Bag.2

234 135 186
                                    

Alarm berbunyi sangat nyaring, hal itu membuat Calya harus terbangun di pagi buta. Calya teringat sesuatu, hari ini adalah hari dimana Calya harus mendaftarkan kesekolah baru.Calya harus bersiap-siap walau hari ini masih pukul 4 pagi. Entah mengapa perasaan nya sangat senang dan tak sabar untuk menemui teman teman yang baru disekolah. Walaupun, Calya harus terpisah oleh teman dan sahabat nya yang baru di Jakarta.

Calya berpakaian rapih, ia berpenampilan sangat elegan dan cantik. Dengan rambut ter-urai ke belakang dan poni kecil yang menghiasi wajah manis nya. Tak lupa Calya memakai sedikit bedak untuk mempercerah wajahnya, hari ini adalah hari yang istimewa.

Calya merangkul sebuah tas kecil miliknya. Ia memperlihatkan pada cermin bahwa hari ini adalah hari yang menyenangkan.

"Calya! Ayo sini sarapan sayang" Panggilan Kirana membuat Calya menoleh kearah suara.

"Iya Ma sebentar,Calya lagi siap siap" Balas Calya.

Calya sudah bersiap-siap pagi ini, ia harus sarapan terlebih dahulu.

"Calya, hati hati ya, jangan cari gara gara disana" Pesan Kirana kepada Calya.

Calya hanya mengangguk mengerti, dan segera ia meminum segelas susu dan roti.

"Pa, ayo berangkat" Ajak Calya tak sabar.

"Ayo, aku dan Calya berangkat dulu ya ma" Ucap Kevin mencium kening Kirana.

Calya dan Kevin segera memasuki mobil-nya dan menuju ke sekolah SMA Pancasila.

🌵

Calya menatap jalan dengan perasaan senang. Bagaimana tidak? Ia akan menemukan pengalaman baru disana.

Tak butuh waktu lama mobil yang naiki oleh Calya sudah berada tepat pada gerbang yang bertulisan "SMA PANCASILA."

Calya segera turun dari mobil dan segera mengunjungi ruang Kepala Sekolah untuk melakukan pendaftaran.

Kevin mengisi formulir dan syarat syarat ketentuan. Setelah diterima, Calya sudah diizinkan untuk ber-sekolah besok.

Calya sangat senang, ia akan memasuki kelas X-2.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuat semua orang menoleh ke arah suara.

"Masuk" Ucap Pak Djarot. Pak Djarot adalah wali kelas X-4, Pak Djarot terkenal dengan lawakan nya yang asik namun tegas. Jika beliau marah,ia tidak segan segan menghukum murid-nya yang melanggar aturan.

Langkah kaki terdengar sangat jelas, Lelaki itu memasuki ruang Kepala Sekolah dengan luka lebam di-wajah nya.

"Dhafin, tolong ya kamu itu jangan ngelanggar lagi! Sudah berapa kali kamu saya hukum karena ribut di kelas! Sekali lagi kamu buat masalah di kelas,saya tak segan segan tidak meluluskan kamu! Paham?! " Bentak Pak Djarot.

Dhafin mengangguk mengerti, lalu Dhafin tersenyum ke-arah Calya.

Calya hanya membalas dengan senyuman tipis, lalu ia segera keluar dari ruang Kepala Sekolah.

"Oh jadi tuh cowok namanya Dhafin" Batin Calya.

🌵

Hari sudah siang, Kevin tidak bekerja hari ini, ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Puteri kesayangan nya, Calya.

Kevin mengajak Calya untuk membeli peralatan sekolah di toko yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesekali Kevin berkeliling seraya melihat-lihat betapa indah nya kota Bandung.

Calya sangat betah untuk tinggal disini. Udara yang sejuk dengan pemandangan yang asri membuat mata Calya menjadi lebih rileks.

"Pa, enak ya tinggal disini" Ucap Calya.

"Iya dong sayang, sejuk kan?" Tanya Kevin seraya mengelus kepala Calya dengan lembut.

"Iya" Ucap riang Calya. Ia hanya menatap pemandangan diluar sana yang jauh beda dari Jakarta. Calya sangat beruntung bisa tinggal disini bersama keluarga yang harmonis.

Bagi Calya, hidup nya begitu sempurna.Mempunyai Mama dan Papa yang sayang dengan dirinya. Keluarga yang begitu harmonis membuat Calya bangga dengan keluarga kecil nya.

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang