5

333 48 24
                                    

Krystal tersenyum tipis, kedua sahabatnya yang tengah berinteraksi di lantai satu. Ia menarik nafasnya pelan, menoleh pada Sehun yang lebih dulu berdiri didekat pagar pembatas.

"Jin memang pria idaman" lantas Krystal menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas, bersidekap senyumannya masih terukir.

Sehun menatap sekilas Krystal, "kau menyukainya" Sehun mencoba menebak, ia tidak menemukan lagi Jiyeon dibawah sana saat kembali ditolehkan lagi wajahnya pada titik dimana Jiyeon dan Jin berada sebelumnya.

"fakta jika semua gadis menyukainya" Krystal menepuk bahu Sehun untuk beberapa kali.

"lebih banyak yang menyukai ku" Sehun mendengus.

Gelak tawa terdengar nyaring, Krystal menggelengkan kepala "hey, jangan terlalu percaya diri. Tidak semua bung" tawanya semakin mengecil, "Jiyeon tidak menyukaimu... ahh tidak, dia menyukaimu karena kita bersahabat. Tapi, sayang dia tak menyukaimu seperti gadis lainnya"

"dan – faktanya dia kekasihku"

Sehun sedikit mengerang menjauh dari krystal, lagi gadis itu hanya bisa menggeleng melihat Sehun yang seperti itu. ia menghela nafasnya sejurus Sehun yang sudah menjauh, ia kembali menemukan Jiyeon yang tengah dirangkul bebas oleh Jin, keduanya tersenyum terlihat bahagia. Krystal, tidak ingin beranggapan jika dirinya lebih mengenal sahabat-sahabatnya dibanding yang lain. Hanya saja karena, persahabatan yang terjalin sudah cukup lama tidak ada sahabat lain yang sedekat mereka, membuat Krystal sedikit banyak dapat membaca raut ekpresi mereka, meski terkadang terlalu sulit untuk memahami kala ekpresi terlanjur tenang dan dingin dimiliki Jin, Sehun bahkan Hongbin.

.

Jin menutup kembali pintu mobil yang belum sepenuhnya terbuka, kala tubuh Jiyeon ditarik Sehun.

"Jiyeon pulang bersamaku" ungkap Sehun.

Jin lantas mengalihkan tatapannya dari Sehun pada Jiyeon.

"Jiyeon kekasihku sekarang"

"heum... berhati-hatilah" Jin menanggapi, ia memutar tubuhnya memperhatikan keduanya yang masuk kedalam mobil Sehun, hingga mobil itu menghilang perlahan dari pandangannya. Jin menarik sudut bibirnya, pernyataan Sehun tadi seolah mempertegas jika Jiyeon adalah miliknya.

***

Jiyeon menatap bingung bangunan di depannya, mengamati sekeliling melalui kaca mobil. Sedang Sehun tak berada disana, laki-laki itu turun hampir setengah jam yang lalu dan memintanya untuk menunggu. Tubuh Jiyeon mencondong dengan mata yang menyipit, memastikan apa yang dilihatnya. Jiyeon mengulum bibirnya, kala penglihatannya semakin jelas.

"Kang Mina" Jiyeon bergumam, kala melihat seorang gadis manis dengan seragam sekolah berjalan disamping Sehun, gadis itu tersenyum hingga membentuk mata sipitnya. Gadis itu sedikit berubah dari yang terahir kali ia lihat, dan itu sudah lama sekali.

Sehun membalas lambaian tangan Mina. Beberapa saat Jiyeon membeku, hingga kala Sehun membuka pelan pintu mobil Jiyeon memejamkan matanya, mengatur nafasnya lebih tenang.

"kau tidur?" Sehun menyentuh pelan pelipis Jiyeon, ibu jarinya menekan lembut dan mengusapnya pelan. "aku membuat mu menunggu lama" lanjutnya, mata Jiyeon sudah terbuka. Menoleh pada Sehun.

"aku ingin pulang, aku lelah," ujar Jiyeon kemudian.

"tentu, kita pulang sekarang"

Tanpa disadari Jiyeon meneguk ludahnya, mengamati Sehun yang sedang mengenakan sefty belt nya.

.

.

"harusnya kau tidak membawaku, jika akan bertemu dengan nya" Jiyeon berbicara setelah Sehun menghentikan mobilnya.

To Be FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang