Sosok Sempurna

123 3 0
                                    

Jika aku bisa mengendalikan hati
Tak mungkin aku akan melirikmu walau sedetik
Tapi kini semua sudah terlambat
Aku tak bisa lagi menundukkan pandanganku
Semakin lama, mengagumimu adalah kebiasaanku
Melihat dirimu adalah rutinitasku
Berdecak kagum setiap kali melihatmu
Melihat tingkahmu terasa lucu dan menggelitik, membuatku ingin kau perlakukan seperti itu juga
Apapun yang kau pakai tetap saja membuat bibirku melontarkan pujian
Baik buruk kelakuanmu sudah siap kuterima
Setiap yang ada pada dirimu aku suka
Tuhan, apakah Engkau ciptakan dia dari tanah juga? 
Membandingkan aku dan dia, kupikir ada unsur lain yang Kau berikan untuknya
Sadar akan diriku yang biasa saja, aku juga ingin sosok yang sederhana saja
Tapi kini setelah mengenalnya, aku tak bisa lagi jika tak memimpikan sosok yang sempurna itu
Aku telah jatuh terpaut, bahkan sudah terikat untuk ingin memiliki
Hati, cepatlah sadar diri sebelum perasaan ini makin menjadi-jadi
Lupakah kau bahwa piring loyang tak pantas berbaur dengan piring emas
Sejarah juga tak pernah mencatat gorengan berteman dengan pizza
Tak hanya astronot, semua orang tahu kalau bumi dan langit jaraknya tidak dekat
Penjual perhiasan tak pernah memamerkan perak dan berlian dalam satu etalase
Begitulah aku membandingkan diriku dan dirimu
Jika aku tetap menerawang ke langit, leherku akan sakit
Mungkin juga butiran debu tak sengaja mengusik mataku
Matahari pun takkan rela melepas anggotanya hanya untuk makhluk rendahan ini
Ya, sampai akhir statusku hanyalah seorang penggemar dan kaulah idolanya
Mari saling bertatap, tidak
Aku akan menatapmu di layar kaca saja, kau tau usah hiraukan aku

Antologi PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang