Connect all stars, I think of you again
I feel bad but you make me smile
Please close your eyes and tell me oh my babe
I don't want anything special, U know me yeah
Gyehyeon masih menatap langit malam yang bertabur bintang. Cahayanya yang terang menemaninya dalam kesunyian dan kemuraman. Biasanya ia dapat menghubungkan bintang-bintang itu menjadi rasi. Namun, hari ini ia tak bisa melakukannya dengan baik. Akhir-akhir ini banyak hal ia pikirkan. Mulai dari sekolah, tugas, hingga cinta.
Cinta, adalah hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Benaknya terus saja mengingat perihal pujaan hatinya. Hyunrim memang sosok yang dalam banyak kesempatan menempati rongga-rongga pikirannya.
Gyehyeon tersenyum geli. Ingatannya melayang kembali pada kesempatan tadi siang. Baginya itu adalah sebuah awalan yang baik. Ia mendapatkan satu kriteria dari tipe ideal Hyunrim. Seseorang yang perhatian. Jawaban Hyunrim itu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Ia cukup paham dengan makna kata itu. Akan tetapi, perhatian seperti apa yang disukai gadis itu?
Gyehyeon mengalihkan perhatiannya pada mangkuk yang ada di pangkuannya. Sejenak ia menatap potongan buah-buahan di sana. Perlahan ia mengangkat sumpitnya dan mengambil potongan apel. Dengan tenang ia memasukkan potongan apel itu ke dalam mulut.
Angin malam berhembus lembut menerpa kulit Gyehyeon. Sudah sekitar tiga puluh menit ia duduk di pekarangan rumahnya untuk menyendiri seraya berpikir. Potongan demi potongan buah telah masuk ke dalam perutnya. Ia berhenti memasukkan stroberi ke dalam mulutnya begitu teringat sesuatu.
Perhatian kecil? Pikir Gyehyeon.
Hal itu tiba-tiba muncul di benaknya saat ia teringat dengan perlakuan Sungjun kepada Hyunrim tadi siang. Gyehyeon memiringkan kepalanya. Mungkinkah?
"Gyehyeon-ah, kemarilah. Ada Hyunrim di sini." Panggilan dari sang ibu membuat Gyehyeon tersentak kaget. Hatinya seketika berdebar. Bagaimana bisa orang yang tadi aku pikirkan sekarang sudah di rumahku? batinnya.
Segara Gyehyeon beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam rumah. Ia meletakkan mangkuk dan sumpit yang tadi ia bawa ke atas meja makan. Segera ia melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
"Katanya ada barangnya yang tertinggal saat belajar kelompok tadi siang. Kalau begitu temani dia mencari barangnya," tutur ibu Gyehyeon lantas meninggalkan Gyehyeon dan Hyunrim.
"Maaf, aku mengganggumu malam-malam seperti ini," kata Hyunrim.
"Tidak apa-apa," jawab Gyehyeon. "Apa yang tertinggal?"
"Buku catatan."
"Ah, sepertinya itu ada di ruang baca," kata Gyehyeon lantas mulai melangkahkan kakinya ke tempat tujuan. Sementara itu, Hyunrim mengekor di belakangnya.
Gyehyeon menyapukan pandangan matanya pada meja besar di ruang baca. Kedua matanya fokus mencari buku catatan milik Hyunrim di antara buku yang ada di sana.
"Apa ini yang kau cari?" kata Gyehyeon seraya menunjukkan sebuah buku dengan sampul bergambar bunga mawar.
"Ah, benar itu milikku." Hyunrim mendekat ke arah Gyehyeon. "Gomawo."
Gyehyeon hanya mengangguk sebagai jawaban. Selanjutnya ia memperhatikan Hyunrim yang tengah membuka buku catatan itu. Pada saat itu terdapat selembar kertas yang terjatuh dari buku catatan Hyunrim. Segera Gyehyeon meraih kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love It
أدب الهواةGyehyeon jatuh cinta dengan teman sekelasnya, Hyunrim. Waktu telah banyak berlalu ia habiskan untuk memperhatikan gadis itu. Dan ia dihadapkan pada pemandangan bahwa gadis itu dekat dengan beberapa laki-laki. Hal itu membuatnya tak berani mengungkap...