Sesampainya di apartemen, Sakura langsung mencari wanita berambut merah yang sudah tiga hari menemaninya di apartemen.
"Karin". Panggil sakura sambil melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumahan.
"Aku disini". Ucap Karin sambil tersenyum.
Sakura langsung menyerahkan es krim red velvet pesanan wanita itu. "Pesanan mu" ucap nya.
Karin tersenyum bahagia melihat es krim favorit dihadapannya. "Terimakasih Sakura, kupikir kau melupakan nya".
"Ini pertama kalinya kau menyebutkan namaku, dari semenjak kita bertemu". Ucap sakura sambil berlalu menuju pantry.
Karin langsung menghilangkan senyumannya, dan mulai mengikuti Sakura menuju pantry.
"Kau tidak senang, aku menyebut nama kecilmu?" Tanya Karin hati-hati.Sakura mengehentikan acara minumnya dan menatap Karin dengan alis mengkerut.
"Kenapa kau berpikir aku tidak senang?"."Aku hanya takut kau tersinggung saat aku mengucapkan nama kecilmu, secara kita baru bertemu 3 hari yang lalu". Balas Karin.
Sakura menghampiri Karin dan memegang kedua bahu wanita itu. "Aku senang ketika kau memanggilku dengan nama kecilku". Ucap nya dengan senyum tipisnya.
Karin menatap sakura, dan membalas senyum, saat melihat kesungguhan dari mata indah itu. "Kupikir kau bukan orang yang mudah akrab dengan orang baru, yang kau temui".
"Kau benar, aku memang orang seperti itu Karin" ucapnya.
"Namun, itu berbeda ketika aku melihat mu pertama kali di ruangan itu. Kau menangis saat menatapku dan, itu membuatku ingin membawa mu pergi" lanjut Sakura.
"Kau orang yang baik" ungkap Karin tulus.
Sakura tertawa kecil mendengar ungkapan Karin. "Tidak semua orang menganggap ku seperti itu. Mereka lebih sering melihatku sebagai wanita yang sombong, dan aku mengakui itu".
Lama karin menatap sakura, lalu menghembuskan nafasnya. "Mereka hanya tidak melihat sisi berbeda dari dirimu" Ucap Karin menimbulkan keheningan.
Keduanya terdiam cukup lama. Sampai akhirnya sakura membuka suara kembali. "Kau ingin makan sesuatu untuk makan malam nanti?" Tanyanya.
Karin tersenyum dan berkata "kau bisa memasak?".
"Ini salah satu keahlian ku yang tidak orang ketahui, kecuali kau dan Ino" balas sakura sombong.
"Wahhh... kau memang pantas disebut wanita sombong" ucap Karin yang membuat sakura tertawa.
Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan, sakura duduk di ruang tamu bergabung dengan Karin.
Keduanya nampak fokus dengan film yang ditayangkan dari benda kotak berwarna hitam itu.
Karin mencuri pandang kearah Sakura beberapa kali, seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan.
"Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakanlah". Suara sakura mengejutkan Karin yang sedang berpikir.
Karin menoleh ke arah wanita pink tersebut, sedangkan yang di tatap masih asik terhadap film didepannya. "Kau sangat peka ternyata" puji Karin.
Sakura meletakkan cemilan yang sejak tadi berada di pangkuannya, lalu menatap Karin menunggu apa yang ingin dikatakan wanita itu.
Karin yang mengerti tatapan Sakura, langsung merubah posisi duduknya menjadi tegak.
"Kau ingin tau, mengapa malam itu aku hampir diperlakukan tidak senonoh oleh pria itu?". Ucapan Karin langsung mendapatkan tatapan serius dari Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Your Darkness
FantasyMata itu. Aku tau ini gila, karena aku telah jatuh pada pesona mematikan milik pria ini. Seringai yang terbentuk dengan sempurna di wajah pria itu, seakan mengundang ku untuk terus menatap wajah angkuhnya. "Menikmati sesuatu eh?". Sial, bisa-bisanya...