Page 01

177 11 2
                                    

🌿🌿🌿

"Seungyoun-ah, kumohon berjanjilah padaku"

Seungyoun tidak begitu suka ketika tangan lemah keriput yang menggenggamnya berusaha memberikan tekanan kuat karena ia bisa merasakan tangan itu bergetar dan begitu dingin.

"Dokter tidak mengatakan apapun seperti kau sekarat, kau akan baik-baik saja Jessie"

Seungyoun tahu kata-katanya akan terdengar kejam. Tapi wanita tua yang selalu memberikan senyum cerahnya di usia senja ini sengaja menyembunyikan kenyataan bahwa kanker stadium akhir itu kemungkinan bertahan hingga seminggu ini.

Jessie, wanita 95 tahun itu tidak sanggup menahan air matanya yang menetes pelan menjatuhi pipi keriputnya.

"Dia sendirian, dia bahkan belum mau memakan pie kesukaannya, dia bahkan belum mengatakan sepatah katapun, bagaimana bisa aku meninggalkannya seperti ini? "

Seungyoun tidak sanggup diam begitu saja, dia memeluk wanita itu dan membiarkan kemejanya basah karena air mata wanita yang tidak pernah menunjukkan kesedihannya saat pertama kali dia memasuki panti jompo jauh dari negaranya, dia sebatang kara ditinggalkan bersama dengan wanita lansia yang lain.

Dia 'dibuang' ,tidak seorang pun menjenguknya.

Bagaimana bisa mereka membuang wanita baik hati ini ke Brazil?

Dan Seungyoun hampir ingin membentak kesal pada wanita ini yang masih memikirkan satu anggota keluarganya.

"A-aku akan memberikan surat wasiatku, aku akan memberikan semua sahamku untuknya, team hukum keluargaku adalah orang yang baik, dia akan langsung memprosesnya, jadi... Jadi kau hanya perlu berjanji padaku Seungyoun-ah"

Seungyoun ingin mengabaikannya, dia ingin menolak sekuat tenaga. Tapi Jessie hampir bersimpuh jika saja dia tidak duduk diatas kursi roda.

"Baiklah... "

Seungyoun mungkin sadar dia salah memutuskan ini.

Tidak, dia tahu betul ini hal yang harus dia hindari seumur hidupnya. Dia tidak bisa pergi begitu saja. Apalagi ke sana.

"Terima kasih!! Terima kasih Evan!!! Aku akan mati bahagia dan tanpa penyesalan berkatmu, terima kasih pada semua Tuhan di muka bumi ini!"

Seungyoun meremas balik tangan keriput itu. Bahunya berguncang hebat.

"Aigooo~ terima kasih anakku, kau sudah membantu wanita Malang ini, sepuluh tahun ini aku tidak pernah kesepian berkatmu, kata-kata mu begitu tulus, perbuatanmu sangat mulia, hatimu begitu lapang dan tidak ada satupun hal buruk padamu, kau adalah seorang anak yang sangat berharga, terima kasih sudah ada disisiku"

Seungyoun tidak begitu ingat atau mungkin dia benar-benar jatuh pingsan setelah menangis hingga dadanya sesak dihari itu.

Karena begitu dia mengatakan itu semua matanya tertutup dan bibirnya yang pucat tersenyum memberikan sensasi yang menenangkan dirinya.

Dia akan memakai jas hitam terbaiknya dan bunga lili kesukaan jessie di tempat peristirahatan terakhirnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RED LIPS ( Seungseok) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang