2

6 0 0
                                    

Seorang lelaki turun dari lantai atas. “Kukira itu saja.”

Lelaki itu mengerutkan dahi. Siapa yang menelepon ayah sepagi ini?

“Ayah.” “Hai Seojun.” Ucap ayah lelaki itu berbalik menyambut Seojun.

“Siapa?”

“Sekretarisku.”

“Sekretariku maksudnya?”

“Kau belum direkrut. Syaratmu belum kau penuhi.” Ucap tuan Oh disana.

Oh Seojun. Pria muda itu bahkan hanya mencebik kesal.

“Sarapanlah dulu. Jangan lupa nanti bicaralah pada Cheonsa.” Ucap Tuan Oh.

“Siapa Cheonsa?”

“Syaratmu. Aku mau kau menikahi Cheonsa. Bukan pacar centilmu itu.” Ucap tuan Oh dengan nada kesal.

“Ayah...”

“Ayah tak menyukainya. Kau berpendidikan, tampan. Apa kau hanya menginginkan istri yang hanya bisa menghabiskan hartamu? Aku tidak ikhlas.” Ucap tuan Oh.

“Ayah tak mengerti...”

“Apa yang tidak lebih kau mengerti selain perasaan orangtua ini? Kau masih mau membantah? Kalau begitu biar ayah mencari ahli waris yang lain.” Ucap tuan Oh.

Seojun berdecak kesal.

“Aku berangkat.” Ucapnya.

“Kau tidak sarapan?”

“Biar Cheonsa yang menyiapkan!?” umpatnya kesal.

Tuan Oh bahkan hanya tersenyum menggelengkan kepala.

Seojun segera berjalan cepat dan masuk kedalam mobilnya.

Mobil hitam mengkilap hasil menabungnya selama 3 tahun nampak menggoda siapapun yang melihatnya.

Tak pikir panjang, ia melaju cepat ke jalanan menuju kantor perusahaan milik ayahnya.

Perjalanan tak memakan waktu yang lama. Cukup dengan 20 menit, Oh Seojun sudah bisa melihat gedung megah nan mewah perusahaan yang kelak akan ia warisi.

“Sampai...” ucapnya menyahut kacamata hitamnya.

Oh Seojun turun dari mobilnya. Beberapa pegawai mulai menatapnya kagum.

Tubuhnya tinggi tegap, nampak kekar dan atletis. Tampan dengan kulit putih dan garis wajahnya yang tegas.
Seojun bagai dewa.

"Selamat pagi, ada yang bisa kubantu tuan?" Tanya resepsionis menyambut Seojun disana.

"Aku putra dari CEO kalian. Aku ditugaskan menggantikan ayahku beberapa hari. Bisa kau tunjukkan ruanganku? Panggilkan nona Bae Cheonsa." Ucap Seojun cepat.

"Baik tuan. Tunggu sebentar."

---

Cheonsa sibuk mengurusi berkas arsip.

"Aku sudah bilang arsipnya harus rapi. Kenapa folder S4 berada di Q4? Rapikan arsipnya. Nanti akan kembali kuperiksa." Omel Cheonsa pada kepala arsip perusahaan disana.

"Ne... Akan segera kuperbaiki, nona. Terimakasih." Ucap pegawai itu menundukkan kepala cepat dan keluar dari ruangan Cheonsa cepat.

"Dasar..." umpatnya sekali lagi dan kembali menatap layar komputernya.

Teleponnya mendadak berdering.

"Ya?" "Ada tuan Oh Seojun. Dia telah tiba di resepsionis."

"Bagus. Aku akan memarahinya." Ucap Cheonsa bangkit meletakkan gagang telepon dan segera ke lift.

Only this DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang