I'm A Mess, I'm A Loser

37 2 0
                                    


Kehilangan mereka membuatku menjadi seseorang yang sangat mencintai diri sendiri. Aku semakin banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Aku berhenti pada seluruh kehidupanku di luar sana. Perlahan aku ingin memperbaiki kualitas hidupku, di mulai dari keluarga.

Aku menjadi semakin akrab dengan orang tua dan adik-adik tiriku. Namun, tetap saja aku tidak bisa dekat dengan abang kandungku sendiri karena kami berdua masih sama-sama gengsi.

Hari-hariku semakin banyak di isi dengan hal-hal positif bersama mereka. Aku mulai menemani ayah jogging setiap pagi hari. Ayah bahkan kaget, kenapa sekarang aku justru mau menemaninya, mengingat beberapa waktu lalu sangat sulit untuk mengajakku. Ayah mengatakan jika ia hanya butuh di temani saja dan jangan terlalu memaksa jika nanti aku lelah, aku bisa duduk menikmati suasana di sana sambil menikmati jajanan. Aku pun tertarik mendengarnya. Benar saja, aku menyesal karena sering menolak ajakannya. Aku menyukai suasana pagi di sini. Pepohonan yang rindang, taman dan juga sungai terpanjang di Indonesia, yang sesekali di lintasi oleh kapal-kapal. Sungguh menyegarkan pikiran.

Aku senang menghabiskan waktu bersama ayah dengan cara seperti ini. Kita membahas apa saja dari yang penting hingga tak penting sama sekali. Aku rasa, aku telat dalam memperbaiki hubungan dengan keluarga. Andai sejak lama aku bisa seakrab ini, mungkin hidupku akan penuh pertimbangan dan tak salah menentukan jalan hidup.

Apapun itu, aku bersyukur di tahap ini. Meskipun aku masih berjuang dalam hal melupakan seseorang. Hari demi hari kulewati dengan bijaksana. Tak ada tangis dan kesedihan kecuali di malam penghantar tidurku. Aku masih ingat bagaimana aku selalu mencoba untuk tidur lebih awal dari biasanya agar tidak selalu terkenang oleh mereka-meraka yang pernah bersamaku. Ketika aku tak mampu melakukannya, aku menangis. Aku selalu berbicara pada Tuhan di waktu malam untuk memberikanku kekuatan dan keikhlasan.

Di waktu pagi, hampir setiap hari aku merasakan sakit di bagian kepala. Aku tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini sebelumnya. Namun aku sadar, ini terjadi pasca kepergian mereka. Aku rasa, aku terlalu banyak berpikir. Mengingat kondisiku ketika itu, aku seperti orang yang sedang depresi ringan. Aku bahkan tidak bersemangat dalam melakukan apapun meski aku sedang dalam masa perbaikan suasana dengan keluargaku. Mereka bahkan belum tahu bahwa aku dan vaelis sudah putus. Aku tidak berbicara apapun mengenai hidupku, aku hanya ingin mengenal keluargaku lebih dalam kali ini.

Sedih sekali! Hanya itu yang dapat ku jelaskan.

Aku memutuskan untuk tidak melakukan banyak aktivitas karena aku ingin "menyembuhkan diri" lebih dulu. Ntahlah .. saat itu aku pun mengakui bahwa aku dalam kondisi yang tidak stabil. Aku selalu mengubah alur hidupku secara tiba-tiba. Kadang ingin begini kadang ingin begitu. Tak satupun seseorang dapat memberiku masukan karena tak ada yang tahu perihal sedihku. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi selain mengikuti apa yang hatiku ingin.

Tepat 2 bulan pasca putus dengan vaelis, aku pun membuang egoku untuk mengirim pesan pada vaelis dan membahas mengenai orangtuaku. Mereka benar-benar mempertanyakan keberadaan vaelis selama ini dan aku harap vaelis dapat menjelaskan secara langsung pada mama dan ayah. Tidak sampai di situ, vaelis pun mengajakku nonton bioskop. Vaelis memberiku perhatian lagi dan aku sadar, vaelis sedang berusaha mengajakku kembali. Jujur saja, aku sangat merindukannya. Bagaimana tidak, ia selalu bersamaku. Aku tidak pernah merindukannya selama ini karena ia selalu di sisiku. Aku selalu menunggu moment ketika aku bisa merasakan rindu padanya seperti orang lain pada umumnya. Dan aku mendapatkan itu hanya ketika kami tidak bersama a.k.a putus.

Tentu saja aku menyetujui ajakan vaelis. Aku tidak berusaha menolak itu sama sekali. Aku benar-benar menghilangkan sedikit demi sedikit gengsiku. Meski aku tidak mengatakan aku merindukannya, tapi sikapku jelas sekali mengutarakan itu secara tidak langsung.

REVEALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang