Hai! Kita ketemu lagi hihi.
Selamat membaca, jangan lupa vote + komennya! 💗
..
.
Zeo terbangun karena sinar matahari pagi yang menyelinap dari tirai kamar. Bukannya langsung bangun, ia malah tersenyum sendiri dengan matanya yang masih terpejam. Zeo memang hampir mendekati gila setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Karna gemas dengan pikirannya sendiri, ia mulai menendang-nendang sampai selimutnya jatuh ke lantai. "Arrghhhh"
"KAK BANGUN WOI! UDAH JAM BERAPA NIH?!" Teriakan Fania sukses membuatnya beranjak dari tempat tidur.
Zeo meraba laci disamping kasur untuk mendapatkan kacamatanya, "IYA UDAH BANGUN!" Zeo langsung membersihkan seisi kamarnya. Karna semalam ia sudah mengantuk, jadi tidak sempat untuk membersihkannya.
Setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolah, Zeo bercermin melihat apa yang kurang pada dirinya, "Dasinya kurang naik" dirasa sudah rapi, ia langsung menggendong tasnya untuk turun kebawah.
"Zeo, 4 atau 5 bulan lagi kamu Ujian Nasional kan?" Tanya Bundanya yang sebenarnya lebih pantas menjadi kakaknya.
Zeo berdiri dari kursi untuk mengambil nasi di meja, "Iya, Bun, masih agak lama sih. Zeo santai aja" ia tidak bermaksut sombong, tapi ingin menyindir adiknya.
"Idih! Tau gue lo pinter, gue mah mundur alon-alon aja" cibir Fania
Ayahnya yang sedari tadi menyimak angkat bicara "Hush dek! Kamu seharusnya contoh kakakmu. Bukannya malah mundur alon-alon mundur alon-alon"
"Fania gak mau, Yah, dia culun. Pinter-pinter kok culun!" Manusia yang paling ingin ditenggalamkan oleh Zeo adalah adiknya sendiri.
"Tapi otakku encer gak kayak kamu!"
"Aku-kamu? Jijik, gue-lo aja napa bray, kaku amat hahaha"
"Fania! Kamu gak sopan banget ya sama kakak sendiri. Udah ah, cepet habisin makannya nanti kalian telat"
Zeo dan Fania menjawab bersamaan, "Iya, Bun"
...
Sebenarnya jika ingin berangkat sekolah Zeo selalu menaiki vespa hijau kesayangannya. Tapi beberapa hari yang lalu tiba-tiba vespanya tidak bisa berjalan, jadi hari ini Zeo berangkat bersama Ayahnya.
"Zeo berangkat ya, Yah! Nanti Zeo kabarin kalau udah pulang" pamit Zeo sambil membuka pintu mobil untuk keluar, "Iya hati-hati!" Jawab Ayahnya.
Zeo adalah siswa tahun terakhir di SMA Tribangsa. Selama bersekolah disini, ia jarang─lebih tepatnya tidak pernah mendapatkan masalah. Masa kelamnya sudah terjadi saat ia masih duduk di bangku SMP. Karna tidak ingin terluang lagi, sedikit demi sedikit Zeo merubah kebiasaan salah satunya adalah dengan rajin belajar.
Tak disangka tekad Zeo berbuah hasil. Ia kerap mendapat peringkat sejak kelas 10, serta piala-piala yang selalu ia bawa saat mengikuti lomba.
"EYOOO! ZEO MY BRADAAA" yang baru saja memanggil Zeo adalah Josua, teman dekatnya sejak dari kelas 10.
"Hai Jo" jawab Zeo singkat
"Ada apa nih my brada kok agak lemes gini? Habis diangetin yaa?" Zeo membatin, "Diangetin? Emang dia kira aku nasi di mejikom?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Culun, Zeo
Teen Fiction[ON GOING] [HIATUS UNTUK BEBERAPA SAAT] Cerita tentang bagaimana seorang Zeonard Pangestu yang menyukai Sang primadona sekolah. Tentunya tidak semudah itu untuk menaklukkan perasaan si pujaan hati karna Zeo tidak percaya dengan penampilannya sendiri...