Misterius Abadi

24 10 0
                                    

Gladis menyusuri lorong tempat ia belajar bersama teman-teman yang sangat ia rindukan. Sekolah yang luasnya tiga kali lebih luas daripada lapangan sepak bola, membuat ia merasa tambah tertutup oleh semua keadaan. Keadaan yang membuat Gladis berbeda dengan sosok gadis cantik yang sebenarnya asik tapi gayanya terlalu klasik.Dengan menanti situasi yang membuat dirinya harus keluar dari zona nyaman.Tapi zona nyaman itu hanya mitos belaka pikirnya.

"Hai Dis, sudah merangkai bunga apa selama libur?" pelukan cepat dari sisi belakang Gladis dengan semerbak harum yang ia sangat kenali.

"Tidak banyak Kan, rasanya bunga semasa libur kemarin semua layu"

"Kayak kamu?", saut Kania dengan cubitan kecil di perut Gladis.

"Sudahlah" nada yang sering terdengar dari mulut Gladis yang penuh rasa sendu didalamnya.

Teman-teman satu kelas Gladis tidak berubah untuk tahun terakhir ini. Kurcaci-kurcaci Gladis pun masih satu gubuk dengannya. Namun tingkah Kania, Tere, dan Pita tambah menjadi jadi. Tingkah yang sebenarnya tidak membuat Gladis heran, hanya semakin membuat Gladis berfikir, Apakah ia benar temannya yang sudah hampir empat tahun berkenalan?.Nyatanya memang benar tiga kurcaci itu adalah sahabatnya yang sudah tidak ada malu di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga Gladis.

Ngomong-ngomong masalah keluarga Gladis, Gladis memiliki keluarga yang utuh dan ideal dibanding tiga kurcacinya. Ayah yang humoris, Mama yang penyayang, dan Adik yang pintar. Itu munurut KTP, alias Kania, Tere, dan Pita sahabat-sahabatnya yang setiap malam Minggu pasti tidur di rumah Gladis yang terasa hotel bintang tiga.Akan tetapi keluarga ideal menurut Gladis bukan sekedar lengkap, humoris, penyayang, dan pintar, tapi keluarga yang ideal menurut Gladis keluarga yang bisa sama-sama belajar walaupun usianya terlapau jauh.

Ayah bisa belajar dari Adik, Mama bisa belajar dari Gladis, Gladis bisa belajar dari Ayah, dan Adik bisa belajar dari Mama. Dan rantai yang Gladis sebutkan tidak hanya terjadi seperti itu, rantai harga dalam sebuah hubungan sangat fleksibel, tergantung orang itu bisa menyadari atau tidak sebuah makna percaya itu lahir dari satu titik cahaya saling menghargai satu sama lain. Sampai detik ini hal itu belum tercapai.Itu sebabnya keluar dari zona nyaman hanya mitos.

Ngomong-ngomong, Gladis bukan sosok polos yang hanya mengangguk jika iya dan hanya menggeleng jika tidak. Wanita satu ini akan teguh dengan pendapatnya, apabila itu benar dengan segala studi pustaka yang ia baca. Tapi tetap melow jika ada yang  menusuk hatinya terlalu dalam dengan tanda menangis dalam jangka waktu yang tidak bisa ditebak. Salah satu sifat yang membuat KTP sangat khawatir dengan wanita tangguh satu ini.Luar boleh kuat, dalam haduh kayak irisan soft cake.

"Dis ke katin yuk" ajak Pita, sambil duduk di meja Gladis.

"Iya tau, udah pelajaran jam keempat masa gak ada gurunya, itukan pertanda baik" Tere sudah menularkan sisi menggoda untuk bolos dari pelajaran.

"Masa kamu gak kangen sama bakso Pak Budi" dengan alis yang berulang-ulang kali naik sambil tangan yang terus manaikkan kacamatanya punya si cantik Kania.

"Yaudah, bawel, ayok" Gladis langsung berdiri dengan menyerat tangan Tere yang tepat berada disampingnya.

Benar sekali tangan Tere sudah merah akibat cekraman yang kuat dari tangan Gladis seolah-olah Gladis habis memegang stick bola kasti waktu jam olahraga. Namun Tere sudah biasa dengan memar-memar kecil di tangan kanannya, akibat jagoan kampung cantik satu ini, Gladis Ostria Vienna. Kania dan Pita hanya tertawa melihat kejadian yang diulang kembali sama Gladis, tampang boleh cantik tapi suka kesurupan singa, hoarr.

Di kantin mereka berempat terkenal dengan anak-anak yang pintar.Yang dua pintar karena menang terus olimpiade. Kiana Olimpiade Matematika, Pita Olimpiade Fisika. Yang duanya Tere dan Gladis selalu menang tuh kalo ada lomba debat sampe tingkat nasional terus malah. Serem ya, tapi tidak dengan teman sekolah mereka.Semua seperti biasa saja.Nothing special with them, and they are don't care.

Misterius AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang