Halo, ini bagian pertama yang aku publikasikan, semoga kalian yang baca bisa enjoy dan menikmati, aku sedikit gugup karena ini cerita yang tidak biasa aku tulis, tapi aku bakal nyoba.
Enjoy ^.^
Gavin menatap arloji di tangan kirinya, sudah pukul 16.00, tapi, tidak ada tanda-tanda kalau pekerjaan ini akan segera selesai, dikantor lagi sibuk-sibuknya mengurus segala macam tentang dunia pertelevisian.Gavin harus memutar otak supaya saluran televisi miliknya bisa tetap eksis dan dapat rating tinggi dengan acara yang berkualitas, mengingat sekarang orang-orang sudah mulai beralih ke media daring dibandingkan televisi. Gavin bekerja di bidang media dan informasi bernama Grandmedia Group.Grandmedia Group merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertelevisian, Media Kabar seperti Koran dan Majalah. Perusahaan ini didirikan oleh Kakek Gavin yaitu Ayah dari Papa Gavin, semacam perusahaan turun-temurun, Gavin sendiri secara resmi sudah menyandang status sebagai Presiden Direktur yang memantau segala macam alur kerja perusahaan. Pertanyaannya, kenapa Gavin bisa mendapatkan posisi presiden direktur diumurnya yang masih terbilang muda yaitu 27 tahun? Orang diluaran sana bergosip kalau Gavin menggunakan nepotisme dalam meraih posisi ini, tapi dengan tegas, Gavin akan menjawab tidak atas gossip itu.
Gavin menghela napas, memeriksa berkas yang berisi ide-ide yang justru kebanyakan tidak disukainya, hal itu cukup membuat kepalanya pening. Gimana bisa mereka memberikan ide dengan konsep acara yang sama. Gavin melempar berkas yang ia pegang keatas mejanya. Lelah. Gavin menghempaskan punggung ke senderan kursi kerja dengan kepala menengadah kebelakang dan kedua matanya terpejam. Ia merasa kesal, kalau pada akhirnya iahanya akan membuang-buang waktunya dengan memeriksa berkas yang isinya hampir sama. Lebih baik ia keluar menemui client. Apa mereka gak bisa lebih kreatif lagi, acara talkshow di televisi Indonesia itu sudah banyak jenisnya, kalau mereka masih tetap akan membuat acara seperti itu dengan hanya mengandalkan bintang tamu yang lagi viral, Gavin yakin dalam waktu enam bulan acara itu sudah bubar.
"Vin, lo harus lihat ini" Suara seseorang dari arah pintu ruang kerjanya membuat Gavin merubah posisi menjadi tegak. Orang itu Raka,sahabat sekaligus manager umum perusahaannya, tidak heran jika Raka masuk tanpa perlu mengetuk pintu, Raka menyimpan sebuah Majalah diatas tumpukan berkas yang tadi Gavin lempar. Gavin menyernyitkan dahinya bingung, karena yang Gavin lihat adalah sampul Majalah yang menampilkan model Penyanyi sebagai tokoh utama dalam sampul majalah ini. Raka mendengus kesal melihat Gavin tidak merespon sama sekali, lalu Raka meraih kembali Majalah itu dan membuka selembar demi selembar.
"Nih, Lihat ini" Raka menunjukkan foto Gavin yang menggunakan setelan yang biasa dipakai untuk bekerja, Gavin ingat itu diambil sekitar satu minggu lalu saat ia melakukan wawancara dengan majalah bisnis. Selama satu tahun Gavin menjadi Presiden Direktur Perusahaan. Membuat media menjadi lebih tertarik padanya karena usianya yang muda dan wajahnya yang tampan. Gavin yang bekerja diindustri itu justru melarang karyawannya untuk tidak menampilkan dirinya sama sekali. Aneh bukan?
"Oh, itu minggu lalu gue diwawancara" Kata Gavin.
"Lo biasa aja? Lo dikatain gay Gavin" sentak Raka.
"What?" tanya Gavin heran.
"Baca ini, baca...elah lo ini terlalu bodo amat, lo ngomong apa diwawancara itu sih?"
"Gue gak ngomong apapun" Jawab Gavin. Kali ini Gavin membaca Majalah itu yang berjudul"Mengenal Lebih Dekat Pengusaha Muda Gavin Ravindra Pradipto" dari judulnya seperti artikel bagus, tapi ketika dibaca justru menjadi menjengkelkan bagi Gavin, artikel itu menyebutkan kalau dia seorang gay, bahkan dengan alasan yang tidak masuk akal, mana bisa hanya karena dia bilang sedangtidak memiliki ketertarikan dengan perempuan, mereka bisa menyimpulkan kalau dia gay, yang benar saja. Pada saat itu wartawan yang mewawancarainya bertanya apakah ia tertarik dengan perempuan, Gavin jelas menjawab tidak karena Gavin sedang tidak tertarik dengan perempuan manapun saat ini, bukan berarti dia gay. Gavin baru sadar bahwa itu adalah pertanyaan menjebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
RomansaHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...