Prolog

1.2K 109 32
                                    

Sinar bulan di luar jendela, aroma alkohol, kemurahan hati, dan sikap flamboyan cendekiawan tua yang tahu cara menikmati senyuman makhluk indah seperti menikmati salju bersama teman dekat adalah hukum dan etiket yang harus ditepati seorang Playboy. Namun, satu hal yang paling penting dari semua itu adalah mencintai diri sendiri.
Catatan Playboy 1

💐 💐 💐



















Dilihat bagaimanapun juga, keberadaan pemuda yang sedang duduk seolah ia tengah menunggu seseorang sembari menikmati sinar matahari yang datang dari arah jendela itu benar-benar menarik perhatian. Dua wanita yang sedang duduk di samping meja pemuda itu berbisik-bisik dan menganga setelah melihat wajah pemuda itu. Seakan tidak bisa membiarkannya begitu saja, kedua wanita itu berdiri dari kursi dan mendekati pemuda itu. Begitu merasakan kehadiran dua wanita yang mendekatinya, ekspresi puas di wajah pemuda itu berubah menjadi ceria dan menyambut keduanya dengan senyuman.

"Dia tidak datang?"

"Dia pasti datang. Coba cari dia di kerumunan para wanita itu. Dia pasti ada di sana."

Teman-teman pemuda itu melihat ke sekeliling. Sesuai dugaan. Di sana, di tempat yang disinari sinar matahari, Pemuda itu berada di antara kerumunan para wanita. Memang, ia adalah pemuda yang begitu menarik perhatian. Benar-benar permata di atas timbunan tahi ayam.

"Dasar. Kenapa dia selalu dikelilingi wanita?"

Meski sedikit mengesalkan, harus diakui bahwa tidak akan ada yang menyangkal ketampanan 'Si Playboy' ini.

"Ddongkae!"

Begitu mendengar panggilan teman-temannya, pemuda itu mengedarkan pandangan dan keluar dari kerumunan. Wajah para wanita itu pun dipenuhi rasa kecewa dan mulai sibuk memberikan nomor telepon kepada 'Si Playboy'.

"Kau kenal wanita-wanita itu?"

"Tidak."

"Kau memang mahir dalam hal menaklukkan hati." Salah seorang teman pemuda itu melontarkan komentar dan mengembuskan napas lalu menatap wajah pemuda itu. Mata hitam yang berkilat nakal di bawah bulu mata yang panjang, hidung yang mancung di tengah wajahnya, bibir tipis merah yang selalu menyunggingkan senyuman, hingga garis rahang yang sempurna. Dalam pandangan pria lain pun wajah pemuda itu terlihat sempurna.

Jika seseorang memiliki penampilan luar yang mengilap seperti pemuda itu, bisa dipastikan otaknya kosong. Namun, tidak demikian dengan pemuda itu, ia selalu terdepan dalam segala hal meskipun tanpa usaha keras. Daripada disebut mempunyai metode khusus, selalu dikerumuni oleh pria atau wanita adalah hal yang mutlak bagi 'Si Playboy' yang sempurna.

"Sebenarnya keahlian apa yang kau miliki? Bagaimana caranya supaya para orang-orang tertarik kepadamu? Apa kau punya metode khusus?"

"Apa maksudmu? Ini semua karena wajahku."

Pemuda itu menyeringai nakal. Kelopak mata yang menutupi mata hitam pemuda itu membentuk garis lengkung indah, sementara senyuman khas itu terbentuk. Saat mendapat ekspresi itu, yang bisa dilakukan teman-teman pemuda itu hanyalah menghela napas. Walaupun demikian, tidak ada seorang pun dari mereka yang tidak menyukai 'Si Playboy' satu ini.

"Kalau si pria tidak setampan dirimu, para wanita tidak akan berkerumun seperti tadi."

"Kuberitahu kau. Aku mencintai manusia. Kau tahu kenapa orang berkerumun di dekat anjing dan anak-anak?"

Nada suara pemuda itu tiba-tiba berubah menjadi serius. "Itu karena anjing dan anak-anak menyukai manusia. Keduanya ingin dicintai. Begitu juga dengan manusia. Lalu, para wanita juga manusia. Kau hanya perlu mencintainya."

"Apa kau Tuhan? Kau berbicara seperti Tuhan saja. Aku juga ingin dicintai, tapi aroma wanita saja tidak ada di sekelilingku."

"Kau ini. Cinta itu bukan mendapatkan tapi memberi. Kalau ingin dicintai, kau hanya perlu mencintai. Semuanya berbeda tergantung dari usahanya."

"Hanya itu saja? Kau serius?"

"Tentu saja tidak. Ada satu hal lagi."

"Apa?"

Mendengar nada suara curiga teman-temannya, pemuda itu berkata dengan nada suara penuh arti, "Kau tidak tahu? Aku kan playboy yang mendapatkan cinta dari siapa pun. Kadang ada juga yang terlahir sebagai playboy sepertiku."

Wajah pemuda itu yang tadinya menyunggingkan senyuman kecil sehingga menimbulkan bentuk senyuman khas itu berubah menjadi serius. Teman-teman pemuda itu, yang tadinya mendengarkan perkataannya itu dengan serius, merasa terkejut dan langsung menyerbunya.

Kadang, ada orang yang terlahir sebagai playboy.



Siapa bilang main tebak-tebakannya selesai...

Ayo pecahkan teorinya!

Yuk tebak siapa cast pairingnya...

Jangan salah tebak, nanti menyesal:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love With FlawsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang