Malam hari Raka kembali dibuat tidak tenang dengan rencana tiba-tiba yang orang tuanya atur.
Saat ini dia masih duduk di sofa sambil memainkan ponsel miliknya,setelah kembali dari sekolah sang Bunda mengajaknya makan malam di luar dan ini pertama kalinya terjadi setelah makan malam beberapa bulan lalu dengan seseorang yang saat ini menyandang status sebagai tunangannya.
Raka tersenyum singkat berharap jika kali ini bukan hanya dia dan kelurganya yang hadir tapi juga keluarga gadis itu dan tentunya,dia.
"Raka?Udah siap?"Seseorang menyahut dari arah pintu kamar cowok itu,Raka bangkit mengambil jas miliknya lalu melangkah mendekat.
"Udah"Katanya sambil tersenyum.
Selama perjalanan Raka hanya diam sesekali melirik sang bunda berharap agar wanita itu kembali memberinya kabar gembira,seperti fakta bahwa gadis itu juga ikut.Tapi saat mobil yang membawa mereka sampai di parkiran restoran Raka masih tidak mendapat kabar gembira seperti yang sudah ia harapkan.
Mereka menyusuri lorong restoran sesekali menghentikan langkah saat seseorang menyapa ayahnya.
Raka mengeratkan jas miliknya saat pandangannya menangkap seorang gadis dengan dres lengan panjang berwarna hitam sedang duduk dengan kepala merunduk memainkan ponsel miliknya,dia tersenyum lalu mendekat lebih dulu mengabaikan tatapan sang Bunda yang kini sudah menggeleng melihat bagaimana dia yang tidak sabaran.
"Hai"Raka menyapa sambil menepuk pundak gadis itu.
Dia mengangkat pandangannya lalu tersenyum "Hai"Jawabnya.
Senyum di wajah cowok itu tidak luntur sejak tadi,semua orang memandangi Raka yang terlihat begitu terang-terangan memuja gadis yang duduk persis di samping kirinya.
Rahma mendengus saat Raka terus saja menatap ke arahnya,belum lagi karena cowok itu tampak sesekali tersenyum.
"Raka stop"Bunda cowok itu menegur membuat semua orang menatap ke arahnya.
"Hah?"Raka membeo.
"Kamu kenapa natap dia terus sih? Kasian"
"Kasian?"Raka tidak paham.
"Gue nggak bisa nafas"Rahma menyahuti, rasanya nafasnya tercekat saat Raka terus mentap wajahnya belum lagi karena malam dia dia tampak berbeda dengan setelan jas,wangi farfume cowok itu juga memenuhi rongga peenafasan miliknya.
Semua orang diam mendengar betapa gadis itu sangat santai mengatakan itu,secara tidak langsung dia sudah mengakui bahwa dia benar-benar tidak tahan dengan pesona seorang Raka Angkara,tapi bukannya malu malah Raka yang saat ini terlihat malu-malu.
"Jangan terlalu jujur"Raka menghembus nafas berat setelah mengatakan itu.
"Kenapa? Malu?"Dia malah semakin menjadi.
"Enggak"Raka mengelak.
Cowok itu bangkit dari duduknya melangkah cepat menjauhi semua orang,dia semakin dibuat tidak berdaya saat mendengar gelak tawa sang ayah yang begitu menggelegar disusul beberapa tawa setelahnya.
Dia membasuh wajahnya dengan air, bisa-bisanya dia begitu terlena dengan penampilan gadis itu malam ini,dia sudah seperti hilang kendali hanya karena mencium wangi rambut gadis itu.
........
Setelah kembali dari toilet Raka duduk dengan bola mata yang tak henti-hentinya bergerak, dia dibuat sangat risih dengan tatapan sang ayah yang begitu menelanjangi dirinya.
Dia kembali duduk di sebelah gadis itu,dia berusaha fokus mendengarkan apa saja yang Bundanya katakan dan menjawab jika diberi pertanyaan seputar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Raka
Random{ON GOING} Masa lalu yang membuat rasanya menguat! Hadir kembali menjelma menjadi sosok yang tidak pernah terduga! "Kamu adalah dia yang aku cari"Aruna Rahma. "SATU TERLUKA BASMI RAME-RAME"FAMSOURCLASS