"Ice cappuccino dan vannila late 1 plus banana pancake dan kue pastry isi nanas dimeja nomor 5." Ucap salah seorang wanita di depan meja kasir.
Alta yang baru saja selesai mengantar pesanan dimeja nomor 2 lantas bergegas mengambil penampan yang sudah diletakanya 2 gelas minuman dan 2 piring menu kue untuk ia antarkan lagi menuju meja nomor 5.
Dibawanya dengan penuh hati-hati supaya tidak tumpah, dengan langkah kaki yang begitu pelan membuat hatinya berdegup sangat kencang seperti orang yang mau ketemu gebetan.
Bagaimana tidak, sudah 3 kali ia sudah menjatuhkan piring dan gelas yang akan ia antarkan ke pengunjung.Ia adalah karyawan baru yang saat ini bekerja dikedai coffee yang ada di Jakarta.
Gerak geriknya yang masih lamban membuat ia sering kali ditegur dan sering dapat omelan dari Genta. Ia adalah seorang laki-laki yang sudah hampir 4 tahun bekerja sejak awal kedai ini dibuka.Ia seperti tangan kanan yang telah dipercayai oleh atasanya. Tidak heran, hampir semua kebutuhan kedai atau perihal apapun yang menghandle adalah Genta.
Ini sudah masuk minggu kedua Alta bekerja disini. Ya meskipun ia belum begitu lihay, seenggaknya peningkatan kemampuannya jauh lebih baik daripada minggu kemarin.
"Ta, ntar mau pulang bareng gak ?" Tanya Kiya.
"Boleh Ki, naik apaan ?"
"Pake mobil dong, atau lu mau pake ojek onlin ?"
"Begaya banget angkot aja lu bilang pake mobil."
"Lah, bener kan ?" Jawab Kiya tersenyum meledek.Iya namanya Kiya, gadis kedua setelah Alta yang juga bekerja di satu kedai yang sama. Dia juga sama-sama anak baru yang beda sebulan sama Alta.
Ada Basro dan Wira penghandle dibagian dapur, chef dan si barista yang paling jago meracik menu. Ini kalo dikategorikan masuk dalam kategori pria idaman. Karena pinter masak. Masak air maksdunya. Haha.
Ada Kiya dibagian meja kasir, yang kalo nyanyi lagu korea suka gak pas sama intronya. Berasa kayak lagi denger orang nyanyi tapi ngarang. Kalo mau tau film film drakor dia jagonya. Kuy langsung tanyakan. Dijamin langsung fast respon ngejawab gais.
Alta dan Oman dibagian pelayan konsumen, sekaligus pengantar menu.
Dan yang terakhir Genta si Penghandle kedai.
"Gue balik dulu yee." Ucap Basro dengan melambaikan tangan berjalan kedepan.
"Dapur udah beres Mas ?" Tanya Alta sambil mengangkat kursi yang dibalikan dan diletakannya diatas meja.
"Sudaaaahhh !!" Jawabnya teriak.
"Yaudah buruan gih Ta, gue udah mau beres nih." Ucap Kiya.
"Eh gue balik yee." Lanjut si Wira.
"Man, buruan tu kursi dibalik-balikin." Suruh Alta cepat cepat.
"Lah." Mengernyitkan dahi sambil berkata lirih "tu bocah nyuruh gue njir."
"Yass selesai. Huh !" Ucap Alta menghela napas."Mas Gen, udah selesai nih." Ucap Kiya pada Genta.
"Udah lu kunci kan tu mesin kasir ?, kalo udah lu boleh balik. Kalian kalo udah langsung balik aja." Ucap Genta.Mereka bertiga bergegas meninggalkan ruangan tersebut, satu persatu langkahnya mulai keluar dan membunyikan lonceng depan pintu setiap kali orang melewatinya.
Ruangan tampak sunyi dan gelap, hanya tersisa 2 lampu yang masih menyala yakni di meja kasir dan lampu depan. Genta mengemasi tas dan mematikan lampu lalu berjalan keluar dan menguncinya.
Genta selalu datang lebih awal dan pulang terakhir karena kebetulan cuma ada satu kunci yang ia pegang.
"Ta, gue anter yuk ?" Tawar Oman.
"Enggak ah, gue bareng Kiya aja."
"Jadi cuma Alta doang nih yang ditawarin ?, gue enggak ?" Ledek Kiya.
"Maleeessss." Ucapnya sambil memacukan gas motornya.
"Sialan lu Omaaann !" Teriak Kiya.