Pagi di Dunia Baru

51 2 2
                                    

Gelap. Terlalu gelap hingga aku tidak bisa melihat apapun. Dimana aku? Apa yang terjadi sekarang? Apakah aku diculik?

Sepertinya aku sudah bisa berpikir dan mengingat lagi.

Aku seorang dokter wanita lajang. Aku berumur dua puluh empat tahun, dan ketika dalam perjalanan pulang ke Gunma, aku memutuskan untuk membaca cerita buatan adikku. Baik. Aku ingat semua itu. Seharusnya aku baik-baik saja.

Aku harus membuka mata terlebih dahulu.

Cahaya matahari pagi seperti menusuk mata. Akupun mengedipkan mataku berkali-kali dan bangun dari posisi tidurku. Aku melihat sekeliling. Aku tidak berada di kereta lagi.

Sebuah kamar dengan barang-barang yang terlihat mewah dan klasik tertata rapi. Aku terbangun di atas kasur berwarna putih yang sangat nyaman. Aku tidak ingat pernah berada di tempat seperti ini.

Aku juga mengenakan sebuah piama one-piece berbahan sutra yang berwarna putih mutiara. Aku tidak pernah punya pakaian seperti ini. Rambutku juga panjang, bergelombang, dan berwarna biru.

Tunggu biru!

Akupun segera turun dari kasur dan berlari ke depan kaca di sudut ruangan.

Seorang gadis cantik berdiri di situ. Rambutnya panjang bergelombang indah berwarna biru. Kulitnya mulus dan bersih. Matanya juga indah berwarna hijau emerald. Aku mengangkat tangan kiriku dan perempuan di cermin itu juga.Ini aku. Perempuan di cermin itu benar-benar aku!

Sekarang bukan waktunya untuk panik. Aku duduk tenang di kursi dan memeriksa tubuhku.

Apakah ada yang sakit?. Sepertinya tidak. Secara fisik tubuhku tidak terasa sakit. Malah rasanya jauh lebih ringan. Aku tidak merasa panas atau dingin. Aku mengecek hitungan nadi dan napasku. Semuanya normal. Oh tunggu dulu aku juga harus memastikan hitungan nadi dan napas normal ukuran anak ­– nadinya 70 kali per menit, napasnya 25 kali per menit. Ya, Normal!.

Aku juga tidak menemukan adanya obat-obatan di kamar itu. Tapi rasanya kakiku lebih kurus dari ukuran kaki anak gadis pada umumnya. Apa yang terjadi pada tubuh ini?

Tok, tok

Pintupun diketuk.

"Permisi, Nona Lynae. Saya membawakan teh Anda."

"...E-em. Masuklah."

Lynae. Nama yang tidak asing bagiku. Aku sepertinya pernah mendengarnya entah dimana. Aku harus memastikan berbagai hal sebelum panik.

Seorang perempuan mengenakan pakaian pelayan ala abad pertengahan masuk ke kamar itu. Aku melihatnya dengan mulut "O" kecil.

Tapi sebaliknya pelayan itu melihatku dengan mata yang luar biasa besar dan bahkan menjatuhkan cangkir porselain indah yang ia bawa. Sepertinya ia terlihat sangat panik, bahkan jauh lebih panik dariku.

"Nona Lynae?! Tunggu disini! Saya akan memanggilkan Tuan Jacob!"

Setelah berteriak histeris pelayan itu berlari meninggalkan ruangan. Sungguh apa yang sebenarnya terjadi dengan Lynae ini? Tunggu, Jacob? Apakah yang dimaksud pelayan ini adalah Jacob Hawkins?!

Sambil menunggu pelayan itu kembali, aku memutuskan untuk menyortir ulang segala ingatanku. Aku bisa mengingat benar tentang diriku dan aku merasa ada sesuatu yang mencoba meluap dari pikiran paling dalamku.

Sepertinya aku harus mencari tahu tentang segala hal disini aku tidak boleh panik. Aku akan memastikan banyak hal sebelum menyimpulkan semuanya. Tidak lama kemudian, pintu kamar itu kembali terbuka dan pelayan yang tadi berteriak kembali bersama beberapa pelayan lain.

I'm Still A Doctor even if Transferred to My Brother Novel!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang