Khawatir

6 2 0
                                    

Tasya memeluk tubuh Elang.

"Seharusnya lo ngga perlu gini"

Lirih Tasya yang akhirnya meneteskan air matanya. Tasya merasa sangat bersalah kepada Elang.

"Gua takut lo kenapa - napa Lang"

Ujar Tasya kembali dalam pelukan Elang. Denyut nadi jantung Elang terasa sangat cepat. Elang merasa bahwasannya Tasya juga menyukainya. Elang mengelus elus rambut Elang dalam pelukannya. Tasya menatap wajah Elang yang penuh luka.

"Ayah lo masih belum pulang? "

Tasya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Gathan dan teman - temannya merasa bersyukur akhirnya Elang bisa jatuh cinta lagi selama lima tahun ini menjadi raja jomblo.

"Lang pakai mobil gua aja"

Ucao Gathan melemparkan kunci mobilnya kepada Elang. Dan Elang juga melemparkan kunci montornya kepada Gathna.

"Bawa pacar lo ke basecamp kita aja, Mereka pasti masih mengintai pacar lo"

Tasya menatap wajah Elang beraharap Elang dapat menolak tawaran itu karena Tasya tidak terlalu akrab dengan teman - teman Elang.

"Iya Lang, toh kalau di basecamp kita bakal jagain dia kok. Apa lo mau pulang juga dengan wajah lo yang penuh luka? "

Sahut Gathan. Elang berfikir kembali memang iya sebaiknya Tasya itu di basecamp karena ia butuh perlindungan. Tapi disisi lain Tasya ngga bakal mau karena dia perempuan, ngga mungkinkan harus tidur satu rumah bersama laki laki.

"Emm.. Ngga usah teman - teman, maaf kalau merepotkan"

"Sumpritt deh, lo harus di basecamp kita"

"Ngga usah teman - teman, Tasya merasa bersalah sama kalian masa iya gua juga harus merepotkan kembali kalian? "

"Iya nderr, Tasya biar pulang aja. Ngga baik anak perempuan harus tidur di rumah orang"

Sahut Elang. Tasya meraih tangan Elang dan membawanya segera pergi dari tempat ini. Setelah masuk di dalam mobil Tasya menamati gerak gerio Elang.

"Ngapain lihatin gua kayak gitu? "

Tanya Elang merasa aneh dengan tingkah Tasya.

"Sini deketan"

Sahut Tasya. Membuat Elang semakin merasa kebingungan.

"Lo mau ngapain? "

"Gua lupa bawa P3K, di mobil Gathan pasti ada kotak P3K"

Ucap Tasya. Elang hanya terlalu membawa rasa jadi ia memikirkan yang tidak - tidak.

"Di bangku tengah biasanya aja"

Tasyapun berusaha meraih kotak itu. Ia masih menatap Elang dengan tatapan yang geram. Kenapa pria ini dari tadi Tasya sudah suruh mendekat tapi tak kunjung mendekat.

"Elang sini dekatan sama gua! "

"Lo mau ngapain?"

Tanya Elang sambil mengacak - acak rambutnya sendiri.

"Mau ngobati tuh muka lo yang bonyok, itu rambut jangan di acak - acak nanti persentase ketampanannya berkurang"

Tasya menarik tangan Elang dan mengobati luka yang ada di wajah Elang dan tangan Elang. Perlahan namun pasti Tasya begitu telaten mengobati Elang.

"Auu.. "

Rintih Elang. Tasya tersenyum geli melihat seorang pria merasa kesakitan hanya karena olesan betadine.

MetamorfosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang