streaming yuk? happy reading!Luhan menarik ujung selimut Athreya dengan kasar.
“Ya Tuhan Athreya!”“Hmm, Bun... Kenapa?” gumamnya sembari mengusak matanya.
“Muka kamu bengkak semua! Nangis ya? Aduh!” ujar Luhan dengan sedikit berteriak.
Athreya merapihkan surainya ke belakang sembari menggerutu.
“Jangan dimarahin aku nya ih! Pusing!”“Udah jam berapa ini Athreya? Udah sana rapih-rapih temenin Mark pergi.” ucap Luhan sambil melipat selimut.
“Kemana Bun? Tumben dia ngajak aku?”
“Rapih-rapih dulu aja terus sarapan, Mark udah rapih tapi Bunda suruh ke warung depan. Kamu nya cepet ya.”
Athreya mengangguk lalu menarik handuk di dekat lemari dan masuk ke kamar mandi.
“Bunda! Ini bumbunya!”
“Sini Mark, di dapur!”
Mark segera menghampiri Bundanya.
“Kak Teya udah rapih?” ujar Mark sembari menaruh belanjaan di meja.
Bunda menoleh,
“Lagi pakai baju, bentar lagi turun. Kamu sarapan dulu aja.”“Okey.”
“Mau kemana kamu sama Kakak?” ujar sang Ayah yang baru saja menarik kursi di sebelah kiri Mark.
“Mau muter-muterin kota aja Yah, udah lama gak main sama Kakak.”
“Lho tumben? Lagi galau ya Kakakmu mau diambil cowok lain, selain Ayah?” Ledek sang Ayah sembari menyesap kopinya.
“Gak gitu, Ayah. Udah ah gak usah kepo deh! Cuma mau main, kenapa sih.” ujar Mark sambil mengigit ujung rotinya.
“Good Morning! Teya udah ganteng banget mau diajak kemana nih?” teriak Athreya sambil menuruni anak tangga.
“Ganteng, cih.” celetuk sang Ayah dengan raut wajah datarnya.
“Ih Ayah!”
“Anak Ayah yang ganteng cuma Mark. Yang satunya lagi cantik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴇʟᴇʙɢʀᴀᴍ • End ❇
Подростковая литература[ Jaehyun ๑ Taeyong ] [ ë ] clubs addict vs social media addict. "Jeff, please?" "No." "Please, i beg you." "Huh, okay."