INGATAN ITU

22 2 0
                                    

Suara teriakan bergemuruh sangat kencang di telinga wanita muda itu, semua memakinya tanpa berhenti. Berbagai kalimat kasar terlontar dari sebagian mulut penonton, dari ujung ke ujung jari telunjuk terus saja menghakimi kearahnya. Dia mulai menangis, air mata sudah tidak dapat terbendung lagi, merasa ketidakadilan menimpa dirinya. Dia terdiam di atas panggung, membisu seribu bahasa, dan terus saja menggelengkan kepalanya. Hingga salah satu penonton membuat dirinya berkutik untuk bicara kembali.

" Kamu tidak pantas ada di ajang lomba sebesar ini....Turun..Pulang saja kerumahmu" sorak salah satu penonton.

" Bukan aku...bukan aku...kalian salah menuduhku. " ucap Freya membela diri yang sudah tak berdaya.

Semua mata masih saja melotot sinis kearahnya, tak ada lagi kesempatan bagi Freya untuk membela diri. Rasa bangga , percaya bahkan kagum sudah tidak berlaku lagi bagi para penonton. Dimata mereka, Freya sekarang hanyalah seorang wanita yang tidak tahu diri, dan bahkan menganggap Freya sudah tidak pantas berkarir lagi di dunia desainer. Seketika semua penonton, juri dan juga peserta diam setelah mendengar MC berusaha menenangkan suasana ricuh.

" Harap semuanya tenang, kita akan memberikan keputusan kepada semua juri dan juga panitia"  ucap MC sembari mengangkat tangan, isyarat agar suasana kembali kondusif.

Namun keheningan itu hanya bertahan dalam hitungan menit saja, Salah satu penonton berdiri dan mulai memancing kericuhan kembali. Dengan lantang, pria itu menunjuk Freya dan mangatakan " Kamu harusnya didiskualifikasi selamanya, kamu tidak layak mengikuti ajang lomba ini . Para juri harus sportif". 

" Iya betul....Betul...Turunn....huuuuuuuuu" sambung beberapa Orang membenarkan pernyataan dari pria tersebut.

Freya mulai bingung, tak tau apa yang harus dilakukannya. Berkata saja pun sudah tak sanggup. Hanya bisa menangis, tertunduk seakan bumi akan menghempaskannya dari langit hingga ke tanah.  Freya menggenggam erat kertas yang ada ditangannya, tanpa disadari Grizelle atau biasa disebut Izel merupakan salah satu saingan Freya dalam Lomba ' Design Of Summer Day ', merampas paksa kertas dari tangan Freya. Izel menunjukkan isi dari kertas Putih kusut kepada semua penonton. Dengan angkuh Izel berjalan maju kedepan, mengatakan bahwa tindakan Freya tidak pantas dikatakan sebagai seorang Desainer Profesional. Spontan, para penonton bersorak gembira mendukung Izel.

Freya mengangkat kepalanya dan mengarahkannya ke arah sudut pojok ruangan. Air matanya semakin deras, tak sanggup lagi dibendung. Disana dia melihat seorang wanita paruh baya masih memegang erat kertas besar yang bertuliskan  ' Ayo Freya, kamu pasti juara, we love you Freya'

" Ibu, maafkan aku..maafkan aku..maafkan a..ku ibu " Ujar Freya menahan tangis, ketika melihat ibunya masih mempercayai dia. Ingin rasanya Freya berlari dan meninggalkan semua ini, tapi kakinya tidak bisa bergerak dan melangkah. Seakan kakinya telah menyatu dengan lantai dasar panggung megah itu. Freya semakin gugup, berkeringat dingin sampai membasahi sekujur tubuh mungilnya. Air mata semakin deras mengalir membasahi pipi bulatnya.

" Tidak.... Tidak....Bukan aku....Tidaaaaaaaaaakkkkkkk. " Teriak freya kuat

" kak... kak Freya...bangun..bangun kak...." sontak Nesya sambil menggedor tubuh Freya agar terbangun dari tidurnya. Setelah dipanggil berkali kali, Freya akhirnya terbangun dan langsung memeluk Nesya Adiknya. 

" kakak mimpi buruk lagi ? kejadian itu masih menghantui kakak dalam mimpi ? kak Freyaaa....kakk " 

" Nes, kamu percayakan kalau itu semua bukan karena kakak ?" tanya Freya meyakinkan dirinya kembali. " iyah kak, aku lebih percaya kakak daripada siapapun didunia ini" jawab Nesya mantap sembari mengelus pundak kakaknya.
" kita tidur lagi ya kak, lupakan semua kejadian yang lalu " Ujar Nesya menenangkan Freya kembali.

YOUR BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang