatornya marah dan mengurungnya di rumah selama sebulan.

Keduanya bertukar nomor dan tak lupa membuat janji untuk bertemu kembali. Setelah berpelukan singkat, mereka berpisah menuju kendaraan masing-masing.

***

Kita menuju ke Yibo. Pemuda itu sampai di rumah megah yang ditinggalinya setelah menikah dengan Xiao Zhan. Ia turun dari Audi biru miliknya dengan senyum cemerlang sambil bersenandung kecil, moodnya benar-benar baik. Para pelayan yang biasanya mendapati istri tuan mudanya berwajah datar cukup heran. Bahwasanya tidak biasanya "nyonya" mereka nampak sesenang ini, apalagi kalau tuan muda mereka masih di kantor. Ditambah lagi kunjungan tak terencana tuan besar biasanya akan membuat moodnya buruk.

Para pelayan menurunkan kantong belanja dari mobil majikan mereka sementara Yibo bergegas untuk membersihkan dirinya. Ia cuma punya waktu kurang dari sejam untuk memastikan bahwa kondisi rumah mereka sempurna, sehingga ayah mertuanya tidak memiliki amunisi untuk menyacatnya di depan sang suami.

Sejujurnya fokus pemuda cantik itu sama sekali tidak pada kunjungan impromptu Tuan Besar Xiao. Saat ini ia sangat bahagia, rasa-rasanya tak ada yang bisa menghancurkan moodnya, bahkan omelan tidak adil dari sang mertua yang rutin diterimanya. Toh kakek tua itu pasti akan menemukan alasan untuk mengomeli sang menantu yang dipandangnya tak pantas untuk putranya yang sempurna.

Pikiran Yibo malah berkelana untuk mengajak sang kakak berbelanja ke butik dari salah satu rumah mode ternama yang baru saja masuk China. Ia sudah gatal untuk mendadaninya dari tadi. Kuan Gegenya tampan sih memakai kemeja konvensional dan celana bahan ... Tapi ia jadi kelihatan 10 tahun lebih tua! Pasti suami bodohnya yang kaku itu juga yang mempengaruhinya! Yibo tersenyum menyeringai, akan kubuat kau meneteskan air liur dan tak bisa mengalihkan pandangan darinya Tuan Kaku! Kita lihat bagaimana kau akan berterima kasih padaku yang tidak berambut hitam ini, pikir Yibo dengan tanduk setan imajiner.

Akhirnya tidak akan ada lagi kata mati gaya lagi di kamusnya! Suaminya boleh bebas lembur, sepuasnya karena Yibo sudah menemukan partner untuk mengisi waktu luang ketika sang suami selingkuh dengan urusan kantornya! Sudah begitu, Yibo sangat yakin Kuan Ge akan memanjakannya dengan kue-kue manis favoritnya. Sempurna!

Yibo lupa ... Suaminya pencemburunya tidak kenal Haikuan...

***

Di sisi lain, Haikuan melirik jam tangannya dan mempercepat langkahnya. Pemuda itu berharap bisa menuju ke mobilnya lebih cepat sembari mengutuki kelalaianya. Reuni dengan Yibo menyita waktu cukup panjang, sampai-sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Haikuan benar-benar lupa waktu, padahal ia bertekad untuk memasak spesial hari ini untuk memperbaiki mood suaminya sedang kurang baik pagi tadi. Dirinya teringat bagaimana wajah suaminyanya mengeras seketika setelah membaca email dari ponselnya. Bahkan Yi Zhou melupakan kecupan manis yang selalu mendarat di keningnya sebelum terburu-buru untuk pergi bekerja.

Budak Cinta, Wang dan Liu? (or the other way around)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang