14 February 2020
"Kau yakin di sini aman, ini hari valentine pasti banyak orang datang ke sini ". Tanya Nayeon yang bertugas mengantarkan Sana.
"Sudahlah, kau pergi saja tak apa. Aku pernah ke sini dan di sini aman". Suruh Sana sebab ia tahu temannya ini harus segera pergi.
"Baiklah, berhati-hatilah. Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku atau yang lain". Ucap Nayeon ketika Sana turun dari mobil yang dikendarainya.
Sana menatap sekilas mobil yang mulai menjauh, sore itu salju turun tipis sehingga di hari valentine pun tak banyak orang yang keluar dan lebih memilih menghabiskan waktu di dalam ruangan.
Berbeda dengannya, kedatangannya sore itu di bukit dekat sungai Han untuk bertemu seseorang di hari spesial itu, Jung Jaehyun, si Valentine boy.
.
.
"Kau sudah datang. Maaf aku lama". Ucapnya ketika melihat pemuda yang ingin ia temui ternyata sudah menunggu di bangku taman dengan jaket tebalnya.
Di bawah salju yang turun sang pemuda menyambut kedatangan sang gadis dengan senyum.
Sana pun mengambil tempat di sisi pemuda itu.
"Eoh, baru saja kok".
Bohong, Sana tahu jelas pemuda yang duduk di sampingnya ini sudah menunggu cukup lama di bangku taman. Kulitnya yang putih semakin pucat di tengah udara dingin itu.
Sana bangkit lalu berjalan mendahului sang pria yang masih betah terduduk.
"Ayo, aku mau kopi".
Jaehyun hanya menurut lalu menyusul dan berusaha menyamakan langkah dengan gadisnya tersebut.
Dengan gugup ia mencoba meraih tangan Sana.
Sana hanya tersenyum ketika berulang kali tanggannya bersinggungan dengan tangan Jaehyun.
Tanpa ragu Sana meraih tangan besar itu, membuatnya tertaut.
Hati Jaehyun menghangat, air muka yang tadinya pucat sontak berubah menjadi merah muda. Sekarang, dengan tegas ia eratkan tautan keduanya mencari kehangatan ditengah udara yang dingin.
Kopi kaleng hangat dari vending machine menemani keduanya. Beruntung tak banyak orang di tempat itu kecuali mereka dan beberapa orang yang hanya sekedar lewat.
Di bawah gazebo tak banyak perbincangan di antara keduanya. Ini pertama kalinya mereka bertemu sejak di acara akhir tahun kemarin, setelah itu mereka sama sekali tidak berkontak sebab situasi yang sedang tidak memungkinkan terutama bagi Sana.
Pada awal tahun, hubungan asmara teman satu grup nya diketahui oleh publik. Hal itu cukup mempengaruhi Sana, terlebih agensi sangat menjaga segala sesuatu yang berhubungan dengan nya terutama masalah asmara.
"Maaf". Kata itu akhirnya lolos dari mulut Sana, setelah ia menahan nya sejak tadi.
Kata itu sukses membuka percakapan keduanya.
"Apa maksudmu, tak perlu meminta maaf". Jaehyun mengambil nafas panjang. " daripada itu, aku bersyukur kau tak apa-apa, dan- ehmm..".
Sana menatap penasaran, apa yang sebenarnya Jaehyun ingin bicarakan.
"Dan apa?". Tanya nya.
" Aaa-ku, merindukanmuu!" Tegas Jaehyun di akhir.
"Myoyaa?" Sana terkekeh melihat telinga Jaehyun yang memerah, berarti ia sedang sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
* LET ME HOLD YOU TIGHT *
Fanfic[COMPLETED] Mungkin menurut orang-orang pekerjaan sebagai idol itu sangat luar biasa, bertabur popularitas dan banyak kesenangan di dalamnya. Namun tak banyak yang tau bagaimana aslinya kehidupan sebagai idol, idol itu seperti manekin hidup didandan...